- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Cerpen Remon dan Si Bocah


TS
Asemua
Cerpen Remon dan Si Bocah
Ketika Remon sedang berlari menghidari setiap garis pembatas polisi yang ada, didalam dadanya hanya ada rasa khawatir. Ia terus berlari hingga menuju ke sebuah rumah kecil yang hanya berisi satu ruangan dengan ukuran 5 X 6 meter. Didalam ruangan tersebut terdapat seorang bocah, usianya sekitar 8 tahun. Saat itu Remon yang panik segera masuk dan berkata kepada sang Bocah.
“Biarkan aku masuk. Ada polisi yang sedang mengejarku.”
Si Bocah hanya terdiam. Lalu ia berpikir sejenak dan berkata.
“Kata ayah dan ibuku, aku tak boleh membiarkan orang asing masuk sembarangan.”
“Kalau begitu ayo berkenalan.” Kata Remon.
Setelah mereka berkenalan, merekapun saling mengenal. Singkat cerita, Remon pun akhirnya dibiarkan masuk ke dalam ruangan itu. Si Bocah kemudian melihat pria itu. Ia memakai kaos berwarna hitam, celana jins panjang yang lututnya dirobek, serta penutup muka berwarna hitam yang dilubangi kedua mata dan mulutnya. Sehingga wajahnya tidak terlihat. Pria itu memakai sepatu boot panjang yang kotor dan penuh akan lumpur.Dilihat dari penampilannya sudah jelas bahwa Remon adalah seorang Perampok. Tetapi keluguan sang Bocah membuatnya tidak menyadari.
Si Bocah kemudian menyuruh Remon duduk di sebuah kursi yang ada diruangan tersebut. Sebenarnya tidak banyak perabotan yang ada pada ruangan itu. Didalamnya hanya ada sebuah lemari kecil di pojokan, sebuah meja dan 3 buah kursi. Tidak ada tempat tidur disana, hanya ada tikar yang digelar diatas lantai yang dingin.
Bocah tersebut melihat bahwa Remon sedang membawa sebuah kotak hitam. Besarnya tak lebih besar dari kepala manusia. Benda itu terlihat sangat berat. Si Bocah yang penasaran kemudian bertanya pada Remon.
“Benda apa yang kau bawa itu ?”
“Ini adalah Brangkas.”
“Apa isinya ?”
“Kau tidak perlu tahu.”
Bocah tersebut berhenti bertanya. Sebenarnya Brangkas itu berisi emas yang barusan ia curi dari sebuah bank. Ini bukan pertama kalinya bagi Remon yang sedang dikejar kejar polisi. Sebelumnya ia sudah pernah mengalami hal serupa tetapi ia berhasil kabur. Namun ini pertama kalinya bagi Remon sehingga harus terdesak dan memasuki sebuah ruangan kecil. Apalagi yang dihadapinya sekarang adalah seorang bocah.
Kemudian dia melihat Remon sedang mengeluarkan sebuah benda berbentuk lonjong dan berwarna hitam. Benda itu mempunyai moncong yang berlubang. Ada sebuah pelatuk kecil di bagian bawahnya. Si Bocah kembali bertanya.
“Benda apakah itu ?”
“Ini adalah pistol.”
“Untuk apa benda itu ?”
“Kau tidak perlu tahu.”
Si Bocah kembali terdiam. Pistol memang merupakan senjata andalan para perampok. Selain mudah dibawa, benda itu juga mematikan. Hanya sekali tembakan tepat sasaran maka lawanya pun akan mati. Remon paling menyukai senjata ini.
Kemudian Remon mengawasi daerah sekitar untuk memastikan keadaan. Ia melihat dari balik celah pintu dengan sebelah matanya. Remon melihat ada 2 orang polisi sedang memeriksa daerah sekitar. Kedua polisi itu sedang berjalan menuju kemari. Remon pusing bukan main. Ia lalu berpikir memutar otaknya, bagaimana caranya agar terhindar dari kejaran kedua Polisi itu ?
Tiba tiba terbayang ide di kepalanya. Ia akan memanfaatkan keluguan dari sang Bocah. Remon menyuruh bocah itu untuk berdiri didepan pintu. Lalu ia sendiri bersembunyi dibalik lemari kecil yang ada dipojokan. Sebelum Remon masuk lemari ia berkata kepada sang Bocah.
“Ingat kata ayahmu, bahwa kau tidak boleh membawa orang asing masuk kedalam ruangan ini sembarangan. Apabila ada seseorang yang tidak kamu kenal masuk ke ruangan ini, segera tembak menggunakan pistol ini. Mengerti ?”
Si Bocah kemudian hanya menurut. Lalu Remon mengajari bocah tersebut cara menggunakan pistol. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Remon segera bersiap siap sembunyi didalam lemari. Sementara Si Bocah stand by di depan pintu.
Ternyata memang benar bahwa ada dua orang polisi yang sedang mencari seseorang. Yang pertama adalah pria berbadan besar, bahkan agak gendut. Wajahnya brewokan dan kulitnya putih. Ia gendut namun tinggi. Perutnya yang buncit tampak mencuat dari seragamnya, seakan perut itu mau keluar lepas dari badanya. Yang kedua adalah pria berbadan sedang. Kulitnya coklat dan wajahnya bersih. Tidak ada yang menjadi ciri khas yang menonjol baginya. Tetapi ia memegang rokok kretek ditangan kirinya. Sementara ditangan kananya memegang sebuah poster buronan. Kedua polisi itu mendekat ke pintu dan berkata.
“Permisi, apakah kau melihat orang ini ?” Si Penghisap rokok kretek sambil menunjukan poster buronan Remon. “Kami sedang mencari cari penjahat ini.”
“Tidak, aku tidak mengenalnya.” Kata Si Bocah.
Si Bocah tidak berbohong. Wajah yang ada digambar poster buronan itu asing baginya. ia memang tidak mengenal Remon dengan wajah aslinya. Ia hanya mengenal Remon yang memakai topeng penutup muka ala ala perampok.
Kemudian polisi Gendut menjawab. “Bisakah kami memeriksa rumah mu ?”
Si Bocah kemudian dengan lugunya menjawab. “Aku diperintahkan oleh seseorang untuk tidak membiarkan masuk orang yang tidak kukenal.”
Kedua polisi itu menjadi curiga. Kemudian mereka berusaha memaksanya masuk. Tetapi tetap di tolak oleh sang Bocah. Si Gendut lalu mencoba mendobrak pintu itu, sementara si Rokok Kretek membantunya dari belakang. Mereka curiga bahwa bocah ini menyembunyikan buronan.
Didalam lemari, Remon yang mendengar percakapan sang Bocah dengan kedua polisi itu segera menjadi ketakutan. Keringat dingin bercucuran dari tubuhnya. Jiwanya serasa telah melayang dari tubuhnya. Seharusnya ia tahu bahwa ia tidak bisa mengandalkan seorang bocah lugu.
Semakin lama polisi tersebut semakin mencoba membuka pintu itu lebih keras. Akhirnya kunci pintu tidak kuat menahan dorongan dua orang polisi tersebut, lalu mereka akhirnya masuk. Kedua orang itu melihat seorang bocah laki laki yang kumal, kulitnya hitam, rambutnya kriting dan tampak tidak terurus. Tetapi yang paling mengejutkan bahwa bocah itu sedang membawa pistol.
Si Bocah mengamati baik-baik wajah mereka berdua. Bocah itu tidak mengenali kedua polisi itu. Baik Si Gendut maupun Si Rokok Kretek. Dengan pistol yang ada ditanganya bocah itu menembak kedua polisi tersebut.
Suara tembakan pistol sudah terdengar, dan Remon segera keluar dari lemari kecil itu. Ia kemudian melihat dua orang polisi tersebut sudah mati tertembak. Si Rokok kretek ditembak tepat di mata sebelah kanannya, membuat kepala polisi itu berlubang. Lalu Si Gendut ditembak di perutnya sebanyak 3 kali, isi perutnya kini terbuka.
Remon sangat senang dengan hal ini, akhirnya ia bisa tenang dari kejaran polisi. Apalagi bukan dia yang membunuh polisi tersebut.
"Keluguan Bocah ini menyelamatkanku." pikir Remon
Kemudian ia mencoba keluar dari lemari kecil tersebut. Akhirnya ia keluar dan melihat kedua polisi itu tergeletak mati dilantai. Saking senangnya ia merasa lega dan mencopot topeng perampoknya.
Tetapi kemudian si Bocah kembali memegang pistol dan menodong ke arah Remon.
“Siapa kau ? aku tidak mengenalmu.”
Remon yang bingung kemudian berkata kepada si Bocah. “Hei, aku ini Remon. Apa kau buta ?”
Si Bocah kemudian berpikir. Jelas pria yang ada dihadapanya itu bukan Remon. Remon ia kenal adalah seorang pria yang memakai topeng perampok hitam. Ia melihat bahwa pria itu adalah buronan yang ada diposter yang dipegang Si Rokok Kretek. Seketika Si Bocah tersebut langusung menembak Remon.
