Quote:
Jakarta - Pemerintahan sedang menggeber pembangunan infrastruktur mulai dari jalan tol, jalan umum, bandara, dan lain sebagainya. Pembangunan fisik ini tentunya membutuhkan banyak pasokan material seperti aspal.
Menurut Ketua Komite Tetap Pengembangan Infrastruktur Bidang Konstruksi Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia, Dandung Sri Harnito, sebagian besar pasokan aspal masih diimpor.
"Kebutuhan aspal kita itu saat sekarang 1,2 juta ton per tahun, tapi hanya 20% dari lokal, artinya sebanyak 80% itu sisanya impor. Jadi kita bangun jalan-jalan sepanjang itu ternyata aspalnya dari impor," kata Dandung dalam acara Rembuk Nasional 2017 di JIExpo, Jakarta, Senin (23/10/2017).
"Besi mohon maaf juga, yang lokal 40%, sisanya impor. Jadi komponen impor ini luar biasa sekali. Tapi kita harus infrastruktur, enggak punya pilihan lain. Alat berat juga, enggak ada kan merk lokal," imbuhnya.
Menurut dia, pemerintah perlu merancang perencanaan pembangunan infrastruktur agar bisa menghidupkan industri di dalam negeri.
"Jadi harus ada daftar kebutuhan rincinya dalam membangun infrastruktur. Misalnya Waskita bangun jalan tol, tahun 2018 butuhnya apa, 2019 nanti butuhnya apa-apa saja. Jadi pengusaha bisa tangkap, jangan pengusaha sudah buat industri aspal, pas 2019 proyeknya sudah berhenti," ujar Dandung.
Menurutnya, masifnya pembangunan infrastruktur dengan melibatkan lebih banyak pelaku usaha lokal tentunya bisa menjadi nilai tambah berkali-kali lipat.
"Jadi bangun infrastruktur jangan hanya sekadar memiliki saja. Kalau hanya memiliki, ada duit bangun saja. Tapi apakah pembangunan infrastruktur ini ada nilai tambahnya, kalau impornya gede ya sayang," tandas Dandung. (idr/hns)
https://m.detik.com/finance/infrastruktur/3695756/pengusaha-kita-banyak-bangun-jalan-ternyata-aspalnya-impor
Pantes aja banyaknya infrastruktur tak menjamin ekonomi meroket, duitnya balik lagi ke luar negeri