- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pembuat Hoax dan Anti Hoax Sama-sama Cerdas!


TS
skydavee
Pembuat Hoax dan Anti Hoax Sama-sama Cerdas!

Spoiler for Mari Perangi Hoax...:

Hoaxsaat ini hampir sama eksistensinya seperti jajanan pasar yang hampir ada ditiap pasar tradisional. Mau hoax dengan tingkatan kue klepon atau lemper, ada. Atau mau yang sedikit bergengsi seperti sosis solo lengkap dengan daging didalamnya, juga tersedia.
Bukankah demikian halnya dengan dunia maya yang berisiknya nyaris sama seperti carut marut dipasar? Apalagi jika musim pemilu datang. Tak ubahnya musim hujan yang sering bikin becek jalanan. Belum lagi percikan air got yang bau-nya amit-amit jabang bayi.
Bicara tentang hoax, yang saat ini masih sering nangkring di beranda maupun jadi ciutan di medsos, tampaknya banyak hal yang luput dari analisa dan pandangan orang awam.
Bahasa paling mudahnya, hoax itu adalah berita yang gak benar. Baik tidak benar secara validitas sumber datanya, maupun pembuatnya yang juga sama-sama gak benar. Jadi ada integrasi sempurna, antara pembuat dan hoax itu sendiri.
Tapi, saya punya pandangan dan penilaian pribadi, bahwa pembuat hoax sebenarnya adalah orang-orang yang cerdas. Bagaimana bisa disebut cerdas?
Membuat berita yang tidak sesuai dengan realitas, dengan alasan apapun, bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Meski bermuara sama seperti halnya tujuan fitnah. Namun untuk membuat berita hoax itu butuh kreatifitas dan daya imajinasi tingkat tinggi.
Bayangkan saja, hoax yang di launching, sepintas lalu tampak seolah-olah menjadi sebuah kebenaran. Baik dari segi penulisan, dari gaya bahasa, secara verbal, maupun visualisasi gambar yang dijadikan sebagai data penunjang.
Dan hal ini bisa kita buktikan dari berbagai kejadian yang sering bikin otak waras kita kadang gagal orgasme. Berita yang sesungguhnya hal sepele, menjadi besar dan ampuh menjadi "trigger" gerakan massa yang mengerikan. Tentu saja, tugas para pangeran penyebar hoax yang menyiramkan bensin ke bara api. Apakah itu pekerjaan mudah? Jika sebatas hoax kelas teri, itu paling gampang mematahkannya.
Contoh dari hoax kelas teri itu begini:

Berita tersebut diatas dikemas dengan sedemikian apik, lengkap dengan logo PERTAMINA. Silakan temukan hoax-nya ada dimana.
Jika memang melihatnya sepintas saja, siapapun akan terkecoh dengan design sedemikian rupa. Dipertegas lagi dengan kemasan apik yang rapi jali.
Tentu saja, nilai hoax tersebut menjadi terlihat seakan-akan merupakan hal benar, dalam menyampaikan sebuah realitas.
Terkait daya imajinasi, mereka juga mahir melakukan perubahan radikal. Dari sebuah realitas positif yang sebenarnya bisa ditangkap oleh mata telanjang, namun sukses diganti menjadi hal yang negatif bertabur horor.
Belum lagi dengan kemampuan diatas rata-rata yang dimiliki sang pelaku dalam mengoperasikan komputer dan memanfaatkan kemudahan akses ke dunia internet. Dan tampaknya, semakin sempurnalah apa yang mereka cita-citakan.
Hal ini diperparah dengan kondisi masyarakat yang masih belum bisa memilah, sumber data mana dan apa saja yang benar-benar valid. Silakan di cek sendiri bahwa terdapat ribuan portal berita yang bertebaran dijagad maya. Baik yang kredibel, sampai portal berita kelas kambing.
Masing-masing portal pasti berafiliasi dengan pihak-pihak tertentu. Entah mereka sebagai bagian yang pro, maupun dalam pihak yang bersebrangan.
Dengan demikian, tidaklah salah menyematkan julukan bahwa mereka adalah orang-orang cerdas.
Lalu, bagaimana dengan golongan orang-orang yang anti terhadap hoax?
Mereka juga termasuk bagian dari orang yang cerdas. Membutuhkan penelitian dan sumber data primer maupun sekunder dalam meng-counter hoax. Tentu saja, harga diri mereka akan tercabik-cabik jika hanya memiliki data sekedarnya untuk melakukan tangkisan.
Untuk menghindari hal tersebut terjadi, mereka akan mempersiapkan data apapun sebagai bahan kajian. Dan itu artinya, pembuat dan anti hoax sama-sama melakukan proses pembelajaran.
Lantas, bagaimanakah akhir dari pertempuran kedua belah pihak?
Bila pembuat hoax tak tertandingi, dan tujuan yang mereka inginkan telah tercapai, maka disinilah akhir dari petualangan mereka. Sambil menyusun hoax berikutnya.
Disisi lain, apabila pihak yang antihoax yang menjadi pemenangnya serta mampu mementahkan segala hal terhadap pembuat hoax, mereka lah yang jadi juaranya. Demikianlah siklus ini terjadi. Probabilitas kemenangan, tergantung kecakapan dari masing-masing pihak.
Jika kedua kubu yang bersebelahan ini dikategorikan sebagai orang-orang cerdas, lantas siapakah yang dungu? Yang dungu itu adalah para pengikutnya. Terutama pengikut pangeran pembuat hoax. Entah karena terlanjur fanatik buta, atau memang just follower. Benar atau salahnya berita yang mereka terima, itu urusan belakangan. Yang penting eksis.
Bukankah hal yang mengerikan ketika hoax dianggap sebuah fakta, sedangkan disisi lain fakta justru dianggap sebagai berita hoax?
Mari, tentukan pilihan. Mau jadi pembuat hoax, atau orang yang anti hoax. Syarat dan ketentuan berlaku. Kecuali just a follower. Cuma butuh like and share tanpa belajar.
Salam
©Skydavee...

source :

Baca Tips Jitu Menangkal Hoax dan Isu
Diubah oleh skydavee 06-10-2017 18:47
0
32.1K
Kutip
215
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan