- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
10 Persen Warga Jabar Alami Gangguan Jiwa, 10.638 Orang Dipasung


TS
warta.gedebus
10 Persen Warga Jabar Alami Gangguan Jiwa, 10.638 Orang Dipasung

Solihin mendampingi Dadan, anaknya yang mengidap gangguan jiwa, sebelum dibawa ke RSJ Cisarua, Bandung, Jumat (15/4/20)
TRIBUNNEWS , BANDUNG - Di tengah perkembangan industri di berbagai sektor, termasuk sektor informasi teknologi, jumlah penderita gangguan jiwa di Provinsi Jawa Barat turut meningkat.
Hal ini terjadi karena adanya perubahan sosiologis, psikologis yang begitu cepat, khususnya di Jabar.
Guru Besar Fakultas Keperawatan Unpad yang juga pakar keperawatan Indonesia, Prof Suryani, mengatakan bahwa di Indonesia, menimbang dari berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial dengan keanekaragaman penduduk di Indonesia, jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah.
Hal ini berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 pun menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 14 juta orang.
Jumlah itu sekitar 6 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang.
Di Jawa Barat, permasalahan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ringan tercatat sebanyak 4.324.221 orang dari total penduduk 46.497.000 orang.
Sedangkan ODGJ berat sebanyak 74.395 orang. Pasung ada 10.638 orang.
"Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa sudah disahkan tetapi pelaksanaannya belum dapat dilaksanakan," kata Suryani dalam rilis yang diterima Tribun Jabar, Senin (9/10/2017).
Hal ini diungkapkan Suryani dalam Peringatan Hari Kesehatan sedunia tahun ini.
Peringatan ini dimanfaatkan mahasiswa Magister Keperawatan Jiwa Unpad dengan menggandeng Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Jawa Barat dengan menggelar talkshow tentang Sehat Jiwa.
Acara ini melibatkan Sekretaris Daerah Jawa Barat, Iwa Karniwa , Ketua IPKJI Jawa Barat, Aat Sriati, serta Bidang Pelayanan DPW PPNI Jawa Barat, Abdul Rofiq di Car Free Day Dago, hari Minggu kemarin.
Kegiatan ini bertujuan memberikan sosialisasi, edukasi dan kampanye anti stigma negatif bagi masyarakat.
Menurut Suryani, ciri-ciri orang yang sehat jiwanya yakni pertama, orang yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan dimanapun tempatnya dan kapanpun waktunya.
Kedua, orang yang produktif, di mana pertimbangannya jika orang banyak menganggur atau tidak produktif hal ini bisa mengakibatkan jiwanya kurang sehat.
Ketiga, kata dia, orang yang mampu bersosialisasi dengan baik, atau tidak kuper (kurang pergaulan) dan tidak terlalu ekslusif.
Sementara keempat, orang yang memahami dirinya termasuk kelebihan dan kekurangannya serta mampu mengembangkan diri.
"Untuk mengatasi agar jiwa tetap sehat, kita harus selalu berpikiran positif dan memikirkan hal-hal yang baik. Bila mempunyai harapan yang realistis dalam kehidupan atau sesuai dengan kemampuan," ujarnya.
Suryani juga mengatakan agar cita-cita seseorang disesuaikan dengan kemampuan.
"Kalau punya cita-cita harus mengukur diri, yang bisa diraih, tidak mengawang-awang agar tak menjadi stres. Selain itu, jangan banyak menggunakan media sosial sehari upayakan di bawah 3 jam kecuali bagi yang produktif," katanya.
Dalam kesempatan itu, Iwa Karniwa mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan talkshow tentang Sehat Jiwa, Penyuluhan Kesehatan (Health Education) dengan tema, "Bahaya Kecanduan Internet” dan nonton bareng film tentang Depresi Remaja.
"Tentunya kami sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini. Begitu tim dari Magister Keperawatan Unpad dan IPKJI Jabar ini audiensi, kami langsung mendukung kegiatan ini sebagai bukti nyata dukungan pemerintah Jawa Barat agar masyarakat sehat jiwa dan selalu berpikir positif tentang pembangunan dan pemerintahan sesuai dengan fungsinya," kata Karniwa.
0
2.7K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan