Siapa yang tak tergoda dengan keindahan matahari terbit di Bromo. Bukan cuma turis Indonesia yang mendambakan momen itu. Mereka yang berasal dari luar negeri pun tertarik untuk menikmati panorama tersebut.

Bromo sempat masuk dalam 50 Natural Wonders: the Ultimate List of Scenic Splendor versi CNN. Semua itu tak lain dan tak bukan karena keindahan alam dan adat budaya Bromo yang begitu menarik rasa penasaran wisatawan.



Gunung yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini memiliki tinggi mencapai 2.329 meter. Bromo juga merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur.

Bagi suku Tengger yang mendiami kawasan Bromo, gunung ini dianggap sebagai gunung suci. Hal itu ditandainya dengan diadakannya Upacara Kasodo setiap tahun. Nah, bagi Anda yang belum tahu asal-muasal nama Tengger, itu diambil dari nama belakang Rara Anteng dan Jaka Seger.



Pasang suami-istri ini konon merupakan pendiri desa Tengger. Karena sudah lama tak memiliki keturunan, Joko Seger membuat janji pada Sang Pencipta bahwa bila dia diberi 25 anak, dia akan mengorbankan satu di antara mereka. Doanya didengar. Tetapi rupanya dia lupa pada janjinya.

Anaknya yang bernama Dewa Kusuma memenuhi permintaan ayahnya Jaka Seger untuk mengorbankan diri dengan satu syarat. Setiap tanggal 14 bulan Kasodo, dia minta semua keluarganya membawa sesajen dan hasil bumi ke kawah Bromo, dan ritual itu kemudian disebut Yadnya Kasada.



Untuk mencapai Bromo, Anda bisa menyewa mobil dari Surabaya (jika turun di Bandara Juanda) atau Malang (jika turun di Bandara Abdurrahman Saleh). Setelah sampai di Desa Cemoro Lawang, Anda bisa melepas lelah dengan menginap di wisma-wisma yang tersebar di kawasan tersebut. Tarif wisma yang ditawarkan sekitar Rp 100.000. Sementara untuk menuju Penanjakan, Anda bisa menyewa jeep dengan biaya sekitar Rp 600.000 per kendaraan.