Kini Remon tergeletak mati bersama dua Polisi itu. Ia menjadi korban dari Siasatnya sendiri. Bahwa keluguan sang Bocah bukan menyelamatkannya tetapi justru membawa petaka baginya
“Biarkan aku masuk. Ada polisi yang sedang mengejarku.”
Si Bocah hanya terdiam. Lalu ia berpikir sejenak dan berkata.
“Kata ayah dan ibuku, aku tak boleh membiarkan orang asing masuk sembarangan.”
“Kalau begitu ayo berkenalan.” Kata Remon.
Setelah mereka berkenalan, merekapun saling mengenal. Singkat cerita, Remon pun akhirnya dibiarkan masuk ke dalam ruangan itu. Si Bocah kemudian melihat pria itu. Ia memakai kaos berwarna hitam, celana jins panjang yang lututnya dirobek, serta penutup muka berwarna hitam yang dilubangi kedua mata dan mulutnya. Sehingga wajahnya tidak terlihat. Pria itu memakai sepatu boot panjang yang kotor dan penuh akan lumpur.Dilihat dari penampilannya sudah jelas bahwa Remon adalah seorang Perampok. Tetapi keluguan sang Bocah membuatnya tidak menyadari.
Si Bocah kemudian menyuruh Remon duduk di sebuah kursi yang ada diruangan tersebut. Sebenarnya tidak banyak perabotan yang ada pada ruangan itu. Didalamnya hanya ada sebuah lemari kecil di pojokan, sebuah meja dan 3 buah kursi. Tidak ada tempat tidur disana, hanya ada tikar yang digelar diatas lantai yang dingin.
Bocah tersebut melihat bahwa Remon sedang membawa sebuah kotak hitam. Besarnya tak lebih besar dari kepala manusia. Benda itu terlihat sangat berat. Si Bocah yang penasaran kemudian bertanya pada Remon.
“Benda apa yang kau bawa itu ?”
“Ini adalah Brangkas.”
“Apa isinya ?”
“Kau tidak perlu tahu.”
Bocah tersebut berhenti bertanya. Sebenarnya Brangkas itu berisi emas yang barusan ia curi dari sebuah bank. Ini bukan pertama kalinya bagi Remon yang sedang dikejar kejar polisi. Sebelumnya ia sudah pernah mengalami hal serupa tetapi ia berhasil kabur. Namun ini pertama kalinya bagi Remon sehingga harus terdesak dan memasuki sebuah ruangan kecil. Apalagi yang dihadapinya sekarang adalah seorang bocah.
Kemudian dia melihat Remon sedang mengeluarkan sebuah benda berbentuk lonjong dan berwarna hitam. Benda itu mempunyai moncong yang berlubang. Ada sebuah pelatuk kecil di bagian bawahnya. Si Bocah kembali bertanya.
“Benda apakah itu ?”
“Ini adalah pistol.”
“Untuk apa benda itu ?”
“Kau tidak perlu tahu.”
Si Bocah kembali terdiam. Pistol memang merupakan senjata andalan para perampok. Selain mudah dibawa, benda itu juga mematikan. Hanya sekali tembakan tepat sasaran maka lawanya pun akan mati. Remon paling menyukai senjata ini.
Kemudian Remon mengawasi daerah sekitar untuk memastikan keadaan. Ia melihat dari balik celah pintu dengan sebelah matanya. Remon melihat ada 2 orang polisi sedang memeriksa daerah sekitar. Kedua polisi itu sedang berjalan menuju kemari. Remon pusing bukan main. Ia lalu berpikir memutar otaknya, bagaimana caranya agar terhindar dari kejaran kedua Polisi itu ?
Tiba tiba terbayang ide di kepalanya. Ia akan memanfaatkan keluguan dari sang Bocah. Remon menyuruh bocah itu untuk berdiri didepan pintu. Lalu ia sendiri bersembunyi dibalik lemari kecil yang ada dipojokan. Sebelum Remon masuk lemari ia berkata kepada sang Bocah.
“Ingat kata ayahmu, bahwa kau tidak boleh membawa orang asing masuk kedalam ruangan ini sembarangan. Apabila ada seseorang yang tidak kamu kenal masuk ke ruangan ini, segera tembak menggunakan pistol ini. Mengerti ?”
Si Bocah kemudian hanya menurut. Lalu Remon mengajari bocah tersebut cara menggunakan pistol. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Remon segera bersiap siap sembunyi didalam lemari. Sementara Si Bocah stand by di depan pintu.
Ternyata memang benar bahwa ada dua orang polisi yang sedang mencari seseorang. Yang pertama adalah pria berbadan besar, bahkan agak gendut. Wajahnya brewokan dan kulitnya putih. Ia gendut namun tinggi. Perutnya yang buncit tampak mencuat dari seragamnya, seakan perut itu mau keluar lepas dari badanya. Yang kedua adalah pria berbadan sedang. Kulitnya coklat dan wajahnya bersih. Tidak ada yang menjadi ciri khas yang menonjol baginya. Tetapi ia memegang rokok kretek ditangan kirinya. Sementara ditangan kananya memegang sebuah poster buronan. Kedua polisi itu mendekat ke pintu dan berkata.
“Permisi, apakah kau melihat orang ini ?” Si Penghisap rokok kretek sambil menunjukan poster buronan Remon. “Kami sedang mencari cari penjahat ini.”
“Tidak, aku tidak mengenalnya.” Kata Si Bocah.
Si Bocah tidak berbohong. Wajah yang ada digambar poster buronan itu asing baginya. ia memang tidak mengenal Remon dengan wajah aslinya. Ia hanya mengenal Remon yang memakai topeng penutup muka ala ala perampok.
Kemudian polisi Gendut menjawab. “Bisakah kami memeriksa rumah mu ?”
Si Bocah kemudian dengan lugunya menjawab. “Aku diperintahkan oleh seseorang untuk tidak membiarkan masuk orang yang tidak kukenal.”
Kedua polisi itu menjadi curiga. Kemudian mereka berusaha memaksanya masuk. Tetapi tetap di tolak oleh sang Bocah. Si Gendut lalu mencoba mendobrak pintu itu, sementara si Rokok Kretek membantunya dari belakang. Mereka curiga bahwa bocah ini menyembunyikan buronan.
Didalam lemari, Remon yang mendengar percakapan sang Bocah dengan kedua polisi itu segera menjadi ketakutan. Keringat dingin bercucuran dari tubuhnya. Jiwanya serasa telah melayang dari tubuhnya. Seharusnya ia tahu bahwa ia tidak bisa mengandalkan seorang bocah lugu.
Semakin lama polisi tersebut semakin mencoba membuka pintu itu lebih keras. Akhirnya kunci pintu tidak kuat menahan dorongan dua orang polisi tersebut, lalu mereka akhirnya masuk. Kedua orang itu melihat seorang bocah laki laki yang kumal, kulitnya hitam, rambutnya kriting dan tampak tidak terurus. Tetapi yang paling mengejutkan bahwa bocah itu sedang membawa pistol.
Si Bocah mengamati baik-baik wajah mereka berdua. Bocah itu tidak mengenali kedua polisi itu. Baik Si Gendut maupun Si Rokok Kretek. Dengan pistol yang ada ditanganya bocah itu menembak kedua polisi tersebut.
Suara tembakan pistol sudah terdengar, dan Remon segera keluar dari lemari kecil itu. Ia kemudian melihat dua orang polisi tersebut sudah mati tertembak. Si Rokok kretek ditembak tepat di mata sebelah kanannya, membuat kepala polisi itu berlubang. Lalu Si Gendut ditembak di perutnya sebanyak 3 kali, isi perutnya kini terbuka.
Remon sangat senang dengan hal ini, akhirnya ia bisa tenang dari kejaran polisi. Apalagi bukan dia yang membunuh polisi tersebut.
"Keluguan Bocah ini menyelamatkanku." pikir Remon
Kemudian ia mencoba keluar dari lemari kecil tersebut. Akhirnya ia keluar dan melihat kedua polisi itu tergeletak mati dilantai. Saking senangnya ia merasa lega dan mencopot topeng perampoknya.
Tetapi kemudian si Bocah kembali memegang pistol dan menodong ke arah Remon.
“Siapa kau ? aku tidak mengenalmu.”
Remon yang bingung kemudian berkata kepada si Bocah. “Hei, aku ini Remon. Apa kau buta ?”
Si Bocah kemudian berpikir. Jelas pria yang ada dihadapanya itu bukan Remon. Remon ia kenal adalah seorang pria yang memakai topeng perampok hitam. Ia melihat bahwa pria itu adalah buronan yang ada diposter yang dipegang Si Rokok Kretek. Seketika Si Bocah tersebut langusung menembak Remon.
Kini Remon tergeletak mati bersama dua Polisi itu. Ia menjadi korban dari Siasatnya sendiri. Bahwa keluguan sang Bocah bukan menyelamatkannya tetapi justru membawa petaka baginya
0
1.1K
4
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan