- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yoyok Akhirnya Dapat Uang Pensiunan Sebagai Mantan Bupati, Tak Disangka Jumlahnya!


TS
gothamboy
Yoyok Akhirnya Dapat Uang Pensiunan Sebagai Mantan Bupati, Tak Disangka Jumlahnya!
bali.tribunnews.com
Oct 30, 2017 1:41 PM

Yoyok Riyo Sudibyo saat masih menjabat Bupati Batang, Jawa Tengah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUN-BALI.COM, BATANG - Mantan Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo seolah menghilang dari hingar bingar politik sejak melepaskan tongkat kepemimpinannya pada awal 2017 lalu.
Tak banyak yang mengetahui keberadaan mantan TNI berpangkat mayor tersebut.
Orang-orang dekatnya, selama menjabat hanya sebatas mengetahui Yoyok sedang mengurus usaha toko baju dan retailnya di Papua.

Mantan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo dikabarkan akan mencalonkan diri di Pilgub Jateng 2018 (tribunjateng/dok)
Yoyok yang dulu aktif memposting semua kegiatan ke media sosial saat menjabat Bupati Batang pun sekarang sudah tidak seaktif dulu.
Dan Yoyok buktikan janjinya bahwa duli dia tak mau lagi dicalonkan sebagai Bupati Batang, dan kenyataannya dia memang tidak besedia diusung.
Bahkan beberapa kali media memancing Yoyok apakah akan maju di Pilgub Jateng 2018, jawaban Yoyok tetap sama.
Hanya dia yang tahu pasti. Intinya Yoyok akan fokus dulu memulihkan usaha bisnisnya (toko baju) yang sempat down atau anjlok selama menjadi Bupati Batang.
Terbaru, Senin (30/10/2017), sekitar pukul 10.30, Yoyok memposting sebuah foto di Instagram miliknya.
Dalam keterangan foto, Yoyok menceritakan kegembiraannya menerima uang pensiun dari PT Taspen.
Mau tahu berapa besar uang pensiun sebagai mantan bupati?
Iya, Yoyon terima uang pensiun sebesar Rp 1.307.000 dari PT Taspen.
Uang itu merupakan hak Yoyok sebagai mantan Bupati Batang.
Dalam keterangannya, Yoyok menceritakan uang pensiun seorang bupati tidaklah sebesar yang diperkirakan oleh masyarakat.
Terlebih uang pensiun senilai Rp 1,3 juta itu tidak ada apa-apanya dibanding uang miliaran atau triliunan rupiah yang harus dipertanggungjawabkan oleh bupati selama dalam pengelolaan APBD.

Yoyok Riyo Sudibyo hadir di Forum Diskusi Tribun Jateng dengan topik Membangun Jateng Tanpa Korupsi di Kantor Redaksi Tribun Jateng, Rabu 22 Maret 2017 (tribunjateng/hermawan handaka)
Berikut isi caption foto yang diungga Yoyok.
Setelah bekerja lima tahun di Kabupaten Batang, Alhamdulillah, saya menerima uang pensiun, sebesar Rp 1.332.000, dipotong pajak dan asuransi, menjadi Rp 1.307.000. Penyerahannya disaksikan dengan senyum bahagia anak saya, Arya.
Jumlah tersebut tidak sebesar bayangan masyarakat tentang seorang Bupati. Tentunya juga, tidak ada apa-apanya dengan uang triliunan yang harus kami pertanggungjawabkan setiap tahunnya. Salah tulis atau mungkin cuma kurang teliti saja tanda tangan, penjara sudah menanti kami.
Memang, menjadi kepala daerah merupakan pengabdian. Pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan. Namun, jangan sampai semakin banyak orang baik tidak mau menjadi kepala daerah karena terlalu berat pengorbanannya.
Alhamdulillah, umur saya masih 43 tahun. Saya berada pada rata-rata usia produktif orang Indonesia. Setelah jadi Bupati, Saya tinggal kembali mengurusi toko-toko baju saya yang masih tersisa di Papua. Untuk makan dan minum sekeluarga, sudah lebih dari cukup. Selain itu, saya juga masih kuat macul, jadi tidak mungkin Kami kelaparan.
Namun bagi seorang mantan kepala daerah yang sudah renta dan tidak punya pekerjaan apa-apa, tentu angka tersebut sangat tidak layak.
Uang pensiun Rp 1.332.000 dipotong pajak, lalu dibagi 30 hari. Mereka hanya akan terima sekitar Rp. 44.500/hari, yang mana untuk makan sendiri pun tidak cukup.
Banyak orang menilai menjadi kepala daerah merupakan kesempatan untuk memperkaya diri. Tetapi jangan sampai, penghargaan yang kurang tersebut menjadi alasan utama kepala daerah untuk menumpuk harta ketika menjabat. Jangan sampai alasan tersebut juga memperberat langkah kita untuk berjuang bersama melawan korupsi.
Saya yakin masih banyak kepala daerah yang bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat. Buktinya, pembangunan di Indonesia bisa terus berjalan. Di tengah keadaan dunia yang tidak menentu, negara ini mungkin sudah bangkrut kalau semua orang hanya memikirkan diri sendiri.
Semoga Allah senatiasa mempermudah langkah kita ke depan. Membangun negara ini menjadi lebih baik untuk anak cucu kita. Amin ya Rabb. (*)
http://bali.tribunnews.com/amp/2017/...-ini-jumlahnya
Cuma segitu toh
Oct 30, 2017 1:41 PM

Yoyok Riyo Sudibyo saat masih menjabat Bupati Batang, Jawa Tengah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUN-BALI.COM, BATANG - Mantan Bupati Batang, Yoyok Riyo Sudibyo seolah menghilang dari hingar bingar politik sejak melepaskan tongkat kepemimpinannya pada awal 2017 lalu.
Tak banyak yang mengetahui keberadaan mantan TNI berpangkat mayor tersebut.
Orang-orang dekatnya, selama menjabat hanya sebatas mengetahui Yoyok sedang mengurus usaha toko baju dan retailnya di Papua.

Mantan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo dikabarkan akan mencalonkan diri di Pilgub Jateng 2018 (tribunjateng/dok)
Yoyok yang dulu aktif memposting semua kegiatan ke media sosial saat menjabat Bupati Batang pun sekarang sudah tidak seaktif dulu.
Dan Yoyok buktikan janjinya bahwa duli dia tak mau lagi dicalonkan sebagai Bupati Batang, dan kenyataannya dia memang tidak besedia diusung.
Bahkan beberapa kali media memancing Yoyok apakah akan maju di Pilgub Jateng 2018, jawaban Yoyok tetap sama.
Hanya dia yang tahu pasti. Intinya Yoyok akan fokus dulu memulihkan usaha bisnisnya (toko baju) yang sempat down atau anjlok selama menjadi Bupati Batang.
Terbaru, Senin (30/10/2017), sekitar pukul 10.30, Yoyok memposting sebuah foto di Instagram miliknya.
Dalam keterangan foto, Yoyok menceritakan kegembiraannya menerima uang pensiun dari PT Taspen.
Mau tahu berapa besar uang pensiun sebagai mantan bupati?
Iya, Yoyon terima uang pensiun sebesar Rp 1.307.000 dari PT Taspen.
Uang itu merupakan hak Yoyok sebagai mantan Bupati Batang.
Dalam keterangannya, Yoyok menceritakan uang pensiun seorang bupati tidaklah sebesar yang diperkirakan oleh masyarakat.
Terlebih uang pensiun senilai Rp 1,3 juta itu tidak ada apa-apanya dibanding uang miliaran atau triliunan rupiah yang harus dipertanggungjawabkan oleh bupati selama dalam pengelolaan APBD.

Yoyok Riyo Sudibyo hadir di Forum Diskusi Tribun Jateng dengan topik Membangun Jateng Tanpa Korupsi di Kantor Redaksi Tribun Jateng, Rabu 22 Maret 2017 (tribunjateng/hermawan handaka)
Berikut isi caption foto yang diungga Yoyok.
Setelah bekerja lima tahun di Kabupaten Batang, Alhamdulillah, saya menerima uang pensiun, sebesar Rp 1.332.000, dipotong pajak dan asuransi, menjadi Rp 1.307.000. Penyerahannya disaksikan dengan senyum bahagia anak saya, Arya.
Jumlah tersebut tidak sebesar bayangan masyarakat tentang seorang Bupati. Tentunya juga, tidak ada apa-apanya dengan uang triliunan yang harus kami pertanggungjawabkan setiap tahunnya. Salah tulis atau mungkin cuma kurang teliti saja tanda tangan, penjara sudah menanti kami.
Memang, menjadi kepala daerah merupakan pengabdian. Pemimpin adalah pribadi yang dikorbankan. Namun, jangan sampai semakin banyak orang baik tidak mau menjadi kepala daerah karena terlalu berat pengorbanannya.
Alhamdulillah, umur saya masih 43 tahun. Saya berada pada rata-rata usia produktif orang Indonesia. Setelah jadi Bupati, Saya tinggal kembali mengurusi toko-toko baju saya yang masih tersisa di Papua. Untuk makan dan minum sekeluarga, sudah lebih dari cukup. Selain itu, saya juga masih kuat macul, jadi tidak mungkin Kami kelaparan.
Namun bagi seorang mantan kepala daerah yang sudah renta dan tidak punya pekerjaan apa-apa, tentu angka tersebut sangat tidak layak.
Uang pensiun Rp 1.332.000 dipotong pajak, lalu dibagi 30 hari. Mereka hanya akan terima sekitar Rp. 44.500/hari, yang mana untuk makan sendiri pun tidak cukup.
Banyak orang menilai menjadi kepala daerah merupakan kesempatan untuk memperkaya diri. Tetapi jangan sampai, penghargaan yang kurang tersebut menjadi alasan utama kepala daerah untuk menumpuk harta ketika menjabat. Jangan sampai alasan tersebut juga memperberat langkah kita untuk berjuang bersama melawan korupsi.
Saya yakin masih banyak kepala daerah yang bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat. Buktinya, pembangunan di Indonesia bisa terus berjalan. Di tengah keadaan dunia yang tidak menentu, negara ini mungkin sudah bangkrut kalau semua orang hanya memikirkan diri sendiri.
Semoga Allah senatiasa mempermudah langkah kita ke depan. Membangun negara ini menjadi lebih baik untuk anak cucu kita. Amin ya Rabb. (*)
http://bali.tribunnews.com/amp/2017/...-ini-jumlahnya
Cuma segitu toh


b.omat memberi reputasi
1
3K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan