TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan terhadap Jon Riah Ukur Ginting alias Jonru Ginting ditangguhkan oleh penyidik. Kuasa hukum Jonru, Mery Yanto, mengatakan pemeriksaan tambahan akan dilanjutkan 2 Oktober 2017 pukul 13.00 di Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya. "Kondisi klien kami letih dan memang sebelumnya sudah tidak enak badan," kata Mery di Polda Metro Jaya, Ahad malam, 1 Oktober 2017.

Menurut Mery, pemeriksaan terhadap kliennya berlangsung mulai Jumat hingga Sabtu dinihari lalu. Panjangnya masa pemeriksaan membuat kesehatan Jonru menurun. Sehingga saat menjalani pemeriksaan tambahan pada Ahad, dia meminta ditangguhkan."Dari sebelum mulai (pemeriksaan) memang sudah batuk," katanya.

Pemeriksaan tambahan Jonru dimulai pukul 15.30. Ia meninggalkan Ditkrimsus Polda Metro Jaya pada 21.55. Menurut Mery, Jonru baru menjawab 3 dari 6 pertanyaan yang diajukan tim penyidik. Pertanyaan yang diajukan masih sekitar postingan Jonru di Facebook pada 2017 yang dianggap mengumbar kebencian.

Pada pemeriksaan tambahan ini tim penyidik meminta penegasan keterangan dengan mengecek beberapa status Jonru tersebut. "Belum ada bahan pemeriksaan baru, masih menguatkan keterangan saat pemeriksaan yang lalu," kata Mery

Jonru ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi pada Jumat, 29 September 2017. Polisi juga mengeluarkan surat penahanan dan dilantjukan dengan menggeledah rumah Jonru. Dari penggeledahan itu disita laptop, flashdisk, dan beberapa barang bukti lainnya.

Jonru Ginting dilaporkan oleh Muannas Alaidid atas tuduhan menyebar ujaran kebencian lewat akun facebooknya. Pada akun tersebut Jonru menulis: “Indonesia dijajah Belanda dan Jepang pada 1945, tapi pada 2017 dijajah etnis Cina”. Muannas menilai status Jonru itu bermuatan SARA (suku, agama, dan ras).

https://metro.tempo.co/read/1021280/...UqBM9sFxlqc.99