Kaskus

Entertainment

shouphelloAvatar border
TS
shouphello
Buah pengetahuan dan artificial intelligence
Menurut mithology yahudi, elohim (yang artinya bisa berarti allah atau para dewa atau penguasa) menciptakan manusia serupa dengan dirinya.
Umumnya elohim diikuti kata singular menunjukkan kalau elohimnya satu. Elohim dengan kata plural artinya elohimnya banyak. Ya gw nggak tau deh verbnya singular atau plural karena nggak fasih bahasa ibrani. Jangankan gw, orang yahudi sendiri mungkin nggak tau dialek bahasa mereka ribuan tahun lalu.

Marilah kita menciptakan manusia serupa dengan kita, elohim itu bercakap cakap satu dengan yang lain.

Quote:


You see anehnya terjemahan alkitab indonesia. Allah katanya cuman satu. Lalu mereka bilang Baiklah Kita. Ini satu diantara kontroversi agama yahudi kuno. Banyak yang berpendapat kalau agama yahudi kuno itu sebetulnya polytheistic. Tapi itu masalah lain.

Lalu eit.... Kalo manusia kepinteran gimana? Iya iya. Musti diatur.

Elohim itu bilang ke manusia. Lu jangan makan buah pengetahuan ya.

Quote:


Ternyata manusia karena rasa ingin tahunya makan buah tersebut. Dan mata mereka terbuka. Lalu mereka jadi lebih pintar. Mereka jadi tau hal hal yang tadinya mereka tidak tau

Quote:


Kita tidak tahu buah apa yang dimakan oleh Adam dan Hawa. Orang makan sesuatu lalu tau tau mindsetnya beda kemungkinan apa yang mereka makan mengandung senyawa psychotrophica.

Kita sering mendengar pejabat kita tertangkap makan narkoba. Apakah senyawa psychotropica yang mereka makan memungkinkan mereka untuk melihat kebenaran yang tidak bisa kita lihat? Mungkinkah mereka bisa jadi penguasa karena mereka tau apa yang tidak kita tahu? Apa mungkin kalau narkoba dilarang supaya mereka tetap bisa menguasai kita? Itu suatu kontroversi lain.

Tapi di banyak masyarakat memang sering muncul struckture dimana pemimpin atau kasta yang lebih tinggi boleh menikmati zat zat tertentu sedangkan itu dilarang untuk sisanya.

Soma di agama hindu kemungkinan opium. Kaneh bosem di agama yahudi kemungkinan kanabis. Ayahuacha di amerika selatan kayaknya hanya dikonsumsi shaman dan bukan rakyat biasa. Kita tidak pernah tau.

Eh saya tidak menganjurkan coba ya. Opium bahaya sekali lho.

Beberapa researcher berpendapat kalau elohim itu mungkin suatu society yang kastanya lebih tinggi dari Adam dan Hawa. Jadi mereka tau yang Adam dan Hawa tidak tahu. Begitu Adam tau juga, pemimpin mereka sadar Adam akan susah dikendalikan. Jadi diusir.

Ini sering kali terjadi di dunia perpolitikan. Majoritas politikus tahu apa yang kita tidak tahu. Majoritas dari kita hanya tau hal hal yang simplistik. Kita dilatih untuk tidak mau tahu dan beriman pada hal hal yang tidak menggunakan bukti. Apa itu supaya mereka bisa memperlakukan kita seperti ternak dan berkuasa atas kita? Ntah lah.

Elohimnya kesel. Mereka sudah pintar. Jangan lah mereka sampai makan buah kehidupan. Nanti terlalu jago. Jadi janganlah mereka hidup selama lamanya.
Quote:


Saya sebetulnya lebih suka mengganti kata Tuhan Allah dengan kata Yahweh Elohim. Karena text aslinya begitu. Yahweh belum tentu Tuhan, dan Elohim belum tentu Allah. Itu lebih ke interpretasi dari pada ke translasi dan menurut saya kurang jujur. Terjemahan yang wajar Dewa Yahweh lah. Tapi ya sudah lah.

Ini cerita yang kita semua famliar.

Ada banyak kejanggalan di cerita itu. Di cerita itu, kalau kita tidak lihat dari kacamata mainstream theology, kita melihat elohim yang amat berbeda dengan konsep Tuhan yang kita punya sekarang.

Elohimnya seperti tidak mau manusia maju. Seolah olah takut tersaingi. Sesuatu yang seharusnya tidak masalah untuk Tuhan yang maha kuasa.

Kita melihat elohim yang seperti pejabat kita sekarang. Tidak mau rakyatnya pintar. Supaya tetap terus bisa membohongi dan mengusai kita.

Tapi bisa jadi memang begitulah konsep agama orang Yahudi kuno. Mereka tidak melihat Yahweh dewa mereka sebagai sosok yang maha kuasa. Itu konsep yang kayaknya mulai populer sejak mereka dibuang ke babel. Kitab kejadian sendiri tidak jelas kapan ditulisnya. Ada yang bilang ditulis oleh Musa. Ada yang bilang itu diedit dan di compile sesudah pembuangan ke babel itu.

Kontroversi lain adalah kematian sebelum Adam dan Hawa. Menurut theory evolusi, tentu saja ada jutaan kematian sebelum Adam dan Hawa. Process evolusi artinya ya ada kematian. Tapi alkitab berbuat seolah olah tidak ada yang mati sebelum Adam dan Hawa. Adam dan Hawa adalah generasi pertama homo sapiens yang sudah dibuat dari begitunya.

Tau yang menarik?

Kita seperti pencipta kita.

Sekarang pun manusia mulai menciptakan AI. AI memungkinkan sesuatu yang tidak bisa kita capai tanpa AI. AI memungkinkan singularity.

Apa itu singularity? Coba berapa tahun manusia harus research untuk memahami teory gravitasi? Berapa ribu tahun nenek moyang kita hidup sebelum mereka menemukan pytagoras theorem.

Berapa lama kamu harus berpikir untuk menghitung 4353423523524 * 234324324324

Dengan kalkulator, dengan mudah kita bisa menghitung nomor tersebut. Tapi kita sendiri tidak bisa menghitung secepat itu.

Ciptaan kita, yaitu kalkulator, lebih mampu menghitung dari kita.

Singularity itu menjalankan prinsip yang sama. AI itu seperti kalkulator. Akan tetapi AI lebih dari kalkulator. AI bisa berpikir seperti manusia.

Sama seperti elohim di alkitab, ahli ahli AI mulai berkata. Marilah kita bikin AI seperti kita.

Seolah olah ada kerinduan di banyak manusia. Kita ingin komputer yang bisa lebih dari sekedar menghitung. Kita ingin menciptakan sesuatu, yang serupa dengan kita. Persis seperti keinginan para elohim itu. Itulah yang kemudian akan menjadi semacam puncak dari ciptaan kita.

Dengan adanya AI, kita tidak perlu menunggu ribuan tahun untuk ketemu sesuatu seperty pytagoras theorem. AI itu akan berpikir sendiri. AI yang lebih pintar dari kita akan dengan cepat melakukan berbagai research technology. Ini akan meningkatkan technology di seluruh dunia.

Waktu AI lebih pintar dari manusia, itulah singularity.

Dan singularity ini double edge sword. Kalau ciptaan kita lebih pintar dari kita, buat apa lagi kita? Dunia bisa seperti terminator dimana manusia dilenyapkan oleh mesin.

Akan tetapi AI yang lebih pintar dari kita ini bisa juga amat membantu kita.

Nah lho. Gimana dong?

Mulailah beberapa orang, seperti Steven Hawkings, Bill Gates, dan Elon Musk, bilang AInya jangan kepinteran.

http://www.msn.com/id-id/berita/tekn...&ocid=SK216DHP

You see.

Sama seperti dulu Adam tidak boleh makan buah pengetahuan baik dan jahat. Kayaknya ada ilmu ilmu tertentu yang AI tidak boleh tau. Kalau tau, habislah kita.

Like father like son. Seperti bapak, anaknya juga.

Apakah sejarah akan terulang?

Akankah kita menciptakan AI seperti Tuhan menciptakan kita?

Akankah kita membatasi kecerdasan AI tersebut seperti apa yang elohim di kitab kejadian coba lakukan?

Waktu akan memberi tahu.
Diubah oleh shouphello 02-10-2017 02:43
0
1.6K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan