- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ITUNYA HILANG DISANTET ISTRI (SUKU DAYAK)


TS
kanadiyel
ITUNYA HILANG DISANTET ISTRI (SUKU DAYAK)
Quote:
Original Posted By kanadiyel►










Ya gann...

Sebut saja namanya Budi, seorang pekerja lepas di sebuah pabrik dengan penghasilan pas-pasan. Meskipun masih bujangan, kebutuhan hidup yang dia perlukan cukup besar. Mengingat dirinya mempunyai tanggung jawab terhadap empat orang adiknya yang masih sekolah.
Ayahnya telah meninggal dunia, sedangkan ibunya menjadi buruh cuci. Maka ketika ada tawaran bekerja di daerah dengan gaji yang lumayan tinggi, dirinya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Empat tahun dia bekerja di sebuah desa kecil, di pedalaman. Rumah yang tergadai sewaktu ayahnya sakit dapat mereka tebus. Budi merasa betah bekerja sebagai kenek logging truk yaitu truk pengangkut batangan kayu log dari dalam hutan. Hasilnya lumayan, jauh berbeda bila dibandingkan ketika bekerja sebagai buruh pabrik.
Ketika perusahaan membuka areal baru di pedalaman, dia termasuk salah satu karyawan yang dengan sukarela pindah ke sana. Menurut perhitungannya, areal baru penebangan tentu kayunya masih cukup banyak sehingga hasil diperoleh pasti juga cukup besar.
Selain itu jarak antara tempat penebangan dengan tempat penampungan kayu masih sangat dekat. Minimal dua belas rit sehari bias dia angkut bersama supir, dengan demikian penghasilan akan berlipat ganda.
Budi termasuk anak muda yang pandai bergaul. Buktinya, tidak lama tinggal di camp baru, ia telah banyak kenal sesama anak muda penduduk setempat. Salah satunya adalah Dayu, seorang gadis Dayak setempat yang sangat canti, dengan kulit khas berwarna putih.
Dayu memang begitu menggoda. Karena itu, tidak perlu berlama-lama pacaran, mereka memutuskan untuk segera menikah. Lamaran dilakukan oleh manager camp, yang mewakili keluarganya yang tidak dapat hadir. Maklumlah, ibunya sudah terlalu tua untuk melakukan perjalanan jarak jauh, sedangkan adik-adiknya semuanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Seperti kebiasaan adat penduduk setempat pada waktu itu, dia harus menyediakan binatang-binatang ternak, seperti ayam dan babi juga peralatan dapur sebagai mas kimpoi. Pesta pernikahan cukup meriah walaupun sangat sederhana menurut ukuran penduduk setempat pada umumnya. Budi sangat bahagia dapat menyunting gadis Dayak yang memang sudah menjadi incaran banyak pemuda di kampungnya.

Setelah menikahi Dayu, dia menghabiskan waktu dengan bermesraan. Dari pagi sampai sore dirinya bekerja mengangkut kayu dari hutan ke log-pond (tempat penumpakan kayu). Dan malam harinya dia habiskan waktu bersamaan Dayu.
Sebagai lelaki muda, dia banyak berpengalaman dengan gadis-gadis. Tapi bila dibandingkan dengan Dayu, dia bukanlah tandingannya. Dayu menyimpan daya seks yang luar biasa.
Kalau saja dia tidak rajin minum air pasak bumi, mungkin Budi sudah terkapar lemas setiap pagi. Bayangkan, hamoir setiap malam mereka selalu bercinta dan bercinta. Nyaris sepanjang malam.

Sebuah Surat
Waktu berputar begitu cepat. Tidak terasa sudah lima tahun dia menikah dengan Dayu. Tetapi sampai saat itu mereka belum dikarunia momongan. Namun mereka tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.
Mereka menikmati saja hari-hari yang ada. Sampai akhirnya dating malapetaka itu. Pada suatu hari dating sepucuk surat dari tempat asalnya. Persis dari ibunya. Tentu saja yang menulis bukan ibunya, tetapi salah satu adiknya yang masih tinggal bersamanya, sebab adiknya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di kabupaten lain.
Surat itu isinya meminta agar Budi segera pulang. Dia akan dinikahkan dengan gadis pilihan ibunya dengan maksud agar dapat mempunyai keturunan.
“Pak bisa bantu aku membacakan surat ini? Kira-kira isinya apa, Pak? Tanya Dayu sembari menyodorkan surat itu.
“Baca saja. Kamu kan bisa membaca,” jawab Pak Anwar.
“Saya bisa membacanya, tetapi tidak mengerti maksudnya,” jawab Dayu.
“Mengapa?” tanya Pak Anwar.
“Tidak tahu bahasanya. Karena menggunakan Bahasa Jawa, ya?” jawab Dayu.
Pak Anwar pura-pura membaca. Kemudian dia mengatakan kepada Dayu bahwa ada keluarga Budi yang sedang sakit. “Suamimu disuruh pulang karena ada yang sakit,” begitu bohong Pak Anwar.

