Kaskus

Entertainment

shouphelloAvatar border
TS
shouphello
Bermanfaatkah mendiskusikan agama orang lain di tempat umum?
Mengapa orang menipu? Banyak hal. Bisa untung. Yang rugi orang lain.

Mengapa orang tidak menipu?

Well. Menipu itu susah.

You see. Setiap kali saya tertipu, sebetulnya saya sering merasa ada sesuatu yang aneh dan mencurigakan dari ucapan penipu tersebut.

Tapi sering kali saya tetap saja tertipu. Kenapa? Karena saya tidak merasa aneh dengan modus penipuan tertentu. Orang lain bisa merasakan. Saya tidak. Sering kali terbalik. Saya bisa melihat yang aneh di satu modus, orang lalin tidak.

Jadi satu cara untuk lebih susah ditipu adalah dengan berkomunikasi dengan orang orang yang kepercayaan dan mindsetnya beda. Kalau anda sudah curiga, toh anda tinggal memeriksa claim tersebut, dan kalau ternyata itu hanya keanehan, ya deal tetap jalan.

Ibaratnya anda main tenis. Anda jaga bola kiri, lawan smash ke kanan. Anda jaga bola kanan, lawan smash ke kiri. Anda akan meningkatkan peluang anda menang lebih kalau anda mix kiri dan kanan. Tapi dalam hidup itu artinya anda tidak specialisasi.

Bagaimana dengan agama?

Agama mungkin penipuan mungkin tidak. Ya kita tidak tahu. Akan tetapi, sering kali sudah ada sesuatu yang "aneh" dalam banyak claim agama.

Keanehan itu, lucunya amat mudah terdeteksi oleh orang yang agamanya lain, dan oleh orang atheist. Tapi susah sekali terlihat oleh orang yang beragama sama.

Contoh, kita lihat first travel. Berapa banyak korban first travel kristen? Ya tidak ada. Hanya orang islam saja yang bisa kemakan oleh modus umroh.

Kita lihat Benny Hinn. Berapa banyak orang menyumbang ke Benny Hinn muslim? Ya tidak ada. Benny Hinn mendudukkan orang di korsi roda, lalu menaikkan ke panggung, dan orang yang di korsi roda itu bisa berdiri, lalu mengclaim mujizat. Cuman orang kristen doang yang tidak melihat sesuatu yang "aneh" di situ.

Ada patung bunda maria bisa menangis. Semua umat beragama lain. Atheist, islam, protestan, budhist, ya tentu saja berpikir, ini kapilaritas. Yang tidak bisa melihat itu hanya sebagian orang katolik.

Di India, ada patung bunda maria bisa menangis. Ada ilmuwan atheist bilang itu kapilaritas. Ilmuannya didemo penistaan agama karena orang katolik berpendapat ini mujizat.

Suatu claim yang "aneh", seperti mujizat, tidak terlihat aneh, oleh orang yang seagama.

Kalo kita lihat orang beragama Shinto percaya kaisar mereka keturunan amaterasu omikami. Apakah kita merasa itu claim aneh? Apa kita mikir ah, itu kan pinter pinternya kaisar biar rakyatnya nurut. Ada nggak dari kita yang mikir, hmmm... mungkin udah di test pake mytochondria DNA emang bener? No. Kita bahkan tau mereka ngecheck aja pasti kagak. Itu hanya claim politik yang dibuat untuk tujuan politik. Semua orang bisa lihat itu kecuali, orang Shinto.

Nah kalo misalnya anda punya teman kristen, dan anda bukan orang kristen. Coba anda tanya, di alkitab di mana ditulis kalo Yesus Tuhan, sex diluar nikah nggak boleh, dan polygamy nggak boleh. Coba lihat mereka bisa tunjukkan tidak? Anda lihat aneh tidak penjelasan mereka? Mereka kemungkinan tidak merasa itu aneh. Menurut anda bagaimana? Semua orang bisa lihat itu aneh, kecuali orang kristen.

Kalo misal anda punya teman islam. Dan anda bukan orang islam. Coba anda tanya, itu kerja di perusahaan yang ada manager kafir atau ceo kafir atau gubernur kafir boleh nggak? Kok Ahok special? Anda lihat, ada yang aneh nggak di pemahaman mereka. Semua orang kayaknya akan bisa melihat itu aneh. Seolah olah ya pinter pinternya si pejabat aja yang ingin orang memilih gubernur yang lebih ramah berkorupsi. Semua bisa melihat itu aneh kecuali sebagian orang islam.

Saya tidak tahu agama itu penipuan atau bukan. Mungkin agama itu seperti nasehat technical analysis dari pemain saham. Nggak ada penipuan, tapi sering kali ngaco. Technical analyst bilang ini saham bisa naik, bisa turun, dan saya tau dia nggak nipu. Tapi saya juga tau dia bisa salah. Dan kalo salah saya pasti rugi. Kalo benar saya pasti untung.

Bedanya adalah hasil technical analysis kita tau 1 minggu sesudah sahamnya kita beli. Surga neraka, kita nggak tau sampai lama sekali.

Yang kita tau adalah indikasi. Ada yang aneh tidak di ramalan, prediksi, dari technical analysts? Ada yang aneh nggak dari ucapan ulama, pendeta, dll? Orang nggak perlu bohong lho buat salah. Kalo salah kita tetep rugi lho.

Dan agama seolah olah mematikan censor kritikal thinking kita. Sesuatu yang kayaknya tidak wajar, jadi terlihat wajar karena kita seagama.

Mungkin satu cara untuk lebih mendekati kebenaran ya kita harus melihat semua indikasi. Kalo ada orang yang berpikir sesuatu aneh, mustinya ya kita curiga. Siapa tau kita benar. Siapa tau kita salah. Tapi seharusnya kita bisa check.

Tapi informasi sering kali susah masuk kekita. Kalo kita tidak bisa mengomentari agama orang lain atau mendengar ocehan (nonsense) mereka, ya sesuatu yang sebetulnya aneh, kita jadi tidak lihat.

Kita tidak bisa melihat keanehan di agama kita sendiri. Kita perlu orang beragama lain untuk menunjukkan hal hal yang mencurigakan. Itu artinya orang akan amat gampang menipu kita pake agama kita sendiri.

Kalo kita melarang orang berkomentar tentang agama kita, dan tidak mengomentari agama orang lain. Bila kita tidak mendengar opini orang lain, kan kita jadi gampang ditipu.

Kan namanya kita malah sesat?

0
2.3K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan