- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Terkait Pidato, Anies Baswedan Bisa Terancam Pidana


TS
dishwala
Terkait Pidato, Anies Baswedan Bisa Terancam Pidana
LBH Jakarta mengecam penyebutan istilah “pribumi” dalam pidato politik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, usai pelantikan, Senin (16/10/2017). Menurut LBH, selain bisa menyulut sentimen primordial antar kelompok, juga bertentangan dengan ketentuan hukum.
LBH pun berharap Anies mau mencabut pernyataan tersebut dan meminta maaf secara terbuka kepada publik.
“Pemilihan penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato resmi pejabat negara kontraproduktif dengan upaya mendorong semangat toleransi dan keberagaman,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Alghiffari Aqsa di Jakarta, Senin (16/10).
Menurut Alghiffari, pernyataan Anies Baswedan tersebut senada dengan narasi yang digunakan oleh salah satu kelompok pendukungnya kemarin (16/10) yang membentangkan spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” di depan Balai Kota DKI Jakarta menjelang pelantikannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Seandainya dimaksudkan untuk menyebar kebencian diskriminasi ras dan etnis, kata Alghiffari, hal itu termasuk pelanggaran Pasal 4 huruf b ke-1 dan 2 dan Pasal 16 UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang secara tegas mengatur sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah).
Alghifari menambahkan, penggunaan istilah “pribumi” di lingkungan pemerintahan sudah dicabut sejak diterbitkannya Instruksi Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi oleh Presiden Habibie untuk mengakhiri polemik rasialisme terhadap kelompok Tionghoa di Indonesia pada masa itu.
Penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato publik juga melanggar semangat penghapusan diskriminasi rasial dan etnis yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial sebagaimana telah diratifikasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999.
Pertimbangan UU Nomor 40 Tahun 2008 menyebutkan bahwa umat manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan umat manusia dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama tanpa perbedaan apapun, baik ras maupun etnis.
http://jurnalindonesia.id/terkait-pi...rancam-pidana/
Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI

Sebuah spanduk panjang membentang di depan Balaikota DKI Jakarta menjelang pelantikan Anies Baswedan – Sandiaga Uno sebagai Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/10/2017).
Spanduk itu menjadi sorotan lantaran berisi tulisan yang dinilai menyinggung SARA.
Spanduk tersebut bertuliskan “Terpilihnya Anies – Sandi adalah Simbol Kebangkitan Pribumi Muslim.”
Adam Harvey ✔ @adharves
Mega banner for Jakarta inauguration party says: 'Anies' election symbolises the revival of native Muslims'.
17.12 - 16 Okt 2017
91 91 Balasan 674 674 Retweet 254 254 suka
Belum diketahui pasti siapa yang memasang spanduk raksasa tersebut. Namun salah seorang anggota Front Pembela Islam (FPI), Erfan, yang kebetulan sedang ada di tempat mengatakan, spanduk itu adalah bentuk kontribusi dari pribumi sebagai salah satu pendukung Anies-Sandi dalam pemilihan gubernur Jakarta.
“Selama ini (muslim) agak dimarjinalkan. Dengan gubernur baru ini mudah-mudahan yang muslim bisa dihargai lagi. Kemarin-kemarin itu seolah-olah umat Islam itu agak dipinggirkan,” ujar Erfan.
Dia pun mengungkapkan harapannya dengan kepemimpinan Jakarta yang baru ini. Dia berharap pasangan Anies-Sandiaga mampu merangkul kembali semua golongan.
“Ini (spanduk) hanya menunjukkan semacam semangat mereka tapi bukan berarti mereka itu akan menjadi otoriter, tidak ada maksud ke sana,” tutur Erfan.
Tanggapan netizen
Foto dari spanduk tersebut menyebar luas di media sosial dan menuai pro kontra netizen. Sebagian netizen mendukungnya, dan tidak sedikit pula yang mengecamnya.
Salah satunya pemilik akun Eko Kuntadhi.
Lewat Facebook, Eko menuliskan kritikannya terkait skeberadaan spanduk tersebut.
“Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial?” tanya Eko lewat tulisannya.
“Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?” imbuh dia.
