Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Satu WNI pemberontak Marawi akan diadili di Filipina

Para prajurit berjaga di depan sebuah bangunan rusak setelah pasukan pemerintah mengamankan daerah tersebut dari kelompok militan pro-Islamic State di dalam daerah hancur akibat perang di kota Bangolo, Marawi, selatan Filipina, Senin (23/10/2017).
Aparat keamanan Filipina menangkap seorang pria berpaspor Indonesia di wilayah konflik Marawi saat mencoba melarikan diri, Rabu (1/11/2017).

Wakil Komandan Satuan Keamanan Filipina, Kolonel Romeo Brawner, dalam Reuters menyebut pria itu diidentifikasi bernama Muhammad Ilham Syaputra, berusia sekitar 22 hingga 23 tahun, asal Medan, Sumatra Utara.

Penangkapan terjadi satu hari setelah militer Filipina menyisir habis anggota militan yang berbaiat kepada ISIS, dan sembilan hari setelah pengumuman berakhirnya pertempuran di Marawi, Filipina.

CNN Filipina menyebut Ilham merupakan salah satu dalang di balik serangan bom Thamrin yang menewaskan 15 orang pada Januari 2016.

Kepala Kepolisian Lanao del Sur, Joel Guyguyon, menjelaskan Ilham ditangkap dalam kondisi terluka karena dua peluru di tubuhnya, sehingga membutuhkan perawatan medis sebelum akhirnya dilakukan pemeriksaan resmi di pengadilan setempat.

Polisi juga menyita sejumlah uang Rupiah, telepon genggam, bahan peledak, dan sebuah paspor Indonesia.

Guyguyon mengatakan Ilham akan dikenai dakwaan terorisme dan pemberontakan berdasarkan hukum yang berlaku di Filipina.

Ilham tiba di Manila sekitar November 2016 atas undangan dari Isnilon Hapilon, pemimpin Abu Sayyaf yang disebut-sebut sebagai emir ISIS di Asia Tenggara.

Hapilon dilaporkan tewas dalam pertempuran sengit di Marawi pada pertengahan Oktober 2017 bersama dengan pentolan militan lainnya, Omarkhayam Maute.

Sampai sejauh ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku belum mendapatkan informasi dari kantor perwakilan Indonesia di Filipina terkait penangkapan Ilham.

"Kalau benar ada WNI yang ditangkap, seharusnya ada notifikasi kekonsuleran kepada KBRI," sebut Direktur Perlindungan Warga Negara, dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, dalam Sindonews.com, Rabu (1/11/2017).

Tirto.id pernah mengulas dua jalur yang biasa digunakan WNI untuk masuk ke Marawi. Pertama dan yang paling favorit adalah melalui Kalimantan.

Perbatasan Kalimantan dan Malaysia diketahui jadi salah satu titik kumpul sebelum ke Marawi. Sistem ini dibangun oleh Dr. Mahmud Ahmad, warga Malaysia yang jadi sosok penting ISIS di Marawi dan jadi tangan kanan Hapilon.

Dari Kalimantan, para militan akan menuju Sandakan, Malaysia. Titik itu kemudian menjadi lokasi keberangkatan dengan menggunakan kapal feri yang kemudian akan transit di Pulau Basilan, Filipina, sebelum akhirnya tiba di Marawi.

Jalur kedua adalah melalui Sulawesi. Mindanao kerap menjadi tempat pelarian teroris asal Indonesia. Di sisi lain, Ambon dan Poso sering dijadikan pasar menguntungkan untuk menjual senjata ilegal dari pemberontak Mindanao. Keduanya kerap bertemu melalui Laut Sulawesi.

Juni 2017, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut 38 WNI diduga terlibat dalam aksi serangan pemberontak Maute di Marawi, Filipina. Saat itu, empat orang di antaranya dinyatakan tewas dalam pertempuran, enam orang di antaranya dipulangkan otoritas Filipina dan enam lainnya dideportasi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...li-di-filipina

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Memblokir nomor prabayar bandel secara bertahap

- Kisah nomor prabayar dan pascabayar

- Generasi muda, ancaman atau bonus demografi

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan