- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA


TS
vackerzgodan
8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA
Quote:

TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 8 wanita Hindu Myanmar dan 8 anak-anak lainnya mengungkapkan kekejaman milisi muslim Rohingya atau ARSA. Pemerintah Myanmar pada Kamis, 5 Oktober 2017 mengatakan keenambelas orang tersebut merupakan korban penculikan ARSA yang dibawa ke kamp pengungsi di Bangladesh. Mereka telah memberikan rincian lebih lanjut saat mereka kembali ke Myanmar mengenai pembantaian penduduk desa Hindu di Rakhine utara.
Para wanita Hindu itu menuturkan, mereka melihat cara ARSA memaksa beberapa wanita Hindu muda untuk masuk Islam dan membawa mereka ke sebuah kamp pengungsi Muslim di negara tetangga Bangladesh. Mereka juga mengaku menyaksikan pembunuhan penduduk desa Yebaw Kya oleh ARSA.
Para wanita itu, berusia antara 15 sampai 25 tahun, menjelaskan, kepada pihak berwenang bahwa sekitar 500 gerilyawan Muslim yang dipimpin oleh orang asing berpakaian hitam dan seorang pria lokal bernama Noru Lauk dari desa Khamaungseik memasuki rumah mereka sekitar pukul 8 pagi pada 25 Agustus 2017. Mereka mengambil barang-barang berharga, termasuk perhiasan dan telepon genggam mereka.
Para milisi kepada para warga Hindu itu berujar: "Ini bukan desa Anda. Ini adalah wilayah kami. Kami adalah pemilik tunggal tanah ini. Anda sama saja dengan anggota Angkatan Bersenjata Myanmar dan anggota polisi. Kami akan membunuh umat Budha dan kalian semua yang menyembah patung-patung yang terbuat dari batu bata dan batu. "
Milisi ARASA kemudian membagi penduduk desa menjadi dua kelompok menurut jenis kelamin, mengikat tangan mereka, dan membawa mereka ke desa Bawtala.
"Mereka memotong leher orang-orang itu, mengiris tubuh mereka, dan melemparkannya ke lubang di dekatnya," demikian pernyataan wanita-wanita itu, seperti yang dilansir Radio Free Asia pada 6 Oktober 2017.
Wanita Hindu juga mengatakan ada 8 anak perempuan lainnya yang dianggap cantik oleh ARSA dipaksa untuk pindah agama ke Islam.
Kata para wanita itu, seorang anak laki-laki berusia 3 tahun bernama Phawlar, yang termasuk dalam kelompok tersebut, melihat milisi ARSA membunuh ayahnya. Umat ??Muslim setempat, yang namanya mereka ingat, menjaga beberapa gadis dan anak perempuan Hindu lainnya, sementara yang lainnya pergi untuk membakar markas polisi.
Setelah beberapa milisi kembali, mereka membawa 8 wanita Hindu dan anak-anak itu ke sebuah rumah di desa Bawtalar dan memaksa mereka untuk makan nasi dan daging sapi yang dilarang oleh agama mereka untuk dikonsumsi.
Milisi ARSA menginstruksikan para wanita Hindu tentang gaya hidup dan perilaku wanita Muslim sebelum membawa mereka ke perbatasan Bangladesh pada 27 Agustus, tempat mereka melewati kawat berduri dan menghabiskan malam di sebuah bukit sehingga mereka tidak dapat dideteksi oleh penjaga perbatasan Bangladesh.
Para wanita itu tiba di kamp pengungsi Kutuparlaung, Bangladesh pada 28 Agustus dan dipaksa mengenakan burqa. Kemudian pada hari itu, ketika media asing melakukan wawancara di kamp tersebut, ARSA memaksa orang-orang Hindu untuk berbohong dan mengatakan bahwa keluarga mereka dibunuh oleh tentara Myanmar dan etnis Budha Rakhine.
Beruntung 8 wanita itu berhasil menghindari penganiayaan dan kembali ke Myanmar dengan seorang pendamping polisi menyusul permintaan pemerintah Myanmar dan instruksi pemimpin de facto Aung San Suu Kyi untuk membawa mereka kembali.
ARSA sebelumnya mengaku telah melakukan serangan mematikan di 30 pos polisi dan sebuah fasilitas tentara pada 25 Agustus di negara bagian Rakhine utara. Serangan itu memicu balasan dari militer sehingga menyebabkan 500 ribu etnis Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh.
Warga Hindu Rakhine dan pemerintah Myanmar pada akhir September lalu mengatakan gerilyawan ARSA menahan hampir 100 orang dari beberapa desa Hindu dan membunuh sebagian besar dari mereka, dan membuang mayat mereka di kuburan massal.
Pasukan keamanan Myanmar menemukan kuburan massal tersebut pada 24 dan 25 September. Lima puluh dua orang Hindu terbunuh, dan 192 lainnya masih hilang.
Myanmar telah lama meminggirkan Rohingya, yang dianggap sebagai imigran gelap dari Bangladesh dan menolak kewarganegaraannya, meskipun banyak telah tinggal di negara ini selama beberapa dekade. Mereka tunduk pada diskriminasi sistematis dan ditutup aksesnya terhadap pekerjaan dan layanan dasar.
RADIO FREE ASIA|YON DEMA
Read more at https://dunia.tempo.co/read/1022802/...RWa3t7CVEZ0.99
apakah orang-orang seperti ini layak ditolong? who knows.

yg penting malming dulu bre

Polling
0 suara
Apakah Rohingya berbahaya?
Diubah oleh vackerzgodan 07-10-2017 18:49




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
3.8K
Kutip
20
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan