Ketika gua membaca beberapa Thread yang ada di kaskus ini, tiba tiba terbesit sedikit percapakan di kepala ini. Percakapan yang sudah begitu lama tidak terlintas dipikiran.. Tentang dia...
“Mungkin karena memang gua pernah mengalami apa yang lu alami, itu yang membuat semuanya lebih mudah. Lebih mudah untuk memahami melody klasiklu”
“Tiba tiba gua teringat tentang classic Melody? Pada awal kita kenal lu pernah mengatakan kalau kisah cinta adalah klasik melody. Menurut gua tidak sedangkal itu, setiap orang mempunyai kisah yang berarti dan kisah berarti itu terus terusan terngiang ngiang di kepala orang tersebut seperti melody klasik favoritnya. Jadi buat gua melodi klasik adalah memori penting dalam hidup dan menurut bukan hanya cinta”
“Iya juga sih. Hal hal penting itu selalu terngiang ngiang di kepala. Kayak misalnya memori lagi panik gara gara belum PR fisika dan berakhir lu anterin ke UKS itu juga selalu nongol di kepala gua”
“ih nyebelin kan? Terus kadang kadang gua juga ketawa sendiri sih saat inget ulahnya Leonard dengan otak sinetronnya. Nit, gue ada ide”
“Gimana kalo kita tuliskan memori penting kita dalam satu buku dan kita kasih nama Classic Melody”
“Coba dulu lah. abis itu gue dibuat jadi tokoh utama yang cantik, pinter tinggi dan tenang. Ingat ya, gua mau digambarkan jadi karakter yang tenang dan pinter. Pembawaan gua yang sangat disiplin membuat gua merencanakan semuanya sebelum gua bertindak”
“Mohon maaf nona. Karakter yang anda sebutkan selayaknya menjadi karakter saya. Dan apabila tidak salah dengar bukannya yang mau dituliskan ini adalah memori penting kenapa menjadi terkesan menjadi novel”
itulah sedikit cuplikan dari kisah klasik ini. Dengan latar belakang kehidupan gua sebagai siswa si salah satu SMA elit, gua akan menceritakan kisah ini dengan bahasa yang sedikit berbeda. Mohon dimaklumi karena latar belakang gua yang agak
. Semoga kalian menyukai cerita ini
Note: update 2 bab seminggu. Waktunya random bisa di malam hari bisa jadi pagi hari.
26 Juli 2005
Hari itu adalah hari pertama kali gua menginjakkan kaki gua di SMA 28 (salah satu sekolah unggulan di daerah Jakarta. Sebetulnya ini adalah nama samaran, nama asli sekolah disembunyikan). Layaknya ritual hari pertama SMA, gua mengalami Masa Orientasi Siswa. Pada prinsipnya, Masa Orientasi Siswa adalah masa dimana siswa diperkenalkan pada sekolah barunya. Dalam hal ini konteks sekolah baru yang dimaksud adalah SMA 28. Namun penjelasan tersebut hanya melingkup prinsip dasar MOS yang tidak lagi relevan dalam kenyataan. Pada saat ini MOS hanyalah ajang untuk membalas dendam secara turun temurun karena kakak kelas telah diperlakukan sama buruknya oleh murid seniornya. Salah satu oknum yang merupakan tetangga gua, Kirmin (wanita, berumur 3 tahun lebih tua dari gua. Untuk kebaikan bersama nama yang digunakan adalah nama samaran) mengalami pelecehan seksual berat pada saat MOS. Roknya disentuh, diangkat dan dirobek. Sebetulnya bukan hanya roknya yang sobek, selaput daranya juga ikut sobek. Dengan kata lain Kirmin dirudapaksa pada saat MOS. Sebetulnya sangat tidak logis jika gua trauma dengan kejadian yang dialami Kirmin, pertama karena Kirmin tidak bersekolah di sekolah 28, melainkan sekolah yang entah berantah. Kedua, pada umumnya pemerkosa yang didominasi oleh para pria lebih meminati kaum lawan jenisnya. Mengingat jarangnya ada kasus pemerkosaan yang menimpa lelaki sangat tidak logis untuk bertrauma dengan apa yang menimpa Kirmin.
Lupakan soal Kirmin sejenak. Mari kembali lagi ke topik awal, hari pertama MOS.
Pada pukul 05:00 WIB, diri ini sudah tiba di kelas. Hal ini dilakukan dengan tiga tujuan penting. Pertama, antisipasi dari keterlambatan karena hal hal seperti macet. Kedua, kedatangan lebih awal akan memberikan waktu lebih untuk mengecek kembali perlengkapan MOS yang ada. Ini sangatlah penting mengingat kakak kelas adalah makhluk yang haus balas dendam dan mereka akan mencari celah untuk menghukum siswa. Ketiga, kedatangan lebih awal akan memberikan kebebasan memilih tempat duduk. Pada dasarnya, pemilihan tempat duduk akan mempengaruhi teman mana yang akan kita pilih. Jika duduk di depan kelas, maka cenderung akan berkenalan dengan teman dengan reputasi yang baik dan rajin. Pergaulan dengan teman akan mempengaruhi prestasi di sekolah dan juga kelangsungan karier setelah di sekolah. Menurut pengalaman dan nasehat orang tua, bergaul dengan teman yang kurang baik dapat berakibat buruk seperti, membuat anak gadis hamil, membuat anak laki laki cacat dan yang terparah adalah membuat diri terbang ke neraka karena pengaruh overdosis obat obatan terlarang. Tentunya tidak yang menginginkan hal itu, oleh karena itu dengan sangat logis gua memilih tempat duduk yang letaknya di depan namun agak jauh dari meja guru.
Tidak lama setelah gua duduk di tempat itu, ada satu gadis yang biasa saja datang ke kelas. Sepasang mata (selanjutnya akan disebut dengan nama divisi penglihatan, mengingat fungsi utamanya sebagai indra penglihatan) memandang ke arahnya. Dia nampak biasa saja. Deskripsi fisik terlampir
Mata
Sangat oriental bentuknya mirip sekali dengan tanda kurang pada tombol kalkulator
Hidung
Biasa saja, tidak mancung dan juga tidak pesek
Muka
Tidak begitu cantik, rupanya mirip seperti figuran dalam film silat (lebih tepatnya bibi penjual bakpao yang kedainya sering dirusak Jet Li). Namun dia tergolong dari figuran yang baik, karena terlihat ramah
Bibir
Kondisi bibir yang agak tebal sedikit, tetapi masih tergolong dalam kategori biasa saja. Perlu sedikit operasi plastik untuk sampai dalam kategori “mirip sarung tinju”
Leher
Sedikit pendek dan hampir masuk dalam kategori mirip leher babi, tapi sekali lagi dia masih dalam kategori biasa saja. Kesimpulannya dia biasa saja.
Tubuh
Sedikit berisi namun tidak bisa dibilang gemuk. Intuisi dari pemikiran otak (selanjutnya disebut sebagai direksi strategi (otak), mengingat fungsinya sebagai pimpinan tubuh) mengatakan dalam waktu dua tahun, tubuhnya akan tubuh menjadi lebih sempurna. Payudaranya akan berkembang menjadi lebih besar dan tubuhnya akan lebih porposional. Penjelasan harus diakhiri sebelum menjurus menjadi semakin vulgar.
Gadis itu berjalan mendekat ke arah gua dan dia memandang gua sambil tersenyum kecil. Senyumnya tidak manis dan sangat biasa namun terasa tulus. Dia menunjukkan aura keramahan yang kental. Lalu langkahnya terhenti di bangku belakang gua. Dia meletakkan tasnya dan duduk tepat di bangku itu. Setelah itu, dia menyapa gua yang masih melihatnya.
“hei, kenalin gue Renita” katanya sambil mengulurkan tangannya. Aksi yang sangat agresif. Berdasarkan tindakan ini, hasil pemikiran direksi strategi (otak) menyimpulkan Renita adalah sosok yang cukup pandai bersosialisasi, ramah dan kelihatannya baik. Nama Renita adalah nama yang sangat biasa. Sebetulnya tidak ada ketertarikan untuk berkenalan dengan Renita, namun gua menghargai keagresifannya dalam terlebih dahulu mengulurkan tangannya.
“Julius Niti” jawab mulut ini (selanjutnya disebut divisi public speaking) dengan sangat singkat bersamaan dengan tangan kanan (selanjutnya disebut sebagai sekertaris serba bisa utama) sambil menjabat tangannya. Tangannya terasa agak dingin namun cukup lembut.
“Niti? Oh lu orang Manado yah?” balasnya dengan nada penuh rasa ingin tahu. Dari pembicaraan ini direksi strategi (otak) menyimpulkan kalau Renita tipe cewek yang bawel dan dia punya potensi besar jadi biang gosip di sekolah ini. Imej biasa yang selama 15 detik ada di kepala gua seketika berevolusi menjadi luar biasa..... bawelnya.
“Semarang” balas divisi public speaking (mulut) dengan singkat. Direksi strategi (otak) agak malas berhubungan dengan gadis cerewet dengan beberapa alasan. Mereka berisik, selalu mendominasi pembicaraan dan mereka pendengar yang kurang baik. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk menghindari kontak fisik dan kontak mata dengan wanita yang tergolong dalam kategori ini. Sayangnya kali ini upaya menghindar gagal dilakukan karena pembicaraan sudah dimulai, tetapi pembicaraan ini masih bisa diakhiri sebelum dia bertanya panjang lebar dan membuat hari pertama gua disekolah ini jadi berantakan.
05:15 WIB
Obrolan dengan Renita masih tetap berlanjut. Renita banyak tentang SMP dimana gua bersekolah, tempat tinggal gua dan juga tentang alasan kenapa gua bersekolah di SMA swasta yang ada di Jakarta ini. Direksi strategi (otak) semakin yakin Renita memang biang gosip. Hal itu bisa disimak dengan seksama dari betapa agresifnya dia bertanya. Terkadang level agresivitasnya itu menyamai buruh pabrik yang minta upahnya yang sudah setahun belum dibayarkan. Sangat menyebalkan!
Berdasarkan pengalaman dalam menghadapi pembicaraan yang kurang menarik, sebaiknya ucapan yang diberikan sesuai dengan apa yang Bung Karno tuliskan dalam teks Proklamasi, “dalam tempo sesingkat singkatnya”. Jawaban yang singat disertai dengan nada kurang tertarik akan memberikan rasa risih pada lawan bicara sehingga mereka mengakhiri pembicaraan ini secepatnya. Konsisten dengan pemahaman ini, divisi public speaking (mulut) mencoba melakukan aksi diatas, sebetulnya sudah sejak empat belas menit yang lalu. Sayangnya signal ini tidak ditangkap oleh Renita dengan baik. Dia bebal dan tidak sensitif. Bukannya berhenti bertanya, dia malah bercerita tentang dirinya sendiri. Dia memberitahukan dari SMP mana dia berasal, dimana tempat tinggalnya dan kenapa dia bersekolah di SMA ini. Tentunya tidak ada ketertarikan mengenai dengan cerita ini dan karena alasan tersebut informasi yang dia berikan langsung terlupakan dalam sekejap
05:25 WIB
25 menit sudah berlalu dan pembicaraan masih saja berlanjut. Cerita Renita semakin membosankan dan rasa kantuk mulai bangkit dan meracuni divisi penglihatan (mata). Namun sangat tidak dewasa jika tertidur di kelas disaat MOS akan mulai sebentar lagi (MOS dimulai jam 05:30 WIB). Untuk menghindari rasa kantuk, gua mulai mengalihkan divisi penglihatan ke arah lain untuk mencari objek pemandangan yang menarik. Pandangan gua terhenti di pintu kelas. Ada seorang gadis cantik yang berjalan masuk ke kelas. Gadis yang ini nampak berbeda dengan Renita. Saat melihatnya berdiri sambil membawa ransel kipling merah maroon, pandangan kedua divisi penglihatan (mata) seakan terkunci padanya. Penampilannya begitu cantik dan mempesona padahal dia tidak sedikitpun menggunakan make up atau asesoris yang diciptakan untuk mempercantik diri. Deskripsi terlampir
Rambut
Panjang sebahu dan poninya tersisir rapih ke samping. Jepitan berbentuk strawberry menyangga rambutnya agar tetap terjaga
Wajah
Matanya agak besar tetapi masih terlihat sisi orientalnya. Bentuk mukanya agak lonjong namun pipinya agak tembeng. Jidatnya sedikit lebar namun itu sama sekali tidak mengurangi kecantikannya. Dia nampak cantik sekali.
