Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shodiq88Avatar border
TS
shodiq88
WASPADA Bahaya Laten Komunisme


“Mengapa Bukan Bahaya Laten Komunis”? Tanya Baharuddin Lopa dan Prof. AZ. Abidin dalam buku mereka berjudul Bahaya Komunisme, tahun 1968 yang diterbitkan Bulan Bintang di Jakarta.

Keduanya merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW: bahwa “segala anak dilahirkan dengan mempunyai dasar fitrah kesucian (diriwayatkan Buchari-Muslim). Barulah setelah lahirnya paham atau isme Komunis dengan taktik strategi kekerasannya menimpa manusia menjadi ganas, tidak mengenal Tuhan. Jadi, ismenya-lah yang berusaha menjerumuskan peradaban manusia dalam kegelapan. Itulah sebabnya kami memilih istilah Bahaya Komunisme, bukan Bahaya Komunis. Terhadap siapa bahaya itu mengancam? Jawabnya ialah terhadap kehidupan dan keselamatan ummat manusia, termasuk kaum Komunis sendiri. Begitu tulis Baharuddin Lopa dan Prof. AZ. Abidin tentang bahaya laten Komunisme di Dunia dan di Indonesia.

Bahaya Laten Komunis Dan Paham Radikal

Kasus bahaya Komunisme bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, dapat dilihat pada akibat perang Korea Utara (Korut) melawan Korea Selatan (Korsel) tanggal 25 Juli 1950—27 Juli 1953. Karena perang Korea bersaudara itu berakhir pada tahap gencatan senjata, maka konflik itu masih ada sampai sekarang. Pada perang saudara itu, Korut bersekutu dengan Komunis Cina dan Uni Soviet. Sedangkan Korsel bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) Kanada, Australia, dan Inggris. AS masuk dalam perang Korea tersebut sebagai polisional agar ada keseimbangan kekuatan kedua belah pihak Korut-Korsel. Korban perang Korut-Korsel beradasarkan laporan tentara PBB dan AS, yang diperoleh dari hasil interogasi tahanan perang, dan intelijen militer, bahwa AS: 36.940 terbunuh, Cina:100.000—1.500.000 terbunuh; Korea Utara: 214,000–520,000; Korea Selatan: Rakyat sipil: 245.000—415.000 terbunuh; Total rakyat sipil yang tewas antara 1.500.000—3.000.000 jiwa.

Siapa Bilang PKI Mati? Ini Buktinya

Sedangkan korban G30 S/PKI/1965 juga banyak. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Pandjaitan, Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo, Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono), Letnan Jenderal TNI Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (S. Parman), Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Kolonel Infanteri Anumerta R Sugiyono Mangunwiyoto, Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (KS Tubun), Kapten Anumerta Pierre Tendean, dan Ade Irma Suryani Nasution. Di pihak sipil baik yang berhaluan Komunisme maupun yang berhaluan Pancasilaisme juga banyak korban yang tak kurang dari ratusan ribu jiwa dan ada pula yang mengatakan hanya 80.000 jiwa. G.30 S/PKI/1965 kemudian diketahui persis bekerja di bawah Komando pimpinan Komunis Cina tertinggi yaitu Mao Tse Tung kepada DN. Aidit Ketua PKI dan Siauw Giok Thjan Ketua Bapperki, organisasi kemasyarakatan milik Eci yang kuat pada saat itu.

Cermati Gejala Gerakan PKI

Itu hanya sedikit kasus yang membuktikan kesadisan dan kebiadaban sistem Komunisme yang dimaksud oleh Lopa dan Prof. Abidin. Namun dewasa ini, tampaknya hubungan Indonesia dengan Cina Komunis makin hari makin akrab. Menurut pengalaman sejarah politik, bahwa tiap-tiap negara yang berhubungan baik dengan Cina Komunis, Ministry and State Security (MSS) dan Military Intellijence Departement (MID) atau BIN dan BAIS-nya Cina Komunis, turut beroperasi termasuk di Indonesia dewasa ini. Padahal di Negara Pancasila, Komunisme dan Marxisme-Leninisme telah dilarang sejak diterbitkannya Tap MPRS Nomor: XXV/MPRS/1966. Nah, hubungan akrab dengan Cina Komunis berkekuatan, lemah, sedang atau kuat tetap bersinggungan dengan Tap MPRS tersebut. Lalu apa implikasi hubungan akrab Indonesia dengan Cina Komunis terhadap stabilitas politik, hukum, dan keamanan nasional (stabpolhukamnas) ke depan?

Rencana di Balik Seminar G30S-PKI

Pertama, isu 5.000 pucuk senjata ilegal
Isu masuknya 5.000 pucuk senjata ilegal military standard, sukar dipercaya jika tanpa peran serta MID Cina Komunis. Ada beberapa kemungkinan skenario di baliknya. Pertama, polisi akan didukung oleh Cina Komunis. Kedua, militer dilawan untuk dilemahkan. Ketiga, rakyat dipersenjatai untuk melawan militer. Keempat, militer difitnah melalui teknik “penembak gelap” beberapa tokoh atau aktivis nasional oleh individu-individu berhaluan komunisme dengan menggunakan jenis senjata ilegal military standard. Kasus itu tentu akan diproses polisi dan akan menemukan bahwa jenis senjata yang digunakan pelaku, jenis senjata military standard. Karena itu, rakyat akan bereaksi negatif terhadap militer https://nusantaranews.co/awas-bahaya-laten-komunisme/
0
14.6K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan