Ada yg tau pallang. Nah yang belum tau simak baik - baik
pallang: Terdiri dari titanium (ukuran bervariasi) yang ditempatkan secara horizontal melalui kepala penis. Hasilnya, sisa kepala yang tersisa bisa semakin kuat saat berhubungan intim dan karena barbel memukul dinding vagina saat berhubungan, itu bisa meningkatkan kesenangan.
Sayangnya, dibutuhkan waktu sekitar 12 bulan untuk sembuh sepenuhnya.
Dydoe: Biasanya dilakukan sepasang, terdiri dari kancing barbel titanium yang menembus Corona (punggung kepala penis). Jenis piercing ini dipercaya meningkatkan kenikmatan seksual bagi Anda dan pasangan Anda. Menggunakan tindikan Dydoe membutuhkan waktu 2 bulan untuk sembuh.
Frenum: Piercing ini ada di sepanjang penis dibandingkan dari sisi ke sisi. Kulit yang longgar di tindik sehingga tidak menyebabkan rasa sakit. Ini membutuhkan waktu 2 bulan untuk menyembuhkannya.
Prince Albert: Ini tindikan paling populer. Terdiri dari cincin manik (barbel yang melingkar) yang menusuk ke dalam uretra. Ini juga membutuhkan waktu dua bulan untuk sembuh.
Guiche: Ini di dasar skrotum. Terdiri dari barbel yang melingkar yang menembus perineum. Cara ini rentan infeksi karena kebanyak pria cenderung berkeringat pada bidang tertentu sehingga memperburuk infeksi.
Waktu penyembuhan tergantung pada individu.

"Ampallang” atau “Pallang” adalah Genital Piercingatau tindik pada kemaluan yang dipraktekan oleh sebagian laki-laki Dayak masa lalu. Ampallang ditusukan pada ujung penis secara horizontal. Ampallang ini adalah sebagai simbol kejantanan seorang laki-laki Dayak jaman dahulu, tujuan dipasangkan pallang adalah sebagai stimulan ketika melakukan hubungan badan baik kepada yang memasangkannya juga kepada pasangannya karena ada titik-titik tertentu bagi pihak perempuan jika saat berhubungan terkena alat ini akan lebih merangsang dia dan ini hubungannya juga dengan kesuburan.
Selain itu diyakini jika menggunakan alat pallang ini maka sang alat sang laki-laki tidak akan gampang loyo. Bahkan menurut beberap nara sumber bagian penis ini kadang ditattoo sebagai bentuk kejantanannya. Sebenarnya praktek ini juga dikenal didalam budaya Hindu India, disebut dalam kitab Kama Sutra adalah “apadravya” bedanya dengan ampallang, apadravya ditusukan secara vertikal di kepala penis. Proses pemasangan ampallang ini amat sangat menyakitkan dengan sebuah alat yang juga terbuat dari kayu. Namun ketika lukanya sudah sembuh, biasanya 3 sampai 6 bulan maka akan memberi dampak seperti yang disebutkan diatas. Namun demikian juga menurut beberap sumber jika proses ini tidak benar akan membawa infeksi kepada sang pemakai atau bahkan pasangannya sehingga tidak sedikit juga pasangan wanita yang mati muda akibat pemasangan ampallang ini.

Alat untuk menusukan penis
Selain dalam budaya Dayak, ampallang ini juga dikenal di budaya suku Filipina, namun konsep ampallang pada suku di Filipina nampaknya sedikit berbeda, seperti yang dicatat oleh penjelajah Inggris, Thomas Cavendish, yaitu untuk mencegah praktek sodomi pada wanita.
Thomas Cavendish claims that in the Philippines the practice was an invention of the women to prevent sodomy (the Philippines variant included a spur).
Jaman sekarang ampallang masih dipraktekan didunia modern terutama di negara Barat sebagai stimulan sexual, dan saat ini sudah banyak dimodifikasi misal penggunaan “biji tasbih” pada penis.