Memperingati Hari Kopi Sedunia (International Coffee Day) yang jatuh pada 1 Oktober kemarin, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengundang lebih dari seratus orang ke Istana Bogor buat ngopi sore santai sampai ngobrolin kopi. KASKUS pun ada di antara para undangan yang datang dari berbagai kalangan sore itu, Gan. Mereka yang hadir mulai dari peracik kopi, pemilik kedai kopi, petani kopi, pembuat mesin kopi, sampai tokoh-tokoh yang memang jatuh cinta banget sama kopi seperti Dewi Lestari (penulis novel 'Filosofi Kopi') dan Chicco Jerikho (pemeran Jodi dalam film 'Filosofi Kopi'). Di antara mereka terlihat juga hadir aktris Julie Estelle, aktor Nino Fernandez, MC dan komedian Fitri Tropika. Kepala BEKRAF Triawan Munaf dan Ketua Asian Games 2018, Erick Thohir juga hadir untuk ngopi bareng Pak Presiden sore itu.

Ngopi bareng Pak Presiden di Istana Bogor berlangsung sejak sore sekitar jam 16:00 WIB. Berlokasi di salah satu teras yang menghadap langsung ke Kebun Raya Bogor. Presiden Jokowi tampak hadir dengan kemeja putihnya, menyalami tamu undangan satu per satu ketika sampai di teras. Acara dibuka dengan sambutan dari Presiden Jokowi yang menyinggung soal peluang yang harus dimanfaatkan dan inovasi yang harus terus dilakukan oleh produsen kopi nasional. Presiden Joko Widodo menyarankan produsen kopi Tanah Air sudah harus mulai mempromosikan kopi mereka secara online agar bisa bertarung di pasar internasional.

Presiden Jokowi yakin bahwa kopi-kopi dari Indonesia seperti yang berasal dari Aceh, Gayo, dan daerah lain seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sumatera sampai Papua, memiliki kesempatan untuk menjadikan kopi Indonesia lebih besar dan dipandang di mata dunia. Tidak kalah dengan penghasil kopi yang berada di urutan 1 sampai 3 dunia saat ini. Terobosan pun harus dilakukan lewat pengemasan kopi yang lebih menarik dan merekrut barista yang andal dalam meracik kopi.





Ada rasa optimis yang besar dari Presiden Jokowi bahwa kopi Indonesia juga mampu bersaing dengan kopi-kopi dunia. Bahkan kopi-kopi yang diracik oleh barista di kedai kopi lokal pun menurutnya tidak terasa berbeda dengan kedai kopi franchise terkenal dunia yang ada di Indonesia, malah jauh lebih enak produksi lokal dengan harga yang bersaing. Dalam sambutannya Presiden Jokowi juga banyak menyelipkan candaan-candaan yang selalu berhasil bikin tamu undangan tertawa. Terutama ketika dia menyentil soal salah satu kedai kopi yang punya store sempit di salah satu kawasan di Jakarta Selatan.



Dia juga berharap para pemilik brand lokal harus berani jika memang mereka sudah punya base yang bagus dan cocok dengan pembeli. Terlebih jika di satu outlet kedai kopi sudah terjadi antrean yang panjang, dia menyarankan untuk segera membuka outlet lain. Tidak hanya di Indonesia, tapi negara-negara yang dekat dengan Indonesia.



Obrolan soal kopi berlanjut juga ke target pasar kopi saat ini yang menurut Presiden harus lebih menyasar ke anak-anak muda dan millennials. Presiden mengamati bahwa anak-anak muda zaman sekarang banyak yang nongkrong di warung kopi.



Terselip juga keinginan dari para pegiat kopi di Indonesia untuk lebih mensosialisasikan kopi lokal ke anak-anak muda. Nggak hanya sekedar menjadi penikmat, tapi sosok seperti Chicco Jericko yang diamini oleh beberapa perwakilan petani kopi yang hadir sore itu juga berharap anak-anak muda sekarang harus mau jadi petani kopi. Menurutnya, anak-anak muda harus diberi pemahaman bahwa menjadi petani kopi itu juga adalah suatu hal yang keren. Karena lewat tangan anak-anak muda diharapkan terjadi sebuah perubahan besar di industri kopi nusantara yang sudah mulai berjalan di bagian hilir, tapi belum terlalu bagus di bagian hulu.

Sesi sharing berlanjut dengan mendengarkan cerita dan pengalaman dari pembuat mesin kopi, barista, pengusaha kopi, dan juga petani. Salah satu petani dari Papua yang datang sore itu sempat membuat suasana jadi sedikit melankolis ketika dia bercerita tentang sulitnya memasarkan kopi hasil panen petani di daerahnya. Mengingat akses yang sulit dalam proses pemasaran kopi di sana dan mereka hanya bisa menjualnya di kios-kios kecil yang ada di sekitar wilayah Wamena. Presiden Jokowi pun sempat mengeluarkan mimik wajah yang sedih mendengar cerita Pak Deni, petani Kopi dari Papua yang sempat menitikkan air mata saat sesi sharing.



Jelang petang, ngobrol-ngobrol dipindahkan dari teras ke Ruang Garuda, Istana Bogor. Sesi sharing menjadi semakin seru ketika Presiden Jokowi memberikan pengumuman kepada undangan bahwa dia akan menyiapkan 10 beasiswa buat masyarakat Indonesia yang mau belajar membuat kopi atau menjadi barista.



Oh iya, sore itu hadir juga Panji Surya Sahetapy mewakili para pecinta kopi dari kalangan orang berkebutuhan khusus. Panji Surya menyampaikan keinginannya agar kedai kopi di Indonesia juga bisa memperkerjakan staf atau barista yang bisa belajar bahasa isyarat, sehingga teman-teman yang berkebutuhan khusus pun tetap bisa menikmati secangkir kopi tanpa ada kendala komunikasi. Panji belajar dari pengalamannya ketika datang ke kedai kopi di luar negeri yang sudah punya barista berkemampuan bahasa isyarat. Selain itu, dia pun mengajarkan Presiden Jokowi berbicara beberapa kalimat seperti "saya Presiden Jokowi" dan "saya cinta kopi Indonesia" dalam bahasa isyarat. Adegan ini menutup sesi sharing sore itu dengan tepuk tangan yang meriah.