Berikut kritikan Eko yang ia tuang dalam tulisan berjudul “Sara dan Rasis di Pelantikan Gubernur Jakarta”
Mereka bilang kemenangan Anies-Sandi bukan karena politisasi agama. Nah, sekarang spanduk pelantikannya saja seperti provokasi gesekan antar agama. Mengklaim kebangkitan pribumi muslim, katanya.
Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial? Mau jadi apa Jakarta?
Jika begini cara Anies-Sandi dan pendukungnya meminta publik Jakarta menerima Gubernur baru, ini adalah cara paling norak dan bodoh.
Bagaimana akan didukung seluruh rakyat jika mereka sendiri menistakan keberagaman rakyat Jakarta.
Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?
Lalu apa yang bisa diharapkan rakyat Jakarta yang plural ini dari perilaku para pendukung Gubernur baru yang model begini?
Kemenangan Anies-Sandi bukan kemenagan kaum muslim. Bukan kemenangan pribumi. Itu cuma kemenangan PKS dan Gerindra. Slogan muslim dan pribumi cuma dijadikan tunggangan untuk terus mengobarkan perpecahan.
Shame on you, Mr Governor!
http://jurnalpolitik.id/2017/10/17/s...a-anggota-fpi/
Mengapa istilah 'pribumi' dalam pidato Anies Baswedan memicu kontroversi?
Pada Selasa (17/10), setelah penggunaan kata 'pribumi' menjadi perdebatan ramai, Anies menjelaskan bahwa dalam pidatonya itu, istilah tersebut digunakan untuk era kolonialisme.
"Karena di situ saya juga menulisnya era penjajahan dulu," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).
"Kalau kota lain itu tidak melihat Belanda secara dekat. Yang melihat Belanda jarak dekat siapa? Orang Jakarta. Coba kita di pelosok Indonesia, tahu ada Belanda. Tapi nggak lihat di depan mata. Yang lihat di depan mata itu kita di kota Jakarta ini," tutur Anies. "Pokoknya itu digunakan untuk menjelaskan era kolonial Belanda."
Namun konteks kolonialisme yang digunakan oleh Anies itu tampaknya ditanggapi berbeda oleh sebagian pengguna media sosial.
Sebagian tetap merasa bahwa penggunaan kata tersebut adalah salah satu contoh penggunaan 'dog-whistle politics', ketika sebuah pesan politik menggunakan bahasa berkode yang tampaknya berarti satu hal bagi satu kelompok masyarakat, namun memiliki makna berbeda dan lebih spesifik pada kelompok tertentu, seperti yang disoroti oleh komedian Ernest Prakasa.
#SusahSinyal21Des ✔ @ernestprakasa
“Gausah lebay lu!”. Gpp teman2, saya maafkan. Mungkin kalian ga pernah merasakan satu tragedi dimana status “pribumi” jd penentu nyawa.
10.00 - 17 Okt 2017
78 78 Balasan 805 805 Retweet 564 564 suka
Muannas Alaidid @muannas_alaidid
UU No.40 Th.2008 Ttg penghapusan diskriminasi ras & etnis telah meniadakan istilah pribumi/cina yg ada WNI. blum satu hari dilantik sdh begini, statement yg memprihatinkan gmn mau merangkul 😭
Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendirihttps://m.detik.com/news/berita/3686774/anies-kini-saatnya-pribumi-jadi-tuan-rumah-di-negeri-sendiri …
21.15 - 16 Okt 2017
Photo published for Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Anies Baswedan menyampaikan pidato politik sebagai Gubernur DKI. Di hadapan para pendukungnya, Anies berbicara soal kolonialisme yang ada di depan mata.
news.detik.com
476 476 Balasan 3.796 3.796 Retweet 1.463 1.463 suka
🕵️♂️ @adimasnuel
Anies: saatnya pribumi jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Buku sejarah: nenek moyang asli Indonesia dari Yunan, China Selatan.
Netyzen:
Bapak jg kan keturunan Arab?
Pendukung: tolong pahami konteks
Tapi ucapan Ahok kenapa gak dipahami konteksnya & penjarain ybs?#rauwisuwis
06.48 - 17 Okt 2017
90 90 Balasan 3.951 3.951 Retweet 1.287 1.287 suka
Sebagian pengguna media sosial melihat bahwa pernyataan Anies dalam pidatonya tersebut merupakan bagian dari 'pemenuhan janji kemerdekaan' untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun hal ini dibantah oleh beberapa sejarawan di media sosial, seperti Bonnie Triyana, pemimpin redaksi majalah Historia.
Dia menyatakan bahwa sejak dari masa kolonial pun, 'pribumi' adalah istilah dengan makna rasialistis - tidak hanya terbatas untuk merujuk pada warga keturunan Cina saja.
Bonnie Triyana @BonnieTriyana
Bro, gw kritik nih ya, penggunaan kata pribumi dalam konteks kolonial itu udah rasis. Konsep rasialistis itu diatur dalam Regeeringsreglements 1854. Stelah 17 Agustus 1945 konsep itu diganti jadi kewarganegaraan. https://twitter.com/reiza_patters/status/919939760826736645 …
22.01 - 16 Okt 2017
Bonnie Triyana @BonnieTriyana
Istilah pribumi itu rasistis, bray. Terjemahan langsung dari inlander. Masy kolonial dibagi 3: Europeesch, Vreemde Oosterlingen (Cina, Arab, India, Jepang) dan Inlander. Setelah 1928 or payu lagi tuh. Apalagi setelah 17 Agustus 1945. https://twitter.com/reiza_patters/status/919985241384554497 …
00.59 - 17 Okt 2017
23 23 Balasan 298 298 Retweet 106 106 suka
Sosiolog Indonesia di Australian National University, Ariel Heryanto, pun ikut urun cuitan soal asal muasal kata 'pribumi' tersebut.
Ariel Heryanto @ariel_heryanto
Kolonialisme ini menciptakan sosok mahluk bernama ‘pribumi’. Setelah merdeka, merdeka, rasisme kolonial tak dibuang. https://arielheryanto.wordpress.com/2016/08/13/rasisme-sebelum-dan-sesudah-kemerdekaan-ri/ …
07.50 - 17 Okt 2017
Photo published for Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI
Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI
2016_08_12_CNN Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI-c “Rasisme menjadi salah satu dasar kolonialisme di tanah jajahan Hindia Belanda. Rasisme kolonial ini menciptakan sosok mahluk yang kini b…
arielheryanto.wordpress.com
10 10 Balasan 176 176 Retweet 159 159 suka
selengkapnya
http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-41648172
LBH pun berharap Anies mau mencabut pernyataan tersebut dan meminta maaf secara terbuka kepada publik.
“Pemilihan penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato resmi pejabat negara kontraproduktif dengan upaya mendorong semangat toleransi dan keberagaman,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Alghiffari Aqsa di Jakarta, Senin (16/10).
Menurut Alghiffari, pernyataan Anies Baswedan tersebut senada dengan narasi yang digunakan oleh salah satu kelompok pendukungnya kemarin (16/10) yang membentangkan spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” di depan Balai Kota DKI Jakarta menjelang pelantikannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Seandainya dimaksudkan untuk menyebar kebencian diskriminasi ras dan etnis, kata Alghiffari, hal itu termasuk pelanggaran Pasal 4 huruf b ke-1 dan 2 dan Pasal 16 UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis yang secara tegas mengatur sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah).
Alghifari menambahkan, penggunaan istilah “pribumi” di lingkungan pemerintahan sudah dicabut sejak diterbitkannya Instruksi Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi oleh Presiden Habibie untuk mengakhiri polemik rasialisme terhadap kelompok Tionghoa di Indonesia pada masa itu.
Penggunaan istilah “pribumi” dalam pidato publik juga melanggar semangat penghapusan diskriminasi rasial dan etnis yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial sebagaimana telah diratifikasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999.
Pertimbangan UU Nomor 40 Tahun 2008 menyebutkan bahwa umat manusia berkedudukan sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan umat manusia dilahirkan dengan martabat dan hak-hak yang sama tanpa perbedaan apapun, baik ras maupun etnis.
http://jurnalindonesia.id/terkait-pi...rancam-pidana/
Spanduk “Kebangkitan Pribumi Muslim” Jadi Sorotan, Ini Kata Anggota FPI

Sebuah spanduk panjang membentang di depan Balaikota DKI Jakarta menjelang pelantikan Anies Baswedan – Sandiaga Uno sebagai Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin (16/10/2017).
Spanduk itu menjadi sorotan lantaran berisi tulisan yang dinilai menyinggung SARA.
Spanduk tersebut bertuliskan “Terpilihnya Anies – Sandi adalah Simbol Kebangkitan Pribumi Muslim.”
Adam Harvey ✔ @adharves
Mega banner for Jakarta inauguration party says: 'Anies' election symbolises the revival of native Muslims'.
17.12 - 16 Okt 2017
91 91 Balasan 674 674 Retweet 254 254 suka
Belum diketahui pasti siapa yang memasang spanduk raksasa tersebut. Namun salah seorang anggota Front Pembela Islam (FPI), Erfan, yang kebetulan sedang ada di tempat mengatakan, spanduk itu adalah bentuk kontribusi dari pribumi sebagai salah satu pendukung Anies-Sandi dalam pemilihan gubernur Jakarta.
“Selama ini (muslim) agak dimarjinalkan. Dengan gubernur baru ini mudah-mudahan yang muslim bisa dihargai lagi. Kemarin-kemarin itu seolah-olah umat Islam itu agak dipinggirkan,” ujar Erfan.
Dia pun mengungkapkan harapannya dengan kepemimpinan Jakarta yang baru ini. Dia berharap pasangan Anies-Sandiaga mampu merangkul kembali semua golongan.
“Ini (spanduk) hanya menunjukkan semacam semangat mereka tapi bukan berarti mereka itu akan menjadi otoriter, tidak ada maksud ke sana,” tutur Erfan.
Tanggapan netizen
Foto dari spanduk tersebut menyebar luas di media sosial dan menuai pro kontra netizen. Sebagian netizen mendukungnya, dan tidak sedikit pula yang mengecamnya.
Salah satunya pemilik akun Eko Kuntadhi.
Lewat Facebook, Eko menuliskan kritikannya terkait skeberadaan spanduk tersebut.
“Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial?” tanya Eko lewat tulisannya.
“Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?” imbuh dia.
Berikut kritikan Eko yang ia tuang dalam tulisan berjudul “Sara dan Rasis di Pelantikan Gubernur Jakarta”
Mereka bilang kemenangan Anies-Sandi bukan karena politisasi agama. Nah, sekarang spanduk pelantikannya saja seperti provokasi gesekan antar agama. Mengklaim kebangkitan pribumi muslim, katanya.
Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial? Mau jadi apa Jakarta?
Jika begini cara Anies-Sandi dan pendukungnya meminta publik Jakarta menerima Gubernur baru, ini adalah cara paling norak dan bodoh.
Bagaimana akan didukung seluruh rakyat jika mereka sendiri menistakan keberagaman rakyat Jakarta.
Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?
Lalu apa yang bisa diharapkan rakyat Jakarta yang plural ini dari perilaku para pendukung Gubernur baru yang model begini?
Kemenangan Anies-Sandi bukan kemenagan kaum muslim. Bukan kemenangan pribumi. Itu cuma kemenangan PKS dan Gerindra. Slogan muslim dan pribumi cuma dijadikan tunggangan untuk terus mengobarkan perpecahan.
Shame on you, Mr Governor!
http://jurnalpolitik.id/2017/10/17/s...a-anggota-fpi/
Mengapa istilah 'pribumi' dalam pidato Anies Baswedan memicu kontroversi?
Pada Selasa (17/10), setelah penggunaan kata 'pribumi' menjadi perdebatan ramai, Anies menjelaskan bahwa dalam pidatonya itu, istilah tersebut digunakan untuk era kolonialisme.
"Karena di situ saya juga menulisnya era penjajahan dulu," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (17/10/2017).
"Kalau kota lain itu tidak melihat Belanda secara dekat. Yang melihat Belanda jarak dekat siapa? Orang Jakarta. Coba kita di pelosok Indonesia, tahu ada Belanda. Tapi nggak lihat di depan mata. Yang lihat di depan mata itu kita di kota Jakarta ini," tutur Anies. "Pokoknya itu digunakan untuk menjelaskan era kolonial Belanda."
Namun konteks kolonialisme yang digunakan oleh Anies itu tampaknya ditanggapi berbeda oleh sebagian pengguna media sosial.
Sebagian tetap merasa bahwa penggunaan kata tersebut adalah salah satu contoh penggunaan 'dog-whistle politics', ketika sebuah pesan politik menggunakan bahasa berkode yang tampaknya berarti satu hal bagi satu kelompok masyarakat, namun memiliki makna berbeda dan lebih spesifik pada kelompok tertentu, seperti yang disoroti oleh komedian Ernest Prakasa.
#SusahSinyal21Des ✔ @ernestprakasa
“Gausah lebay lu!”. Gpp teman2, saya maafkan. Mungkin kalian ga pernah merasakan satu tragedi dimana status “pribumi” jd penentu nyawa.
10.00 - 17 Okt 2017
78 78 Balasan 805 805 Retweet 564 564 suka
Muannas Alaidid @muannas_alaidid
UU No.40 Th.2008 Ttg penghapusan diskriminasi ras & etnis telah meniadakan istilah pribumi/cina yg ada WNI. blum satu hari dilantik sdh begini, statement yg memprihatinkan gmn mau merangkul 😭
Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendirihttps://m.detik.com/news/berita/3686774/anies-kini-saatnya-pribumi-jadi-tuan-rumah-di-negeri-sendiri …
21.15 - 16 Okt 2017
Photo published for Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Anies Baswedan menyampaikan pidato politik sebagai Gubernur DKI. Di hadapan para pendukungnya, Anies berbicara soal kolonialisme yang ada di depan mata.
news.detik.com
476 476 Balasan 3.796 3.796 Retweet 1.463 1.463 suka
🕵️♂️ @adimasnuel
Anies: saatnya pribumi jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Buku sejarah: nenek moyang asli Indonesia dari Yunan, China Selatan.
Netyzen:
Bapak jg kan keturunan Arab?
Pendukung: tolong pahami konteks
Tapi ucapan Ahok kenapa gak dipahami konteksnya & penjarain ybs?#rauwisuwis
06.48 - 17 Okt 2017
90 90 Balasan 3.951 3.951 Retweet 1.287 1.287 suka
Sebagian pengguna media sosial melihat bahwa pernyataan Anies dalam pidatonya tersebut merupakan bagian dari 'pemenuhan janji kemerdekaan' untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun hal ini dibantah oleh beberapa sejarawan di media sosial, seperti Bonnie Triyana, pemimpin redaksi majalah Historia.
Dia menyatakan bahwa sejak dari masa kolonial pun, 'pribumi' adalah istilah dengan makna rasialistis - tidak hanya terbatas untuk merujuk pada warga keturunan Cina saja.
Bonnie Triyana @BonnieTriyana
Bro, gw kritik nih ya, penggunaan kata pribumi dalam konteks kolonial itu udah rasis. Konsep rasialistis itu diatur dalam Regeeringsreglements 1854. Stelah 17 Agustus 1945 konsep itu diganti jadi kewarganegaraan. https://twitter.com/reiza_patters/status/919939760826736645 …
22.01 - 16 Okt 2017
Bonnie Triyana @BonnieTriyana
Istilah pribumi itu rasistis, bray. Terjemahan langsung dari inlander. Masy kolonial dibagi 3: Europeesch, Vreemde Oosterlingen (Cina, Arab, India, Jepang) dan Inlander. Setelah 1928 or payu lagi tuh. Apalagi setelah 17 Agustus 1945. https://twitter.com/reiza_patters/status/919985241384554497 …
00.59 - 17 Okt 2017
23 23 Balasan 298 298 Retweet 106 106 suka
Sosiolog Indonesia di Australian National University, Ariel Heryanto, pun ikut urun cuitan soal asal muasal kata 'pribumi' tersebut.
Ariel Heryanto @ariel_heryanto
Kolonialisme ini menciptakan sosok mahluk bernama ‘pribumi’. Setelah merdeka, merdeka, rasisme kolonial tak dibuang. https://arielheryanto.wordpress.com/2016/08/13/rasisme-sebelum-dan-sesudah-kemerdekaan-ri/ …
07.50 - 17 Okt 2017
Photo published for Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI
Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI
2016_08_12_CNN Rasisme Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan RI-c “Rasisme menjadi salah satu dasar kolonialisme di tanah jajahan Hindia Belanda. Rasisme kolonial ini menciptakan sosok mahluk yang kini b…
arielheryanto.wordpress.com
10 10 Balasan 176 176 Retweet 159 159 suka
selengkapnya
http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-41648172
0
6.5K
89


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan