- Beranda
- Komunitas
- KASKUS Kreator Lounge
[kismis] Kami Dan Ketiga Rumah Kontrakan Kami


TS
User telah dihapus
[kismis] Kami Dan Ketiga Rumah Kontrakan Kami
Quote:
Kisah dan kejadian ini terjadi dari tahun 2013 sampai 2017 kemarin di rumah kontrakan yang pernah saya dan keluarga tempati. FYI saya dan keluarga berisi mamah saya dan adik saya hidup dengan ngontrak dari satu rumah ke rumah lain, alasannya karena rumah yang kami miliki dulu di jual oleh bapak saya dan adik saya untuk judi dan perbuatan tidak terpuji lainnya.
Sekitar tahun 2013 an kami kehilangan rumah karena di jual bapak untuk membayar bekas kalah dia main judi. Bapak saya yang sempat kabur meninggalkan istri dan 2 orang anak yang pada saat itu adik saya masih SMP dan saya alhamdulillah sudah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di bandung. Di awal tahun 2013 sampai sekarang kami sekeluarga sudah 3 kali pindah rumah. Dan dari ketiga rumah ini banyak terdapat kisah mistis didalamnya. Mulai dari rumah kontrakan kami yang pertama pada tahun 2013 sampai 2015 sebut saja di daerah carik bandung. Dan rumah kedua di daerah babakan bandung sekitar tahun 2015 sampai 2016 akhir dan sekarang di daerah paseh bandung dari 2017 awal sampai sekarang... Semuanya memiliki kisah tersendiri ...
Quote:
Saya akan menceritakan semua kejadian horor yang terjadi di rumah kontrakan saya satu persatu, mulai dari rumah kontakan pertama di carik sampai rumah kontrakan terakhir di paseh.. Saya pake hape ketiknya jadi maaf tidak terlalu rapih

Untuk media pendukung seperti gambar, video dan suara saya akan usahan menghadirkannya di cerita ini, karena tidak gampang meminta gambar rumah orang yang sudah di tempati oleh orang lain..
Quote:
1. Rumah Carik (2013-2015)
Tahun 2013an akhirnya rumah kami yang dulunya adalah tempat lahir saya dengan berisi 3 kamar. 2 si atas dan 1 dibawah itu harus di jual dengan alasan bapak saya yang super bodoh itu kalah judi. Iyah judi yang menurut saya sangat tidak penting. Yaitu judi tentang nebak siapa kepala desa yang akan terpilih nantinya di desa kami. Ibu saya yang alhamdulilah semoga sehat selalu dan rejekinya berlimpah sampai sekarang alhamduilah adalah srorang guru PNS. Beliau sangat tekun dan sayang keluarga, berbeda dengan bapak saya yang sangat tidak manusiawi. Meninggalkan anak dan istri serta menjual rumah tempat kami bernaung dan berlindung dari hujan dan panas.
Sebelum rumah terjual saya dan ibu saya mencari kontrakan rumah yang tidak harus bagus asalkan murah dan bisa dikontrak selama lebih dari satu tahun, dan alhamdulilah saya menemukan satu rumah yang sebelumnya di rekomendasikan oleh pemilik dari rumah ini yang bernama sebut saja teh eulis, alasan dia mengontrakan rumahnya karena dia butuh uang untuk merantau ke jakarta dan siap dikontrak rumahnya 2 tahun dengan harga 5 juta pada saat itu.
"mah lumayan 5 juta bisa 2 tahun, alhamdulilah mah"
"iyah alhamdulillah bi"
Karena kemurahan dari harga kontrak rumah tersebut, saya dan mamah saya senang banget waktu itu dan tanpa pikir panjang kami setelah akad bayar kontrak, kami langsung pulang ke rumah kami yang akan di jual sama bapak kami itu untuk bersiap siap pindahan, tapi sebelum pindahan besoknya kami coba cat rumah kontrakan baru kami itu.. Nah disini kejadian menyeramkan pertama dari rumah ini mulai saya alami.....
Quote:
2 hari sebelum saya pindahan, ibu saya suruh saya cat rumah kontrakan baru tersebut, karena adik saya yang masih SMP belum bisa bantu alasannya dia masih sekolah saat itu, dan saya lah yang cat rumah kontrakan di daerah carik tersebut dan syukurnya ada temen saya imam namanya, dia bantu saya mengecat rumah kontak baru tersebut.
"mam bantu yah, nuhun pisan bray" melas saya waktu itu
"santai wae bi, kaya ke siapa aja kamu teh"
Kita berangkat dari rumah jam 8 pagi, dan sebelum ke kontrakan kami beli minyak cat dan sapu rumah biasa dulu waktu itu karena lupa belum beli.
Sampai di depan rumah, temen saya ini kaya yang ngerasa udah enggak betah aja liatnya.
"bi ini rumahnya? Geueuman pisan (serem banget) "
Saya ketawa saja waktu itu denger dia.
"udah lah woles aja, gak ada jinnya"
Kami pulang kerja mengecat rumah mulai dari jam 9 lebih sampai jam 11 lebih waktu itu. Saya kebagian kamar, dan teman saya si imam itu kebagian dapur yang si dapurnya ini langsung mengarah ke kamar mandi. Nah kamar mandinya ini enggak ada pintunya, karena di copot dulu sama kita dengan tujuan memudahkan kita dalam mengecat dan menambal tembok yang mulai bolong karena paku yang menempel.
Kebiasaan saya kalau dari kamar mandi, gayung bekas pakai ini saya simpan di bak mandi, enggak saya masukin ke bak yang penuh air.
*druak (suara gayung jatuh ke lantai kamar mandi)
"anjir, naon eta? (apa itu)
Imam kaget karena sedang asik asiknya dia nge cat sama nambal di ganggu dengan suara jatuhnya gayung.
Imam masuk kamar mandi dan benerin gayung yang jatuh tersebut tanpa curiga, dia mulai asik lagi cat dapur dan menambal lubang lubang bekas cabutan paku yang nempel.
*druak (bunyi gayung jatuh lagi)
Saya masih ingat waktu itu, imam teriak ke saya suruh ke dapur dan benerin gayung yang jatuh tersebut, saya benerin gayung tersebut dan imam pada saat itu kita di dapur berdua, dia mulai cerita kalau itu gayung jatuh sendiri.
"asli bi, itu gayung jatuh sendiri, suer teu bohong"
"ah maneh mah banyak nonton masih dunia lain"
"astagfirullah, sumpah jatuh sendiri"
"angin mungkin mam, husnudzon lah, mana ada jin siang hari gini, apalagi ini mah rumah ga ada jinnya"
*druak (bunyi gayung jayuh lagi)
Dengan mata kepala saya sendiri waktu itu dan juga mata kepala si imam juga

Karena takut, kita lari dari dapur keluar rumah, sebelum keluar rumah, kita lewat dulu ruang tamu, di ruang tamu itu ada seperti gantungan lampu yang terbuat dari kaca. Gantungan lampu itu tiba-tiba jatuh di depan kita yang saat itu sedang lari karena takut...
Kita kaget dengan jatuhnya gantungan lampu itu, karena hampir saja kalau saya atau imam lari lebih cepat, enggak menutup kemungkinan itu lampu jatuh tepat di atas kepala kita.
"kampret bi, rumah ini ada hantunya"
"heeh mam, ah masa sih, kata teh eulisnya yang punya ini rumah katanya ga ada penunggunya"
" yah masa bandar mau rugi, yah enggak lah"
"anjir pantesan murah, cuman 5 juta 2 tahun"
"HAH 5 juta 2 tahun ? Murah pisan. Pantesan murah"
"kunaon jang? "
celetuk seorang kakek di belakang kami dan sontak berhasil membuat kami loncat karena kaget.
"astagfirullah bapak, kaget saya"
"kenapa jang? Ada apa? "
"enggak pak, ini kita baru mau pindah 2 hari lagi ke rumah ini, kami disuruh ibu dewi yang mau ngontrak di rumah ini untuk cat rumahnya dulu sebelum di tempatin"
"oh kitu, si sobar ngaganggunya? (si sobar mengganggu yah?)
Kita kaget dengan nama sobar, imam mulai merinding karena takut, sama kaya saya yang mulai merinding tapi saya tahan. Saya pun mulai menanyakan siapa sobar ini.
"pak punten, sobar itu siapa yah? "
Si bapak aki aki itu malah tertawa terus dia mendekati saya yang membuat saya semakin takut. Dihati saya mikir mungkin si sobar itu kakek ini..
"jang, kalau kamu nanti udah nempatin rumah ini terus ada orang yang masuk tiba-tiba tanpa assalamualaikum, tanpa salam, tanpa punten, tanpa izin. Terus berisik. Kamu keganggu enggak? "
Saya yang saat itu baru sadar maksudnya, mulai menundukan wajah karena malu, iyah bener juga di hati saya waktu itu..
Si kakek atau bapak2 itu mulai jalan ke arah rumah terus bisik-bisik yang membuat saya dan imam mulai merinding. Kemudian si kakek itu balik badan dan tersenyum.
"sudah saya minta izin, hayu saya temenin kalian ngecat dan beres2 rumah ini"
Dengan ragu kami pun masuk rumah itu dan membersihkan sisa pecahan gantungan lampu dan mengecat ulang kembali seluruh rumah sampai selesai.
Kami selesai sampai jam 6 sore pas maghrib, si kakek itu dia cuman diem dan ngobrol dengan seseorang yang enggak tau, enggak bisa kita lihat.. Sesekali ketika dia duduk itu tertawa.
Sering imam menghampiri saya dan berbisik kalau dia agak ngeri liat kakek itu.
Sesudah kami mengcat rumah, kami pun pamit ke kakek itu.. Kakek itu bilang, kalau mau nempatin rumah baru, apalagi rumah yang kosong (saya diberi tau kalau rumah ini kosong udah lama waktu itu, teh eulis yang punya rumahnya ga bilang kosong lama) harus ada acara syukuran atau pengajian, agar makhluk2 yang dulu pertama kali nempatin ini rumah bisa kenal.. Waktu itu saya iyahkan saja karena ngeri ngobrol dengan kakek itu dan udah mau malam juga..
Saya pamit dan setelah sampai rumah saya tidak bilang ke ibu saya kalau sebelum nempatin rumah, harus ada syukuran atau pengajian karena saya pas pulang langsung tidur kemudian lupa dan Itulah awal dari kesalahan saya, dan awal dari kengerian rumah kontrakan pertama saya ini...
Quote:
Cukup sampai disini dulu cerita saya, ini baru awal atau gerbang pembuka, rencana akan saya ceritakan semua cerita mistis kami di ketiga rumah kontrakan yang pernah kami tinggali. Karena ternyata membuat cerita di kaskus dengan hp itu membuat sakit jempol, maka akan saya ganti dengan pakai laptop nanti.

0
856
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan