Jakarta, daulat.co – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menilai isu kebangkitan PKI yang marak belakangan ini hanya mobilisasi opini pihak tertentu. Tujuannya dinilai untuk memperlemah dukungan rakyat terhadap Presiden RI Joko Widodo.

Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas dalam simpulan surveinya menyatakan, hampir semua warga, 86,8 persen tidak setuju dengan kabarnya terjadinya kebangkitan PKI di Indonesia. Hanya 5 persen yang menilai kalau isu PKI mengancam kedaulatan NKRI.

Menurut dia, opini tentang isu kebangkitan PKI cukup beririsan dengan pendukung Prabowo Subianto dan sejumlah parpol lainnya seperti Gerindra dan PKS. Ini menunjukan kalau isu tersebut tak terjadi secara alamiah melainkan mobilisasi opini saja.

“Ini menunjukkan bahwa opini kebangkitan PKI di masyarakat tidak terjadi secara alamiah, melainkan hasil mobilisasi opini kekuatan politik tertentu, terutama pendukung Prabowo, mesin politik PKS dan Gerindra,” kata Sirojudin Abbas dalam rilisnya, Jumat (29/9).

Gejala hasil mobilisasi itu juga terlihat pada warga yang cenderung punya akses ke media massa, terutama media sosial. Secara politik, isu kebangkitan PKI tidak penting lagi karena gelagatnya dianggap tak dirasakan adanya oleh hampir semua warga.

“Isu kebangkitan PKI yang ditujukan untuk memperlemah dukungan rakyat pada Jokowi nampaknya bukan pilihan isu stategis yang berpengaruh,” tambah dia.

Survei dilakukan melibatkan 1.220 responden dengan metode multistage random sampling kepada warga yang berumur 17 tahun atau sudah menikah pada tanggal 3-10 September 2017. Survei ini memiliki margin of error ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.