Lain lain Ada semacam aura inner beauty yang gua rasakan. Mungkin dia adalah bidadari kelas ini.
Tubuh
Dengan sengaja gua letakkan pada bagian akhir karena sesungguhnya bentuk tubuhnya kurang menarik. Berbeda dengan penyanyi dangdut yang biasanya berjualan aurat, bentuk badannya cenderung seperti lelaki. Kurus rata seperti landasan pesawat terbang.
Kesimpulan: Dia cantik dan nilainya A. Mungkin jika nanti tubuhnya tumbuh sempurna akan gua revisi menjadi A+
Melihat sosoknya membuat jantung bertedak lebih keras dari biasanya. Hal ini dapat disebabkan karena hati (selanjutnya disebut sebagai komisaris rasa (hati) karena fungsinya untuk menangkap rasa. Meskipun namanya komisaris rasa (hati) sebetulnya bagian ini berkantor di dalam jantung, bukan dalam liver (hati yang sebenarnya)) merasakan sesuatu yang berbeda.
Lalu dia melihat ke arah gua dan membuat kedua petinggi (komisaris rasa (hati) dan direksi strategi (otak)) salah tingkah. Rasa malu membuat komisaris rasa (hati) bimbang dan membuat direksi strategi (otak) sulit berpikir. Akibatnya pemberian perintah menjadi salah. Divisi penglihatan (mata) segera mengalihkan pandangan selama beberapa detik. Setelah beberapa detik, direksi strategi (otak) kembali fokus dan berani. Perintah untuk kembali memandang gadis itu kembali dikemukakan. Dia berjalan ke arah diri sambil tersenyum. Senyumnya begitu manis dan menggoda. Dengan senyumnya dia memperlihatkan lesung pipinya begitu menawan dan menarik hati. Kemudian dia berjalan mendekat ke arah diri sampai akhirnya langkahnya terhenti tepat di belakang gua.
Gua melihat dia meletakkan tasnya di sudut bangku dan dia duduk disamping Renita. Lalu dia mulai ngobrol dengan Renita
“Reniii, tau enggak sih. Bokap gue tadi tuh telat bangun. Sebel deh sumpah. Akhirnya gue naik bajaj dan ternyata tu bajaj pintunya enggak bisa ditutup. Untung aja gue enggak kelempar dari bajaj” katanya dengan nada sebel.
Dari ucapannya barusan gua bisa mengenali kalau dia anak yang agak manja (nadanya kisaran mi sampai sol). Lalu suaranya tergolong cukup unik karena memiliki nada bass yang cukup kental seperti mesin kapal. Nada dan jenis suara seperti ini tidak senada dengan wajahnya yang cantik dan menawan. Namun hal ini tidak membuat rasa kagum ini pudar, melainkan menjadi lebih terkagum kagum dengan keunikanya.
“Laen kali kalo milih milih bajaj itu yah ati ati lah, jangan langsung naik aja. Untung aja itu bajaj enggak gila nyetirnya. Kalo misalnya dia ngepot ngepot dan lu kelempar dari bajaj gimana? Enggak lucu banget kalo misalnya Karina Susilo tiba tiba nongol di poskota gara gara kelempar dari bajaj yang enggak punya pintu” ucap Renita
Ohh ternyata namanya Karina Susilo. Karina dan Julius... Hmmm pasangan yang cukup serasi. Tiba tiba direksi strategi (otak) tertarik untuk memerintahkan sekertaris serba bisa utama (tangan kanan) untuk menulis “Julius love Karina” di tembok toilet sekolah. Sayangnya tindakan vandalis semacam itu sangat dikecam oleh keluarga sehingga dengan berat hati perintah tidak jadi dikomandokan. Lupakan soal coretan di toilet, mari kita kembali ke Karina.
Karina adalah nama yang begitu indah. Berdasarkan penelitian singkat yang pernah gua lakukan dari [url=http://www.wikipedia.org,]www.wikipedia.org,[/url]
www.urbandicitionary.comdan
www.behindthename.com nama ini berasal dari bahasa skandinavia yang artinya adalah kemurnian dan kecintaan. Dalam bahasa Italia Karina juga didefinisikan sebagai seseorang yang cantik dan Bangsa Jepang juga mengartikan Karina sebagai sosok yang baik dan murni. Kesimpulannya namanya memang sesuai dengan fisiknya yang begitu cantik jelita. Secara subjektif gua menilai dia sebagai sosok yang cantik nan rupawan.
Komisaris rasa (hati) semakin mantap untuk menjatuhkan pilihan gua padanya. Ingin rasanya untuk mengenal dia lebih jauh lagi dan menjadi pacarnya dan semuanya berakhir di pelaminan. Tetapi sangat tidak logis jika mengharapkan hal semacam ini pada tahap belum kenal seperti ini. Sebagai pemikir sejati, seharusnya pemikiran lebih realistis. Pertama, berkenalan dengan dia, kedua mendapatkan hatinya dan tiga mempertahankan cintanya dan terakhir membawa dia ke pelaminan. Sekali lagi langkah keempat nampaknya terlalu dini untuk dipikirkan.
Untuk mempersingkat cerita, kejadian selanjutnya akan dijelaskan dalam bentuk kronologi waktu
06:30
Karina datang Sudah dijelaskan diatas dengan sangat puitis dan dramatis (tapi tidak berlebihan)
06:40
1st Attempt (percobaan pertama) buat kenalan
Segala nyali dan keberanian untuk berkenalan dengan Karina telah terkumpul. Sayangnya pada saat kepala ini menoleh ke belakang, kakak kelas datang dan langsung memulai acara MOS. Kesempatan untuk berkenalan hilang bagaikan bintang kejora yang hilang tetelan awan.
BELUM BERHASIL
07:00
2nd Attempt
Saat berpapasan dengan Karina di depan kelas, dia tersenyum ke arah gua dan senyumnya membuat grogi. Karena grogi, direksi strategi (otak) memberikan perintah yang salah dan salah tingkahpun terjadi. Divisi penglihatan (mata) menjadi linglung dan berakhir pura pura batuk sambil melihat langit langit. Di ujung cerita, perkenalanpun gagal.
BELUM BERUNTUNG
07:30
3rd Attempt
Setelah bertapa selama beberapa menit di toilet (sekaligus menuntaskan tugas alami) nyali kembali terkumpul dan fokus kembali terarah. Sayangnya ketika kembali ke kelas, Karina lagi ngobrol dengan kakak kelas. Pada saat MOS haram hukumnya untuk menyela obrolan dengan kakak kelas.
PLEASE TRY AGAIN!!
11:30
4th Attempt
Jam makan siang adalah kesempatan emas untuk berkenalan. Gua berusaha duduk disamping Karina, tapi apa daya tangan tak sampai. Bangku sebelah Karina sudah diisi oleh Renita dan satu cewek-yang-nampak-seperti-pria-pakai-steroid.
HAYATI MULAI LELAH.
Kesimpulan: Ada kegiatan lain yang lebih susah daripada split dan main bola, yaitu berkenalan dengan Karina. Namun kesulitan ini adalah
sebuah tantangan. Tantangan yang layak untuk diperjuangkan.