yukepodotcomAvatar border
TS
yukepodotcom
Selalu Muncul dalam Pernikahan Adat, Apa Sih Filosofi Roti Buaya dalam Adat Betawi?
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
emoticon-Toastemoticon-Toast emoticon-Toast



Pernikahan memang digolongkan sebagai salah satu momentum paling sakral seumur hidup. Setiap orang pasti mendambakan prosesi pernikahan yang berlangsung sekali seumur hidup, tidak lebih. Karena itu memang mayoritas orang-orang mempersiapkan pernikahannya secara matang. Baik dari segi mental dan finansialnya.

Ngomongin tentang pernikahan tentu ada satu hal yang menarik. Dalam tiap prosesi pernikahan memang ada suatu prosesi yang menarik baik secara adat maupun modern. Pernikahan secara adat memang cukup sarat akan hal-hal yang berbau filosofis yang tentu diimplementasikan dengan barang atau hal tertentu.

Misalnya tradisi pernikahan tradisional khas masyarakat Betawi yang kini memang masih banyak digunakan sebagai prosesi pernikahan yang sakral. Satu hal yang menarik perhatian kita yaitu adanya roti buaya yang dijadikan salah satu barang dari serangkaian seserahan dari mempelai pria untuk mempelai wanita. Tapi apa kamu paham mengenai filosofi roti buaya tersebut?


Mungkin sebagian dari kita yang memang tidak mendalami adat Betawi akan sedikit bingung dengan kehadiran roti buaya dalam prosesi pernikahan. Apalagi selama ini memang buaya sering dikonotasikan negatif, contohnya sebagai perumpamaan seorang lelaki yang sering berganti-ganti pasangan. Lalu untuk apa simbol tersebut tidak pernah absen dalam setiap pernikahan adat Betawi?


Rupanya selama ini memang ada pergeseran makna mengenai buaya tersebut. Selama ini yang berkembang di masyarakat adalah buaya merupakan simbol yang buruk dalam soal hubungan, apalagi ini menyangkut kesetiaan. Kebalikannya, ternyata buaya merupakan hewan yang paling setia pada pasangan. Buaya hanya kimpoi sekali seumur hidupnya. Selain itu, buaya jantan ternyata memiliki kemampuan yang tinggi dalam melindungi pasangan serta para telurnya dari ancaman predator.

Tidak hanya sampai di situ, penggunaan roti dalam merepresentasikan buaya ternyata juga memiliki makna tersendiri. Simbol roti juga dianggap sebagai simbol ekonomi dan kemapanan. Sehingga secara keseluruhan, simbol roti buaya merupakan sebuah harapan akan terciptanya kesetiaan dan masa depan yang lebih baik bagi kedua mempelai.


Namun ternyata ada sedikit perubahan mengenai esensi dari roti buaya tersebut. Kalau pada pernikahan adat Betawi zaman dulu, roti buaya tersebut memang sengaja dibuat sekeras mungkin. Karena memang tujuan pembuatan roti ini memang bukan untuk dimakan. Melainkan untuk diletakkan di atas lemari hingga membusuk dan berbelatung. Hal itu memang menyimbolkan sepasang suami istri yang setia dan hanya bisa dipisahkan saat maut datang.

Namun sekarang, roti buaya tersebut tidak lagi disimpan hingga membusuk. Melainkan dibagikan kepada para tamu undangan seusai acara. Hal ini memang memiliki tujuan yaitu agar si tamu lajang yang diberikan potongan-potongan roti buaya tersebut dapat segera menyusul ke jenjang pernikahan. Hal itu juga untuk menghindari sifat membuang-buang makanan atau mubazir.


Keberadaan roti buaya memang menjadi satu hal yang tidak bisa disepelekan bagi pernikahan adat Betawi. Bagi sebagian orang roti buaya hanyalah simbol, namun bagi masyarakat Betawi, roti buaya merupakan sebuah harapan untuk kedua mempelai dalam mengarungi biduk rumah tangga.

Sumber: YuKepo

Rate, Comment and Cendol are Appreciated
emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia
wisudajuni
tien212700
tien212700 dan wisudajuni memberi reputasi
2
5.3K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan