Ketika Keranda Mayat Memanggil (Based On True Story)

Ane tinggal disebuah kampung yang tenteram dan damai, suasana alami khas pedesaan begitu kental, mulai dari hamparan sawahnya, ladang sampai sungai masih terjaga dengan baik, Terdengar kicauan burung-burung bersahutan, ikan ikan kecil yang menari nari disela rimbunnya tanaman padi hingga daun daun yang terbawa arus menambah aroma klasik kampung halaman ane. *indah

Namun sekarang 4 tahun sudah, sepulang ane merantau dari kota ane lihat wajah alami kampung ini mulai pudar, pembangunan dimana mana, mulai dari pabrik sampai rumah susun pun dibangun dan ane pikir ini akan buruk, tapi apa daya tanah itu bukan milik ane, bisa apa?.

Diantara deretan bangunan kampung, ada yang menarik penglihatan ane, tempat ane belajar ilmu agama, bangunan sederhana namun banyak kisah didalamnya, ane lihat dari jauh ane tertegun kangen suasana ngaji bareng teman-teman disana. Hingga akhirnya ane berpikir kenapa ane gak kesana saja menemui guru-guru dan kawan yg masih mondok disana.

Tak habis pikir ane langsung kontak kawan kampung, ingin mengadakan nostalgia ria. Kandas ! ane kontak semuanya namun cuma si Momon yg bersedia, sebagian besar tak bersedia sebab punya kesibukan masing masing, membuat terasa kontras perbedaan kehidupan dikampung yang dulu dan sekarang.

Setelah Ashar ane tidur, adalah ibu ane yang membangunkan ane, memberitahu bahwa ada si momon diluar, tanpa basa basi ane langsung loncat dari kasur lalu ane basuh muka. Kutemui dia dan kita saling bercerita intinya kita sepakat malam ini kita temui teman lama di pondok itu dan ikut ngaji bersama. hingga akhirnya dia pamit pulang karena hari sudah mendekati maghrib.

Singkat cerita malam itu sehabis pengajian kita saling bercerita dengan kawan lama yang masih mondok, tepatnya di asrama kawan ane, diruangan paling ujung dekat dengan ruangan gelap. Sekitar 5 orang kita bercerita, sebut saja ada Faiz, Imran, Azis, Ane dan Momon.

Lagi asyik bercerita, kita dikejutkan dengan suara keras "ge ru dug !!.... ge ru dug !!.... ge ru dug !! .... ge dumm rangg !!! trankkk" dari ruangan gelap terdengar begitu nyaring hingga akhirnya kita saling tatap mata, "Apa tuh?" tanya si Momon.

Suara terdengar dari ruangan sebelah lalu kita cek ruangan itu, lampu pun dinyalakan kulihat sana sini barangkali ada Kucing, Tikus atau Orang, kita tidak melihat siapapun diruangan itu, ruangannya sangat tertutup dan tidak ada yang mencurigakan sama sekali.

Kita lihat diruangan itu cuma lemari, buku buku bekas dan disana ada keranda mayat serta tempat pemandian jenazah yang berantakan (Tempat pemandian rakitan dari besi)
(Ane tak tahu keranda dan pemandian jenazah itu terbuat dari apa tapi keras dan berat seperti besi)

Ane langsung berpikir siapa yang menggerakin ini semua suaranya memang seperti besi yang jatuh ke lantai, kawan pondok ane Fais bilang ini pasti dari keranda itu "maksudnya keranda yang bergerak sendiri?" jawab dia "Ya.. bisa jadi, coba kamu bayangkan... suaranya lumayan lama dilanjutkan dengan terjatuhnya tempat pemandian jenazah ini". begitulah analisisnya, "Keranda dan tempat pemandian itu awalnya disusun rapi tapi kenapa jadi berantakan seperti ini?" tambahnya.
Saking kerasnya teman teman yang lain pun berdatangan, mungkin mereka penasaran juga.



Itulah pertanyaan pertanyaan yang ada dibenak kita, dan penasaran itu berlanjut ketika kita mau ikut pengajian malam. Kita mengajukan pertanyaan pada guru kami, "Pak tadi keranda mayat itu bergerak sendiri itu kenapa?".
Guru saya bilang gini : " Benarkah?" lalu dia menggerakan jari jarinya seperti berhitung. "Tuh di timur ada 2 orang yang sakit dan diutara sana ada orang yang lagi sakit juga" Lanjutnya.
"Terus apa hubungannya?" sahut ane, dia pun meneruskan jawabannya dengan rinci dan kita menjadi mengerti.

Singkat cerita, saya pun pulang dan menceritakannya pada ibu, habis itu saya lanjut tidur. Tiba - tiba terdengar bunyi "Tok Tok Tok ! ... Tok Tok Tok ! ... Tok .. Tok ... Tok !

Nak ayo banguun sudah subuh nih". iya mak ! sahut ane.
Sehabis dari kamar mandi ane mendengar informasi dari ibu, "nak, Kakek Karyo meninggal tadi pagi sekitar jam 2" dan ku jawab dg kalimat istirja'.

Sudah kuduga, apa yang saya alami tadi malam terjawab pagi ini.. Kok bisa ya? apa memang kebetulan?.
Konon katanya, keranda itu suka bergerak sendiri sesaat ketika akan ada orang yang meninggal. sebagaimana orang tua jaman dulu sebutkan.



Berikut adalah mitos mitos yang bertebaran seputar keranda mayat yang ada di indonesia :
1. Bunyi Berisik Keranda, Tanda Kematian Datang
2. Mitos Mimpi Tentang Keranda Pertanda Hal Buruk
3. Keranda Terbang dan Mengeluarkan Bebauan Harum Pertanda Kematian
4. Mencoba Tidur di Atas Keranda Akan Mendapati Pertanda Buruk
5. Apalagi ya?

Dikutip dari Boombastis.com Meskipun mitos-mitos soal keranda ini begitu kuat, namun pada akhirnya keputusan untuk mempercayainya kembali ke masing-masing orang. Tapi, terlepas dari apakah kita percaya atau tidak, ada baiknya kita memandang lain benda ini. Maksudnya dengan menganggap benda ini tak hanya sebagai seonggok barang mati, melainkan pengingat kita akan kematian. Dengan begitu, mungkin kita akan selalu bisa tersadarkan.

Saya memang mengalami ini sendiri dan menyaksikannya tapi ane ingat ayat ini :



Kita ambil hikmahnya aja semoga dengan kisah tadi kita lebih ingat lagi pada kematian dan membuat kita lebih termotivasi untuk bisa bermanfaat buat diri kita sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan negara sebelum keranda mayat memanggil kita. HehS E N S O R

Kisah ini dibuat sedramatis mungkin, nama tokoh dan nama tempat semuanya samaran dg alasan privasi kejadian inti itu memang benar benar terjadi (True Story) dan ane bisa pertanggung jawabkan.

Thanks


Baihaqixix