- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika Janji Membuai Manusia Sampai Lupa Diri!!!


TS
skydavee
Ketika Janji Membuai Manusia Sampai Lupa Diri!!!

Spoiler for janji adalah janji...:

Pagi tadi cuaca sedikit panas berbalut awan yang juga sedikit gelap. Saya teringat perkataan kawan tempo hari, yang berjanji akan membayar hutangnya hari ini, tepat pada tanggal 28 Oktober 2017, pukul 10.00 WIB tet! Alasannya, takut ditagih malaikat di alam barzah.
Saya coba WA, kok gak deliveredyach? Ah, mungkin hape nya lagi off karena kehabisan batrei. Saya masih berpikiran positif. Atau biasanya kehabisan quota gegara berburu link-nya Hanna Anisa, tapi apes kena internet postif terus.
Padahal, kalau saja dia cerdik, bisa pake aplikasi tertentu, koneksi bakalan lanjar jaya sentosa sepanjang masa. Tapi gak usah diajarilah, nanti bisa-bisa sebulan ngabisin sabun berbatang-batang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 menit. Masih juga belum ada kabar. Karena isi dompet saya juga tinggal tiga lembaran gambar pahlawan yang lagi bawa golok, mau tidak mau, uang itu harus kembali ke tangan ini. Begitulah tekad dan niat saya bulat, seperti tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan....
Saya coba tilpun, eh nyambung. Si dia yang demi privasi tak saya sebutkan namanya, bukan ngebahas kapan utang dikembalikan, malah ngomel-ngomel kayak orang kesurupan. Ya saya heran.
Demi menjaga marwah sekaligus pulsa yang sudah diambang bahaya, tilpun saya tutup.
Tentu saja, masih terngiang dibenak saat dia datang dengan muka memelas seperti rupa patung macan cisewu yang lugu sebelum dipermak oleh yang baru. Kok sekarang berubah lebih ganas dari saya yang sejatinya pemilik doku?
Kawan, apa yang kamu lakukan itu jahat!!!
Tak mau ambil pusing, saya putuskan untuk sarapan karena dari pagi perut keroncongan. Meski uang tinggal tiga ribuan, tapi untuk urusan makan, saya pantang berhalangan. Saya sudah siapkan jadwal makanan bervariasi dalam seminggu.
Senin, biasanya saya makan soto, besoknya dilanjut rendang. Selanjutnya lagi menu cakalang, lalu kaldu ayam, terus iga sapi, lalu coto makassar, empal gentong dan lain sebagainya. Yang semuanya saya siapkan praktis dalam bentuk mie instan.
Selesai sarapan, saya agak bingung mikirin teman saya. Bukankah beliau tidak termasuk pejabat? Bukan pula anggota partai? Mengapa janji dia tidak ditepati sesuai dengan yang pernah disepakati? Ah, sindrom kampanye sepertinya sedang menguasai dirinya.
Ya itulah manusia dengan segala janjinya. Sama seperti janji-janji para pejabat yang sudah mendapatkan kursi empuk bernama kekuasaan.
Padahal, demi dapat melanggeng ke sana, tak jarang itu adalah buah kristalisasi keringat para rakyat yang mencoblos dirinya demi berharap suara compreng manusia jelata itu terwakili.
Namun apa daya, janji-janji sering kali membuai para rakyat papan bawah sampai lupa diri. Tak banyak sebenarnya yang diminta. Hanya berharap janji yang manis semanis es tebu itu bisa menjadi nyata dan tak hanya sebatas dalam retorika.
Sebentar lagi musim kampanye besar-besaran. Pendukung para calon kepala daerah hingga presiden, pasti akan menggempur rakyat dengan janji-janji indah yang kadang tak bertepi.
Saya selalu mengamati jargon-jargon yang acapkali digunakan demi mendulang simpati. Atau janji indah demi meraup suara. Meski kadang nalar dibuat jumpalitan seperti sedang naik roller coaster, namun kemasan apik yang dibungkus dalam janji kampanye sungguh mengundang selera. Sama seperti aroma mie instan. Begitu menggoda, meski taruhannya nyawa.
Apakah hal ini lantas membuat saya memilih golput? Oh tentu tidak. Saya tetap menyuarakan suara politik saya, sesuai amanah nurani didalam diri, dan sesuai track record yang akan saya pilih.
Berharap boleh, tapi lakukan dengan sewajarnya. Jangan sampai kalian kecewa, seperti kecewanya saya karena di pe ha pe.
Dan sampai sekarang, belum ada kabar kapan dia mau bayar hutang.
Kawan, kamu sungguh bedebah!!!
©Skydavee...

Sumber gambar : google
Diubah oleh skydavee 02-11-2017 00:05
0
17.1K
Kutip
109
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan