Hi sobat kaskus apakah anda pernah sakit, sebagai manusia biasa pastinya sakit selalu di depan mata ia datang dengan tiba-tiba tanpa kasih kabar terlebih dahulu.



Namun di zaman orde paling baru sakit seakan menjadi tameng dengan ketidak jujuran yang kita lakukan, contoh kecilnya ketika kita bolos sekolah atau kerja surat sakit yang bisa dibeli menjadi tameng untuk alasan agar kita tidak dapat hukuman, maaf saja bukan menyalahi institusi tertentu namun siapa sih yang tak mau uang gara-gara seribu di jalan saja kita bisa berkelahi loh..seperti adu mulut antar supir angkot dan penumpang karena bayaran kurang.

Jadi balik lagi ke dalam kasus korupsi, yah hal ini hanya bisa dilakukan oleh maling yang berada di balik meja, bahkan penjaranya juga berbeda dengan bandit kelas teri, bahkan tak jarang keluar penjara tetap kaya dibandingkan yang katanya maling sound system di tempat ibadah yang dibakar massa kaya kagak malah masuk alam barzah, padahal belum tentu bersalah.

Inilah kehidupan yang kaya makin kaya miskin makin sengsara, duh jadi kemana mana nih bicaranya, oke balik lagi ke masalah sakit.

Para tersangka korupsi dengan mudahnya menjadi sakit entah mengapa sudah banyak kejadiannya, apa stress dengan masalah yang ada atau aksi tipu-tipu agar bisa lolos dari jerat hukum, atau hanya ingin memperlambat proses hukum yang tahu hanya dia dan Tuhannya.



Tapi apakah benar para tersangka korupsi sakit karena aksi tipu muslihat, sebenarnya tidak juga ada yang memang benar-benar sakit bahkan hingga meninggal dunia seperti om Sutan Batughana.

Kenapa mereka bisa melakukan korupsi memang ada berberapa faktor terutama kesempatan.

Namun manusia tanpa adanya benteng pertahanan diri bahwa apa yang dia lakukan akan dilihat Tuhannya, walau individu itu rajin beribadah namun kosong jiwannya hal-hal naluri mahluk hidupnya akan keluar, yaitu.

Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan hal tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan korupsi.

Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup yang semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena apabila dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup mereka yang boros.

Faktor internal pada dirinya yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat moral manusia yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan mereka lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri.



Banyak Istri juga bisa membuat para pelaku pejabat melakukan tindakan korupsi, karena biaya hidup dengan istri yang banyak di zaman sekarang tidaklah murah, namun tidak semua lelaki beristri banyak korupsi bahkan mereka yang berpoligami sering kita lihat lebih sukses dari yang monogami lagipula hal itu tentulah lebih baik daripada banyak berzina dengan wanita panggilan tapi dari hasil korupsi.

Kembali lagi ke masalah sakit, sebagai wong cilik fenomena sakit ketika menjadi tersangka korupsi memang menggelikan.



Andaikan semua rakyat ini korupsi bisa-bisa rumah sakit penuh dengan penderita sakit dadakan, yang jelas mereka sudah sakit jiwanya rela menikam bangsanya sendiri untuk memperlebar tanah dan meninggikan derajatnya agar dibilang "horang kaya".

Jadi apa pendapat kalian sobat kaskus