- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Langkah Rekonsiliasi Arus Bawah Golkar Jawa Barat


TS
elangjawa021
Langkah Rekonsiliasi Arus Bawah Golkar Jawa Barat

Mengenai pencalonan Ridwan Kamil walau masih bersifat lisan, rekomendasi yang diberikan oleh DPP Partai Golkar kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Anggota DPR RI Daniel Muttaqien untuk maju dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada Juni 2018 mendatang menuai sedikit pro dan kontra pada arus bawah Partai Golkar.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pengurus Golkar Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Yayan Heryana. Diungkapkannya, langkah DPP Partai Golkar yang diumumkan melalui media oleh Sekretaris Jenderal Idrus Marham tersebut tidak sesuai dengan aspirasi kader yang sudah tertuang dalam Keputusan Rapat Pimpinan Daerah DPD Partai Golkar Jawa Barat pada Rabu (26/4/2017) di Hotel Resinda, Karawang.
Dalam Rapat tersebut diperoleh keputusan bahwa seluruh kader mendorong Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat untuk disetujui oleh DPP Golkar.
“Saat itu kami diundang untuk mengawal aspirasi kami dalam Rapimda yang sebelumnya disampaikan kepada DPD Kabupaten/Kota. Alhamdulillah sesuai aspirasi kami yaitu Kang Dedi Mulyadi menjadi satu-satunya yang diusulkan untuk mendapatkan rekomendasi DPP Golkar. Tapi kenapa tidak ada nama Kang Dedi dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Pak Idrus Marham,” jelasnya dalam siaran tertulis pada Rabu (31/10).
Kesolidan kader grass root Partai Golkar ini bukan tanpa sebab.
Selama ini, lanjut Yayan, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi berhasil membangun spirit kader untuk membangun konsolidasi internal dan eksternal partai. Secara pribadi, Dedi pun mencontohkan dalam berbagai kegiatan safari budaya yang sering ia gelar.
Hal ini lah yang menjadikan para kader Golkar di pelosok desa tergerak untuk melakukan hal yang sama meski dengan berbagai sumber daya yang terbatas. “Kami menyambangi rumah ke rumah, satu per satu persoalan warga kami selesaikan, baik tenaga dan materi itu modal kami kader di bawah. Itu kami lakukan karena malu kepada Kang Dedi yang bergerak tidak pernah lelah melihat warga jadi kami melakukan hal yang sama. Ini DPP Golkar menutup mata terhadap kinerja kami bersama Kang Dedi,” katanya menambahkan.
Untuk diketahui, berdasarkan survei CSIS, sebelum Dedi Mulyadi memimpin Partai Golkar Jawa Barat, elektabilitas partai ini berada di angka 8,6 persen.
Angka ini berubah segera saat Dedi memimpin menjadi 13,7 persen pada Tahun 2016 dan kini atau Tahun 2017 berada di angka 18,9 persen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan elektabilitas Partai Golkar di tingkat nasional yang terus mengalami penurunan.
Hal yang sama diungkapkan oleh Dadang Mulyawan, Ketua Pengurus Golkar Kecamatan Palasah, Majalengka. Ia menyayangkan sikap DPP Partai Golkar yang tidak mempertimbangkan suara kader. Padahal, menurut dia, Partai Golkar dibesarkan oleh ‘saham’ kader.
Mengenai hal ini tampaknya DPP Golkar membutuhkan formulasi dalam meramu bagaimana kebijakan yang telah dikeluarkan dapat diterima oleh semua pihak tak terkecuali juga kader Golkar arus bawah. Mengenai bagaimana posisi Dedi Mulyadi yang hingga hari ini masih menjabat sebagai Ketua DPD 1 Golkar Jawa Barat, tentunya DPP Golkar juga akan memberikan pertimbangan khusus.
Alangkah lebih baiknya jika DPP Golkar juga tak membuang begitu saja Dedi Mulyadi, karena bagaimanapun juga, Dedi Mulyadi merupakan kader Golkar dan telah berjasa meningkatkan elektabilitas Golkar Jawa Barat. Malah, jika dapat melihat kesempatan, jika DPP Golkar dapat meyakinkan Dedi Mulyadi untuk memimpin Golkar Jawa Barat memenangkan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien, tentunya koalisi yang dimotori Golkar dapat memimpin dan mungkin akan menyapu bersih suara rakyat Jabar untuk mendukung Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien.
Sumber: Rekonsiliasi Golkar
Langkah ini harus segera diselesaikan Golkar Jabar nih.



0
712
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan