Kaskus

News

pomidorAvatar border
TS
pomidor
Petani Perancis Rentan Bunuh Diri Akibat Faktor Ekonomi
Petani Perancis Rentan Bunuh Diri Akibat Faktor Ekonomi


Petani Perancis Rentan Bunuh Diri Akibat Faktor Ekonomi

Pomidor – Dibanding profesi lain, angka bunuh diri di kalangan petani Perancis adalah yang paling tinggi. Menurut sebuah penelitian, menurunnya pendapatan ditambah dengan banyaknya regulasi yang berkaitan dengan lingkungan, menjadi faktor utama penyebab tingginya angka bunuh diri petani Perancis.

Rilis mengenai studi tersebut dikeluarkan otoritas kesehatan Perancis dengan mengambil data penelitian tahun 2007 hingga 2011. Hasil ini memperkuat temuan mengejutkan di tahun 2013 bahwa para petani di negeri Eiffel itu angka kecenderungan bunuh dirinya lebih tinggi 20 persen daripada profesi lainnya. Sekedar perbandingan, antara 2007 hingga 2009, rata-rata dua hari sekali ada petani Perancis yang sengaja mengakhiri hidupnya secara instant.

Sesuai temuan terbaru, di tahun 2009, 64 dari seratus ribu petani Perancis melakukan bunuh diri. Usia mereka yang rentan melakukan tindakan ini umumnya berusia di atas setengah abad atau antara 55-64 tahun. Ini berarti angka rata-rata bunuh diri secara keseluruhan di Perancis adalah 19 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tingkat bunuh diri ini paling sering terjadi di kalangan petani dengan usaha kecil, petani perorangan serta petani yang penghasilannya hanya melulu dari aktivitasnya bercocok tanam. Hal ini bisa menjelaskan kerentanan dari sisi ekonomi dan keterpurukan dalam sisi sosial berkaitan erat dengan kecenderungan untuk bunuh diri.

Dari data Asosiasi Petani Perancis (MSA), 30 persen anggotanya berpendapatan kurang dari € 5.000 sepanjang tahun 2015 atau € 350 per bulan (Rp 5.564.813.53/bulan). Angka di atas Rp 5 juta jangan dibandingkan dengan Indonesia. Sebab untuk negara sekelas Perancis dengan biaya hidup yang jauh lebih mahal, nilai nominal itu sangat rendah.

Padahal di tahun sebelumnya, pendapatan petani yang kurang dari € 350 per bulan hanya sekitar 18 persen. Melihat trend pendapatan yang terus menurun ini, MSA memperingatkan “tahun 2016 penghasilan mayoritas petani bisa kurang dari € 350 per bulan”.

Kebanyakan petani menghadapi situasi ini karena aset-aset mereka sebagian besar berupa tanah dan lahan pertanian. Minimnya minat pembeli untuk mengambil alih lahan mereka menjadi faktor yang membuat mereka sulit pensiun dari profesi petani. Mereka juga tak bisa mengantongi uang dalam jumlah besar hasil penjualan lahan mereka.

Di tahun 2016, MSA menetapkan planning untuk mencegah lebih banyak petani yang bunuh diri dengan meningkatkan pemahaman mengenai fenomena tersebut.

Regulasi lingkungan yang kian ketat

“Modernisasi, berbagai aturan tentang ekologi yang mengikat, serta birokrasi” adalah hal-hal yang mungkin menjadi “biang kerok”. Demikian kesimpulan penelitian yang mengupas tentang tingginya angka bunuh diri di kalangan petani.

Uni Eropa sendiri sudah berusaha memberi macam-macam insentif yang diharapkan membawa manfaat positif bagi petani. Namun para petani tetap mengeluh karena mereka harus menanggung beban biaya kebijakan lingkungan tanpa pernah turut serta diajak berunding.

“Para petani terus menerus disudutkan. Baik itu mengenai cara mereka bertani maupun ketergantungan mereka pada bahan-bahan kimia untuk mendukung usahanya. Padahal petani sebenarnya adalah korban dari banyaknya sudut pandang yang mengatur ini itu tanpa keterlibatan petani itu sendiri.” Demikian pernyataan keras Véronique Le Floc’h, Sekjen Koordinasi Pedesaan, sebuah perhimpunan petani terbesar kedua di Perancis, seperti dikutip dari Euractiv.

Begitu pula dengan masalah pemakaian glifosat, bahan kimia pembunuh gulma. Meski telah ditetapkan WHO sebagai bahan pemicu karsinogenik di tahun 2015, namun badan keamanan pangan sebagian negara anggota Uni Eropa menilai glifosat masih aman digunakan. Pemungutan suara untuk menentukan apakah bahan ini bisa digunakan atau tidak di Uni Eropa akan berlangsung tanggal 5 dan 6 Oktober ini.

Yang membuat berang kalangan petani di Perancis, pemerintahan Presiden Emmanuel Marcon jauh-jauh hari sudah menyatakan akan memveto penggunaan glifosat di sektor pertanian. Para petani melampiaskan kemarahannya dengan berdemo memblokade Champs Elysees beberapa waktu lalu.

“Larangan pemakaian glifosat akan memiliki dampak kerugian finansial yang cukup besar, antara 1 sampai 2 milyar Euro, khususnya pada petani sereal dan petani anggur. Belum adanya alternatif pengganti glifosat, membuat kita harus menentang kebijakan pemerintah ini. Petani tidak sembarangan menggunakannya (glifosat). Tapi hanya ketika betul-betul dibutuhkan,” tegas Le Floc’h.

(Sumber)

Ternyata orang depresi akibat faktor ekonomi bisa terjadi di mana saja. Tapi kan ga perlu bunuh diri gara-gara soal itu.
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.3K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan