- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yah, Taxi Express Kayaknya Bakal Bubar Nih


TS
den88
Yah, Taxi Express Kayaknya Bakal Bubar Nih

Quote:
Jakarta - PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko (Ruko) yang dimiliki perusahaan. Perusahaan taksi ini bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 250 karyawannya dan jumlahnya diprediksi bertambah.
Hal itu diketahui dari surat jawaban atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 30 Juni 2017 yang dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017).
Dalam surat tersebut, manajemen Express Grup berencana menjual aset berupa tanah. Saat ini proses penjualan masih berlangsung dan telah ditunjuk agen properti profesional untuk membantu penjualan tanah tersebut. Sebagian penjualan tanah bakal terealisasi pada periode berikutnya.
Selanjutnya, perusahaan juga berencana menjual 136 unit armada taksi dan 1 unit bus.
Total dana yang diincar dari penjualan tersebut mencapai Rp 6 miliar. Di mana, Rp 2,5 miliar bakal terealisasi periode ini dan sisanya Rp 3,5 miliar akan direalisasikan di periode berikutnya.
Dana yang didapat dari hasil penjualan aset-aset tersebut akan digunakan untuk mengurangi kewajiban alias membayar utang jangka panjang perseroan dan juga digunakan untuk menunjang kegiatan usaha dan operasional.
Dalam surat tersebut juga dijelaskan, Express Group tengah melakukan kajian jumlah kebutuhan karyawan dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan atau pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pengurangan karyawan yang telah dilakukan sampai Juni 2017 adalah kurang lebih 250 karyawan. Pengurangan karyawan ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya.
Seluruh langkah ini ditujukan perusahaan di tengah upaya efisiensi guna merespons turunnya pendapatan perusahaan.
Pada Juni 2017, Express hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Padahal, di periode yang sama di 2016, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 374,06 miliar.
Dalam penjelasannya, perusahaan menyampaikan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas alias tingkat perolehan penumpang. Tercatat, dari 9.700 armada taksi yang dimiliki, tingkat okupansi taksi Express turun dari 50-55% menjadi hanya 45%.
Tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi alias taksi online.
Sumber
Hal itu diketahui dari surat jawaban atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada 30 Juni 2017 yang dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017).
Dalam surat tersebut, manajemen Express Grup berencana menjual aset berupa tanah. Saat ini proses penjualan masih berlangsung dan telah ditunjuk agen properti profesional untuk membantu penjualan tanah tersebut. Sebagian penjualan tanah bakal terealisasi pada periode berikutnya.
Selanjutnya, perusahaan juga berencana menjual 136 unit armada taksi dan 1 unit bus.
Total dana yang diincar dari penjualan tersebut mencapai Rp 6 miliar. Di mana, Rp 2,5 miliar bakal terealisasi periode ini dan sisanya Rp 3,5 miliar akan direalisasikan di periode berikutnya.
Dana yang didapat dari hasil penjualan aset-aset tersebut akan digunakan untuk mengurangi kewajiban alias membayar utang jangka panjang perseroan dan juga digunakan untuk menunjang kegiatan usaha dan operasional.
Dalam surat tersebut juga dijelaskan, Express Group tengah melakukan kajian jumlah kebutuhan karyawan dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan atau pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pengurangan karyawan yang telah dilakukan sampai Juni 2017 adalah kurang lebih 250 karyawan. Pengurangan karyawan ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya.
Seluruh langkah ini ditujukan perusahaan di tengah upaya efisiensi guna merespons turunnya pendapatan perusahaan.
Pada Juni 2017, Express hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Padahal, di periode yang sama di 2016, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 374,06 miliar.
Dalam penjelasannya, perusahaan menyampaikan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas alias tingkat perolehan penumpang. Tercatat, dari 9.700 armada taksi yang dimiliki, tingkat okupansi taksi Express turun dari 50-55% menjadi hanya 45%.
Tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi alias taksi online.
Sumber
Quote:
Jakarta - Dalam surat Kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko (Ruko) yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan taksi ini juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, saat ini PHK sudah dilakukan terhadap 250 karyawannya dan berpotensi terus bertambah.
Bagaimana kondisi keuangan perusahaannya?
Dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017), diketahui Express mencatat rugi bersih sebesar Rp 133,113 miliar.
Merujuk laporan keuangan pada keterbukaan informasi tersebut, rugi bersih yang ditanggung perusahaan meningkat dibanding periode yang sama tahun 2016 yang hanya sebesar Rp 42,898 miliar.
Rugi tersebut juga lebih besar ketimbang periode kuartal pertama atau 3 bulan pertama tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 58,534 miliar.
Besarnya perolehan rugi yang disandang perseroan sejalan dengan besarnya rugi operasional yang mencapai Rp 105,835 miliar. Penyebabnya, adalah penurunan pendapatan yang cukup signifikan dari bisnis taksi yang dilakoni perusahaan.
Pada Juni 2017, Express hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun 2016, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 374,06 miliar.
Dalam penjelasannya, perusahaan menyampaikan bahwa rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas alias tingkat perolehan penumpang.
Tercatat, dari 9.700 armada taksi yang dimiliki, tingkat okupansi taksi express turun dari 50-55% menjadi hanya 45%.
"Tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi," tulis manajemen Express seperti dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017). (dna/mkj)
Sumber
Perusahaan taksi ini juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, saat ini PHK sudah dilakukan terhadap 250 karyawannya dan berpotensi terus bertambah.
Bagaimana kondisi keuangan perusahaannya?
Dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017), diketahui Express mencatat rugi bersih sebesar Rp 133,113 miliar.
Merujuk laporan keuangan pada keterbukaan informasi tersebut, rugi bersih yang ditanggung perusahaan meningkat dibanding periode yang sama tahun 2016 yang hanya sebesar Rp 42,898 miliar.
Rugi tersebut juga lebih besar ketimbang periode kuartal pertama atau 3 bulan pertama tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 58,534 miliar.
Besarnya perolehan rugi yang disandang perseroan sejalan dengan besarnya rugi operasional yang mencapai Rp 105,835 miliar. Penyebabnya, adalah penurunan pendapatan yang cukup signifikan dari bisnis taksi yang dilakoni perusahaan.
Pada Juni 2017, Express hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun 2016, perusahaan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 374,06 miliar.
Dalam penjelasannya, perusahaan menyampaikan bahwa rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat utilitas alias tingkat perolehan penumpang.
Tercatat, dari 9.700 armada taksi yang dimiliki, tingkat okupansi taksi express turun dari 50-55% menjadi hanya 45%.
"Tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi," tulis manajemen Express seperti dikutip detikFinance, Rabu (4/10/2017). (dna/mkj)
Sumber
Abis mau gimana lagi ya Gan, rasa percaya masyarakat terhadap supir-supir taksi tsb memang rendah. Pengguna jadinya males sih pakai taksi ybs.

Diubah oleh den88 04-10-2017 19:16
0
4.2K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan