Ilustrasi model yang tengah berjalan di panggung titian.
Industri mode tak melulu berisikan gemerlap payet busana perancang ternama. Cerita kelam pun kerap dialami oleh para pelaku di belakangnya.

Misalnya seperti yang baru-baru ini dikabarkan menimpa model remaja asal Rusia, Vlada Dzyuba. Diberitakan oleh Siberian Times (27/10/2017), Dzyuba meninggal akibat kelelahan saat menjalani tuntutannya sebagai model profesional.

Bahkan The Sun mengabarkan ia hanya mendapat bayaran bersih 6,30 poundsterling (Rp112 ribu) per hari setelah dipotong untuk biaya hotel, makan dan beberapa kebutuhan lainnya.

Kejadian ini berawal dari kepergian Dzyuba ke Tiongkok untuk melakoni pekerjaannya. Ia kemudian menetap di Shanghai guna menyelesaikan kontrak selama tiga bulan untuk sejumlah pemotretan dan peragaan busana di Shanghai Fashion Week.
A post shared by RUMOR BUS (@rumorbus) on Oct 27, 2017 at 10:33pm PDT

Siberian Times memaparkan, remaja berusia 14 tahun itu pun bekerja tak kenal waktu. Ia bahkan dikabarkan pernah harus bekerja selama 13 jam penuh selama pekan mode yang diselenggarakan di kota tersebut.

Sang ibu--Oksana--pun membenarkan hal tersebut. Ia mengaku putrinya mengadu padanya bahwa ia merasa sangat kelelahan dan membutuhkan waktu untuk beristirahat.

"Ia menelepon saya, mengatakan, 'Mama, saya sangat lelah, saya sangat ingin tidur.'," jelasnya seperti yang dikutip Daily Mail.

"Saya pun tak bisa tidur dan terus mengecek keadaannya secara berkala lewat telepon, memohonnya untuk segera pergi ke rumah sakit," lanjutnya.

Saran Oksana ditolak putrinya dengan alasan penuhnya jadwal pekerjaan dan tidak adanya asuransi medis dari agen model.

Selagi menunggu peragaan selanjutnya, suhu tubuh Dzyuba terus naik. Alih-alih mengundurkan diri dan beristirahat ia tetap melanjutkan pekerjaannya dan berjalan membawakan koleksi beberapa rumah mode setempat.

Tak berapa lama setelahnya, Dzyuba pun dilaporkan terjatuh dan tak sadarkan diri seketika. Mobil ambulans pun segera dipanggil untuk membawanya ke Ruijin Hospital.

Mendengar kabar tersebut sang ibu kemudian bergegas ke kedutaan dan membuat visa agar dapat segera menemani putrinya. Sayangnya, visa didapatnya lewat dari waktu yang diharapkan.

Sementara itu nyawa Vlada Dzyuba pun tak dapat tertolong, ia tak sadarkan diri selama dua hari sebelum akhirnya meninggal pada Jumat (27/10).

Menurut Global Times, tim medis memvonis Dzyuba menderita septicopyemia atau keracunan pada darah. Ia juga dinyatakan mengalami beberapa kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal.

Tragedi ini kemudian menjadi perhatian dunia. Apalagi mengingat bagaimana banyak model-model berusia sangat muda yang nyaris putus asa menggantungkan mimpi untuk jadi model terkenal sehingga rela dieksploitasi.

Kepala agen model Rusia Smirnoff Models yang mengajak merekrut Dzyuba, Elvira Zaitseva menyesalkan bahwa dirinya tak mengecek secara langsung mengenai kontrak dan asuransi kesehatan untuk Dzyuba di Shanghai.

Sedangkan sang manager di agen model Dzyuba di Rusia, Dmitry Smirnov hingga artikel ini ditayangkan belum memberikan komentar tentang kematiannya.
Bantahan ESSE Model
Zheng Yi, pendiri ESSE Model, agen model di Shanghai yang mengontrak Dzyuba, kepada South China Morning Post (29/10), menyatakan, tuduhan bahwa mereka telah "memperbudak" sang model sama sekali tidak berdasar.

Ia juga membantah telah memaksa Dzyuba untuk bekerja dengan durasi waktu yang panjang selama mengontraknya.

"Saya pikir tuduhan bahwa kami telah mempekerjakan Vlada sampai mati, tidak beralasan. Tak ada apa yang disebut kontrak perbudakan," kata Zheng. "...kontrak yang ditandatangi olehnya (Vlada Dzyuba) merupakan kontrak legal dan standar."

Zheng juga membantah kabar bahwa Dzyuba pernah bekerja selama 13 jam dalam sehari. Menurutnya, selama berada dua bulan di Tiongkok, sang model telah menjalani 16 tugas dengan waktu kerja rata-rata empat hingga delapan jam per hari, sama seperti model lainnya.

Undang-undang Pekerja Tiongkok, menurut Global Times, menyatakan seorang pekerja hanya boleh bekerja maksimal delapan jam sehari dan 44 jam per minggu.

Zheng juga membeberkan kronologi peristiwa versi dirinya, berbeda dengan versi yang beredar di media-media. Ia membantah kematian Dzyuba terkait dengan pekerjaan di Shanghai Fashion Week karena acara itu telah berakhir pada 18 Oktober.

Dzyuba, menurut Zheng, sedang menjalani pemotretan di Yiwu, Provinsi Zhejiang, yang berjarak 300 km arah selatan Shanghai pada Senin, 23 Oktober. Pada Selasa sore, ia merasa sakit dan mual-mual sehingga pekerjaan dibatalkan. Mereka memutuskan untuk segera memulangkan Dzyuba ke Shanghai.

Ia lalu dibawa ke asrama, namun kondisinya memburuk sehingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Ruijin pada Rabu sekitar pukul 18:00. Namun kondisinya memburuk dan Zheng mengabarkan hal itu pada Konsulat Rusia di Shanghai.

Dzyuba lalu masuk ruang gawat darurat, tetapi nyawanya tak tertolong.

Mengenai asuransi kesehatan, Zheng menyatakan, berdasarkan prosedur standar, asuransi itu harusnya disediakan oleh agen model Rusia yang membawanya ke Tiongkok.

Sementara itu, perwakilan ombudsman Hak Azasi Manusia Kremlin di Perm, Pavel Mikov, mengatakan bahwa investigasi terhadap kasus kematian Vlada Dzyuba masih akan dilanjutkan. Perm adalah kota di Rusia tempat tinggal Dzyuba dan keluarganya.

Mereka akan menyelidiki mengapa remaja seusia Dzyuba bisa menetap lama di Tiongkok dan bolos dari sekolah.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ia-di-tiongkok

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Tarif cukai rokok; tekanan bagi industri, andalan bagi APBN

- Beda suara soal Meikarta

- Sebagian pengungsi Gunung Agung bisa dipulangkan