Alat Kelamin Lenyap
Dayu rupanya tidak puas dengan jawaban Pak Anwar. Kemudian dia meminta tolong kepada salah seorang karyawan yang lain, entah siapa sampai sekarang Budi pun tidak tahu. Di situlah Dayu tahu kalau suaminya akan dikimpoikan dengan perempuan lain karena Dayu dianggap tidak mampu memberikan keturunan.

Dayu pun tergolong wanita yang pandai bersandiwara. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda cemburu. Keberangkatan Budi diantar dengan senyum manisnya. Perlu juga disampaikan bahwa malam sebelum keberangkatan, mereka bercinta hamper sepanjang malam, dan Dayu menunjukkan gairah yang luar biasa.
Setiba di kota Kabupaten di kawasan itu, Budi kemudian naik bus menuju Pontianak. Di terminal Pontianak itulah dia baru mengetahui kalau alat kelaminnya lenyap. Waktu itu dia berada di kamar kecil dan membuka celananya, dia tidak melihat alat kelaminnya itu. Terang dia sangat panik. Agar cepat sampai, dia memilih menyewa ojek daripada naik bus lagi menuju rumahnya.
Begitu tiba di rumah dia langsung menubruk ibunya sambil meraung menangis di pangkuannya.
“Kamu kenapa nak? Baru dating langsung menangis?” Tanya ibunya sambil mengelus-elus rambut kepalanya.
“Kelamin saya hilang, Bu!” jawab Budi seperti anak kecil. Karena sang ibu tidak percaya, seperti anak kecil Budi segera membuka celananya di depan sang ibu.
Setelah melihat itu sang ibu menjadi seperti orang linglung. Heran bercampur bingung. Dan menyarankan agar Budi segera pergi ke orang pintar. Budi pun menurutinya. Namun, entah sudah berapa orang pintar di daerah itu yang dia datangi tetapi tidak ada satupun yang dapat memberikan solusi yang memuaskan.
Akhirnya dia pergi ke suatu daerah. Persisnya ke rumah mantan Kepala Kantor sebuah perusahaan swasta. Beliau orang Dayak yang sangat berpengaruh dalam hal-hal seperti itu. Setelah berbasa-basi sebentar, Budi yang juga didampingi seorang teman menyampaikan maksud. Dia menceritakan sedikit gambaran mengapa dia pulang. Mendengar ceritanya Pak Stefanus, orang pintar itu tertawa lebar.
“Kamu adalah orang kedua yang datang ke sini. Yang sebelumnya juga sama masalah denganmu. Tapi sudah lama sekali. Saya harap kamu jangan khawatir,” kata Pak Stefanus.
“Jangan khawatir bagaimana, Pak. Ini serius!” sergah Budi menangis seperti anak kecil.
“Begini. Apakah kamu berniat menceraikan Dayu?” tanya Pak Stefanus.
“Tidak. Saya tidak mungkin menceraikan Dayu, Pak. Saya sangat mencintainya!” jawab Budi tegas.
“Kalau begitu cepetlah kembali ke camp. Kamu akan mendapatkan kembali kelaminmu yang hilang itu!” ucap lelaki bertato itu.
“Apakah betul, Pak!” Budi penasaran.
“Saya jamin seratus persen!” tegas Pak Stefanus.
Tidak ada jalan lain kecuali Budi memang harus segera kembali ke daerah tempat dia bekerja. Menyadari keadaan yang dia alami, sampai dia kembali ke tempat kerja tidak ada pembicaraan mengenai pernikahan yang diinginkan oleh ibunya.
Simgkat cerita, dia telah tiba kembali ke tempat dia bekerja. Sesampai di sana, ternyata isterinya tidak ada di baraknya. Dia pulang ke kampungnya, yang memang tidak begitu jauh dari camp. Dia pun segera menyusulnya ke sama.
Dayu memang pemain watak yang sempurna. Setiba di rumah mertua Budi disambut isterinya dengan hangat. Inilah yang membuatnya tidak bisa melupakannya.
“Bang, ketinggalan sesuatu ya?” tanyanya manja.
“Aku sangat khawatir, Dayu!” jawab Budi sambil memeluknya dengan gemas.
“Tidak usah khawatir. Punya abang tersimpan rapi. Ada di sini!” kata Dayu sambil menunjukkan toples berisi sesuatu itu.
Betapa terkejutnya Budi. Sulit dipercaya. Ternyata isi toples itu adalah alat kelaminnya yang tampak teronggok tak berdaya. Dengan santai Dayu mengambil barang itu lalu menempelkannya di tempatnya, tentunya dengan membaca mantra-mantra.
Ajaib, mengherankan, dan tidak masuk akal. Dan entah kata apa lagi yang dapat Budi ucapkan. Tetapi itulah kenyataannya. Entah ilmu apa yang telah digunakan oleh Dayu untuk melakukan tindakan yang sangat ajaib itu.
Hingga kini Budi tak mengetahuinya. Namun yang pasti, hal seperti itu kerap terjadi dan dilakukan oleh suku Dayak tempat dia bekerja. Akan terasa menyakitkan, bahkan membawa kematian jika seseorang benar-benar meninggalkan wanita yang sudah dikimpoinya.
Untunglah Budi sangat mencintai Dayu dan tak berniat meninggalkannya begitu saja. Jika tidak, mungkin dia akan mengalami sakit yang luar biasa dan membusuk, bahkan membawa kematian baginya.

Sekian thread dari ane gan, smoga bisa nambah wawasan dan pengetahuan Agan/Agan wati semua, kurang lebihnya ane minta maaf GAN....
Kaskuser yang baik



, jangan lemparin ane
ya agan - agan...






























Kisah aneh dan menyeramkan ini dituturkan oleh Seorang penulis berkunjung ke suatu daerah di Kalimantan . Kejadian ini menimpa seorang lelaki dimana alat vitalnya disantet karena mengecewakan seorang wanita desa. jangan pernah ngecewain cwe gan, hehehe
Sebut saja namanya Budi, seorang pekerja lepas di sebuah pabrik dengan penghasilan pas-pasan. Meskipun masih bujangan, kebutuhan hidup yang dia perlukan cukup besar. Mengingat dirinya mempunyai tanggung jawab terhadap empat orang adiknya yang masih sekolah.
Ayahnya telah meninggal dunia, sedangkan ibunya menjadi buruh cuci. Maka ketika ada tawaran bekerja di daerah dengan gaji yang lumayan tinggi, dirinya tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Empat tahun dia bekerja di sebuah desa kecil, di pedalaman. Rumah yang tergadai sewaktu ayahnya sakit dapat mereka tebus. Budi merasa betah bekerja sebagai kenek logging truk yaitu truk pengangkut batangan kayu log dari dalam hutan. Hasilnya lumayan, jauh berbeda bila dibandingkan ketika bekerja sebagai buruh pabrik.
Ketika perusahaan membuka areal baru di pedalaman, dia termasuk salah satu karyawan yang dengan sukarela pindah ke sana. Menurut perhitungannya, areal baru penebangan tentu kayunya masih cukup banyak sehingga hasil diperoleh pasti juga cukup besar.
Selain itu jarak antara tempat penebangan dengan tempat penampungan kayu masih sangat dekat. Minimal dua belas rit sehari bias dia angkut bersama supir, dengan demikian penghasilan akan berlipat ganda.
Budi termasuk anak muda yang pandai bergaul. Buktinya, tidak lama tinggal di camp baru, ia telah banyak kenal sesama anak muda penduduk setempat. Salah satunya adalah Dayu, seorang gadis Dayak setempat yang sangat canti, dengan kulit khas berwarna putih.
Dayu memang begitu menggoda. Karena itu, tidak perlu berlama-lama pacaran, mereka memutuskan untuk segera menikah. Lamaran dilakukan oleh manager camp, yang mewakili keluarganya yang tidak dapat hadir. Maklumlah, ibunya sudah terlalu tua untuk melakukan perjalanan jarak jauh, sedangkan adik-adiknya semuanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
Seperti kebiasaan adat penduduk setempat pada waktu itu, dia harus menyediakan binatang-binatang ternak, seperti ayam dan babi juga peralatan dapur sebagai mas kimpoi. Pesta pernikahan cukup meriah walaupun sangat sederhana menurut ukuran penduduk setempat pada umumnya. Budi sangat bahagia dapat menyunting gadis Dayak yang memang sudah menjadi incaran banyak pemuda di kampungnya.

Setelah menikahi Dayu, dia menghabiskan waktu dengan bermesraan. Dari pagi sampai sore dirinya bekerja mengangkut kayu dari hutan ke log-pond (tempat penumpakan kayu). Dan malam harinya dia habiskan waktu bersamaan Dayu.
Sebagai lelaki muda, dia banyak berpengalaman dengan gadis-gadis. Tapi bila dibandingkan dengan Dayu, dia bukanlah tandingannya. Dayu menyimpan daya seks yang luar biasa.
Kalau saja dia tidak rajin minum air pasak bumi, mungkin Budi sudah terkapar lemas setiap pagi. Bayangkan, hamoir setiap malam mereka selalu bercinta dan bercinta. Nyaris sepanjang malam.

Sebuah Surat
Waktu berputar begitu cepat. Tidak terasa sudah lima tahun dia menikah dengan Dayu. Tetapi sampai saat itu mereka belum dikarunia momongan. Namun mereka tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.
Mereka menikmati saja hari-hari yang ada. Sampai akhirnya dating malapetaka itu. Pada suatu hari dating sepucuk surat dari tempat asalnya. Persis dari ibunya. Tentu saja yang menulis bukan ibunya, tetapi salah satu adiknya yang masih tinggal bersamanya, sebab adiknya yang lain sudah berkeluarga dan tinggal di kabupaten lain.
Surat itu isinya meminta agar Budi segera pulang. Dia akan dinikahkan dengan gadis pilihan ibunya dengan maksud agar dapat mempunyai keturunan.
“Pak bisa bantu aku membacakan surat ini? Kira-kira isinya apa, Pak? Tanya Dayu sembari menyodorkan surat itu.
“Baca saja. Kamu kan bisa membaca,” jawab Pak Anwar.
“Saya bisa membacanya, tetapi tidak mengerti maksudnya,” jawab Dayu.
“Mengapa?” tanya Pak Anwar.
“Tidak tahu bahasanya. Karena menggunakan Bahasa Jawa, ya?” jawab Dayu.
Pak Anwar pura-pura membaca. Kemudian dia mengatakan kepada Dayu bahwa ada keluarga Budi yang sedang sakit. “Suamimu disuruh pulang karena ada yang sakit,” begitu bohong Pak Anwar.

Alat Kelamin Lenyap
Dayu rupanya tidak puas dengan jawaban Pak Anwar. Kemudian dia meminta tolong kepada salah seorang karyawan yang lain, entah siapa sampai sekarang Budi pun tidak tahu. Di situlah Dayu tahu kalau suaminya akan dikimpoikan dengan perempuan lain karena Dayu dianggap tidak mampu memberikan keturunan.
Dayu pun tergolong wanita yang pandai bersandiwara. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda cemburu. Keberangkatan Budi diantar dengan senyum manisnya. Perlu juga disampaikan bahwa malam sebelum keberangkatan, mereka bercinta hamper sepanjang malam, dan Dayu menunjukkan gairah yang luar biasa.
Setiba di kota Kabupaten di kawasan itu, Budi kemudian naik bus menuju Pontianak. Di terminal Pontianak itulah dia baru mengetahui kalau alat kelaminnya lenyap. Waktu itu dia berada di kamar kecil dan membuka celananya, dia tidak melihat alat kelaminnya itu. Terang dia sangat panik. Agar cepat sampai, dia memilih menyewa ojek daripada naik bus lagi menuju rumahnya.
Begitu tiba di rumah dia langsung menubruk ibunya sambil meraung menangis di pangkuannya.
“Kamu kenapa nak? Baru dating langsung menangis?” Tanya ibunya sambil mengelus-elus rambut kepalanya.
“Kelamin saya hilang, Bu!” jawab Budi seperti anak kecil. Karena sang ibu tidak percaya, seperti anak kecil Budi segera membuka celananya di depan sang ibu.
Setelah melihat itu sang ibu menjadi seperti orang linglung. Heran bercampur bingung. Dan menyarankan agar Budi segera pergi ke orang pintar. Budi pun menurutinya. Namun, entah sudah berapa orang pintar di daerah itu yang dia datangi tetapi tidak ada satupun yang dapat memberikan solusi yang memuaskan.
Akhirnya dia pergi ke suatu daerah. Persisnya ke rumah mantan Kepala Kantor sebuah perusahaan swasta. Beliau orang Dayak yang sangat berpengaruh dalam hal-hal seperti itu. Setelah berbasa-basi sebentar, Budi yang juga didampingi seorang teman menyampaikan maksud. Dia menceritakan sedikit gambaran mengapa dia pulang. Mendengar ceritanya Pak Stefanus, orang pintar itu tertawa lebar.
“Kamu adalah orang kedua yang datang ke sini. Yang sebelumnya juga sama masalah denganmu. Tapi sudah lama sekali. Saya harap kamu jangan khawatir,” kata Pak Stefanus.
“Jangan khawatir bagaimana, Pak. Ini serius!” sergah Budi menangis seperti anak kecil.
“Begini. Apakah kamu berniat menceraikan Dayu?” tanya Pak Stefanus.
“Tidak. Saya tidak mungkin menceraikan Dayu, Pak. Saya sangat mencintainya!” jawab Budi tegas.
“Kalau begitu cepetlah kembali ke camp. Kamu akan mendapatkan kembali kelaminmu yang hilang itu!” ucap lelaki bertato itu.
“Apakah betul, Pak!” Budi penasaran.
“Saya jamin seratus persen!” tegas Pak Stefanus.
Tidak ada jalan lain kecuali Budi memang harus segera kembali ke daerah tempat dia bekerja. Menyadari keadaan yang dia alami, sampai dia kembali ke tempat kerja tidak ada pembicaraan mengenai pernikahan yang diinginkan oleh ibunya.
Simgkat cerita, dia telah tiba kembali ke tempat dia bekerja. Sesampai di sana, ternyata isterinya tidak ada di baraknya. Dia pulang ke kampungnya, yang memang tidak begitu jauh dari camp. Dia pun segera menyusulnya ke sama.
Dayu memang pemain watak yang sempurna. Setiba di rumah mertua Budi disambut isterinya dengan hangat. Inilah yang membuatnya tidak bisa melupakannya.
“Bang, ketinggalan sesuatu ya?” tanyanya manja.
“Aku sangat khawatir, Dayu!” jawab Budi sambil memeluknya dengan gemas.
“Tidak usah khawatir. Punya abang tersimpan rapi. Ada di sini!” kata Dayu sambil menunjukkan toples berisi sesuatu itu.
Betapa terkejutnya Budi. Sulit dipercaya. Ternyata isi toples itu adalah alat kelaminnya yang tampak teronggok tak berdaya. Dengan santai Dayu mengambil barang itu lalu menempelkannya di tempatnya, tentunya dengan membaca mantra-mantra.
Ajaib, mengherankan, dan tidak masuk akal. Dan entah kata apa lagi yang dapat Budi ucapkan. Tetapi itulah kenyataannya. Entah ilmu apa yang telah digunakan oleh Dayu untuk melakukan tindakan yang sangat ajaib itu.
Hingga kini Budi tak mengetahuinya. Namun yang pasti, hal seperti itu kerap terjadi dan dilakukan oleh suku Dayak tempat dia bekerja. Akan terasa menyakitkan, bahkan membawa kematian jika seseorang benar-benar meninggalkan wanita yang sudah dikimpoinya.
Untunglah Budi sangat mencintai Dayu dan tak berniat meninggalkannya begitu saja. Jika tidak, mungkin dia akan mengalami sakit yang luar biasa dan membusuk, bahkan membawa kematian baginya.
Sekian thread dari ane gan, smoga bisa nambah wawasan dan pengetahuan Agan/Agan wati semua, kurang lebihnya ane minta maaf GAN....

Kaskuser yang baik























jangan lupa mampir ke trit ane lainnya
https://www.kaskus.co.id/thread/59d6...yang-belum-tau
https://www.kaskus.co.id/thread/59d6...ng-2001-dewasa
https://www.kaskus.co.id/thread/59d6...s-berubah-nama
Diubah oleh kanadiyel 06-10-2017 00:26






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
25.8K
Kutip
137
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan