- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Indonesia segera bangun pusat evolusi manusia se-Asia Tenggara


TS
pedosuci
Indonesia segera bangun pusat evolusi manusia se-Asia Tenggara
Jumat, 27 Oktober 2017
Indonesia sebagai negara di Asia yang memiliki sejarah panjang ternyata menyimpan begitu banyak peninggalan purba. Berbagai penemuan benda dari zaman prasejarah membuktikan nenek moyang Indonesia telah lama hidup berbudaya.
Selain sebagai peninggalan leluhur, benda-benda bersejarah merupakan aset kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Aset itu harus dijaga dan dipelajari dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, agar potensi dari peninggalan purba ini tidak terbuang sia-sia, Indonesia akan membentuk pusat evolusi manusia Asia Tenggara atau Center for Human Evolution, Adaptation and Dispersals in Southeast Asia. Ini merupakan salah satu program dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau yang biasa disebut UNESCO.
Kepada Antaranews, Selasa (24/10/2017), Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harry Widianto mengatakan Indonesia telah mengajukan proposal pembentukan lembaga tersebut ke UNESCO sejak tiga tahun lalu.
"Para ahli PBB telah meninjau dokumen tersebut, dan mereka telah melapor ke komisi yang menangani," kata Harry. "Berdasarkan laporan tersebut, negara-negara anggota UNESCO akan mendiskusikan proposal kami secara umum pada konferensi bulan depan."
Ia menambahkan, rencananya pusat evolusi manusia itu akan beroperasi penuh pada 2018.
Tahun ini, tepatnya pada November, badan PBB tersebut akan memberikan keputusan apakah Indonesia dapat mendirikan pusat evolusi manusia untuk kawasan Asia Tenggara.
"Jika UNESCO menyetujui pusat penelitian evolusi manusia, nantinya akan mendatangkan banyak manfaat termasuk jaringan ahli yang luas, beberapa akses penting, dan dukungan teknis lainnya," tutur Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, kepada Republika (25/10).
"Namun, jika badan PBB memutuskan sebaliknya, lembaga tersebut akan terus beroperasi didukung oleh pemerintah Indonesia," sambungnya.
Lembaga ini nantinya akan didanai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan langsung berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
Diprakarsai oleh pemerintah Indonesia dan didukung oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand, pusat ini akan dijadikan satu platform untuk penelitian, publikasi ilmiah, program konservasi, serta pertukaran para ahli dan mahasiswa.
Pusat ini akan menghubungkan semua penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya dalam evolusi manusia. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa platform untuk kolaborasi dalam hal ini penting.
Harry Widianto lebih jauh menjelaskan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mendirikan pusat studi evolusi manusia.
"Selain dari kita, beberapa pusat serupa telah beroperasi di Spanyol untuk wilayah Eropa, Tanzania dan Kenya di Afrika Timur, Johannesburg di Afrika Selatan, dan China untuk Asia Timur," jelasnya.
Widianto menambahkan bahwa tujuan utama dari pusat penelitian adalah peluncuran bersama semua kegiatan studi evolusi manusia dengan pakar lain dalam kerangka penelitian internasional.
"Setiap proyek yang dilakukan (di pusat penelitian) akan dikaitkan dengan situs lain di luar negeri, seperti di Spanyol dan beberapa negara Afrika," ujarnya.
Situs Sangiran

Tengkorak Homo erectus yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah, pada 1969. Tengkorak ini berumur sekitar 1 juta tahun.
Sebelumnya, UNESCO juga pernah menetapkan situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia No. 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.
Situs Sangiran terletak di 15 kilometer sebelah utara Kota Solo, tepatnya di wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Situs yang memiliki luas kurang lebih 78 kilometer persegi itu menyimpan beragam fosil manusia, fauna, artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah 2 juta tahun silam. Selain itu, situs ini memberi petunjuk akan keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.
Sangiran mempunyai 3 koleksi istimewa, salah satunya adalah fosil Homo Erectus yang dinilai memegang peran penting dalam evolusi manusia. Ada juga Sangiran 17 (S17), salah satu fosil tengkorak yang paling terkenal karena ditemukan hampir utuh.
S17 merupakan Masterpiece Sangiran karena wajah Homo Erectus dapat direkonstruksi secara utuh dan duplikat dan S17 dapat ditemukan hampir di berbagai museum-museum prasejarah utama di dunia.
Selain itu, dua koleksi lainnya adalah koleksi binatang purba (gajah Sangiran) dan koleksi budaya berupa batu-batuan dari zaman purba.
https://beritagar.id/artikel/sains-t...-asia-tenggara
Kaum bumi datar penolak evolusi bakalan stres nih.
Indonesia sebagai negara di Asia yang memiliki sejarah panjang ternyata menyimpan begitu banyak peninggalan purba. Berbagai penemuan benda dari zaman prasejarah membuktikan nenek moyang Indonesia telah lama hidup berbudaya.
Selain sebagai peninggalan leluhur, benda-benda bersejarah merupakan aset kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Aset itu harus dijaga dan dipelajari dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, agar potensi dari peninggalan purba ini tidak terbuang sia-sia, Indonesia akan membentuk pusat evolusi manusia Asia Tenggara atau Center for Human Evolution, Adaptation and Dispersals in Southeast Asia. Ini merupakan salah satu program dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau yang biasa disebut UNESCO.
Kepada Antaranews, Selasa (24/10/2017), Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Harry Widianto mengatakan Indonesia telah mengajukan proposal pembentukan lembaga tersebut ke UNESCO sejak tiga tahun lalu.
"Para ahli PBB telah meninjau dokumen tersebut, dan mereka telah melapor ke komisi yang menangani," kata Harry. "Berdasarkan laporan tersebut, negara-negara anggota UNESCO akan mendiskusikan proposal kami secara umum pada konferensi bulan depan."
Ia menambahkan, rencananya pusat evolusi manusia itu akan beroperasi penuh pada 2018.
Tahun ini, tepatnya pada November, badan PBB tersebut akan memberikan keputusan apakah Indonesia dapat mendirikan pusat evolusi manusia untuk kawasan Asia Tenggara.
"Jika UNESCO menyetujui pusat penelitian evolusi manusia, nantinya akan mendatangkan banyak manfaat termasuk jaringan ahli yang luas, beberapa akses penting, dan dukungan teknis lainnya," tutur Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, kepada Republika (25/10).
"Namun, jika badan PBB memutuskan sebaliknya, lembaga tersebut akan terus beroperasi didukung oleh pemerintah Indonesia," sambungnya.
Lembaga ini nantinya akan didanai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan langsung berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
Diprakarsai oleh pemerintah Indonesia dan didukung oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand, pusat ini akan dijadikan satu platform untuk penelitian, publikasi ilmiah, program konservasi, serta pertukaran para ahli dan mahasiswa.
Pusat ini akan menghubungkan semua penelitian dan kegiatan ilmiah lainnya dalam evolusi manusia. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa platform untuk kolaborasi dalam hal ini penting.
Harry Widianto lebih jauh menjelaskan bahwa Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mendirikan pusat studi evolusi manusia.
"Selain dari kita, beberapa pusat serupa telah beroperasi di Spanyol untuk wilayah Eropa, Tanzania dan Kenya di Afrika Timur, Johannesburg di Afrika Selatan, dan China untuk Asia Timur," jelasnya.
Widianto menambahkan bahwa tujuan utama dari pusat penelitian adalah peluncuran bersama semua kegiatan studi evolusi manusia dengan pakar lain dalam kerangka penelitian internasional.
"Setiap proyek yang dilakukan (di pusat penelitian) akan dikaitkan dengan situs lain di luar negeri, seperti di Spanyol dan beberapa negara Afrika," ujarnya.
Situs Sangiran

Tengkorak Homo erectus yang ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah, pada 1969. Tengkorak ini berumur sekitar 1 juta tahun.
Sebelumnya, UNESCO juga pernah menetapkan situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia No. 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.
Situs Sangiran terletak di 15 kilometer sebelah utara Kota Solo, tepatnya di wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Situs yang memiliki luas kurang lebih 78 kilometer persegi itu menyimpan beragam fosil manusia, fauna, artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah 2 juta tahun silam. Selain itu, situs ini memberi petunjuk akan keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu.
Sangiran mempunyai 3 koleksi istimewa, salah satunya adalah fosil Homo Erectus yang dinilai memegang peran penting dalam evolusi manusia. Ada juga Sangiran 17 (S17), salah satu fosil tengkorak yang paling terkenal karena ditemukan hampir utuh.
S17 merupakan Masterpiece Sangiran karena wajah Homo Erectus dapat direkonstruksi secara utuh dan duplikat dan S17 dapat ditemukan hampir di berbagai museum-museum prasejarah utama di dunia.
Selain itu, dua koleksi lainnya adalah koleksi binatang purba (gajah Sangiran) dan koleksi budaya berupa batu-batuan dari zaman purba.
https://beritagar.id/artikel/sains-t...-asia-tenggara
Kaum bumi datar penolak evolusi bakalan stres nih.
0
3.7K
49


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan