Bicara soal Jamu, jadi keinget masa kecil. Dulu jaman TS masih kecil, Jamu masih banyak dipakai salah satunya misalnya Jamu Brotowali, jamu yang sangat pahit ini banyak dipakai untuk menambah nafsu makan anak. Sejak dahulu memang jamu terkenal rasanya yang pahit. Namun sebenarnya banyak juga jamu yang rasanya enak dan menyegarkan, apalagi saat ini sudah banyak industri jamu yang melakukan inovasi terhadap produk jamu sehingga rasanya dapat diterima masyrakat umum.

Nah, untuk Jamu ini umumnya merupakan produk yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang kita. Sehingga khasiatnya dibuktikan berdasarkan pengalaman penggunaanya dari dahulu. Sehingga pembuktianya masih berdasarkan data empiris, maksudnya belum dibuktikan secara ilmiah lewat uji di laboratorium. Walaupun demikian, meskipun belum diuji, banyak jamu warisan nenek moyang kita yang memang terbukti berkhasiat sebagai obat. Keunggulan lain dari jamu adalah efek samping yang minim dibandingkan obat konvensional. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengkonsumsi jamu, karena selain dapat menjaga kesehatan, kita juga ikut serta melestarikan warisan nenek moyang kita,
Untuk produk yang telah terdaftar di Badan POM, jamu memiliki logo khusus seperti berikut.

Kelompok yang kedua adalah Obat Herbal Terstandar (OHT), yaitu produk obat bahan alam indonesia yang sudah dibuktikan secara ilmiah melalui uji pra klinik. Uji pra klinik merupakan uji untuk mengetahui khasiat suatu produk dengan menggunakan hewan uji.

Jadi secara gampangnya, OHT merupakan produk Jamu yang sudah diuji cobakan secara ilmiah pada hewan. Misalnya saja ada Jamu yang sudah dikenal secara turun-temurun dapat meningkatkan nafsu makan, kemudian dilakukan uji coba pada hewan, untuk membuktikan apakah benar jamu tersebut berkhasiat meningkatkan nafsu makan. Jika terbukti, maka Jamu tersebut dapat dikelompokkan menjadi OHT. Untuk logo penandaanya juga beda dengan Jamu, seperti berikut.

Yang terakhir adalah Fitofarmaka. Mirip dengan OHT hanya saja selain diuji coba pada hewan, juga dilakukan uji coba pada manusia (uji klinik). Sehingga bukti ilmiahnya lebih mantap lagi. Jadi tahapannya setelah Jamu berhasil diuji coba pada hewan, selanjutnya diuji coba kembali pada manusia. Dan jika berhasil maka dapat dikelompokan sebagai Fitofarmaka. Logo untuk penandaan juga berbeda seperti berikut.