MANUVER DALAM BISNIS

Seorang pengusaha sejati, tidak mementingkan ilmu dagang ilmu hitung, ilmu komunikasi, bahkan tidak perlu mendalami bidang usahanya sendiri...
Karena semua hal teknis itu bisa didapatkan dengan menggaji orang yang pakar di bidangnya masing2, kurang sempurna, tinggal ganti "operator"nya.

Seorang pengusaha sebaiknya mendalami naluri bisnis, meski tidak berhubungan dengan bidang yang digelutinya. Mampu memberikan keputusan2 yang strategis walaupun "terkesan" tidak berhubungan dengan profit dan potensi bisnis.

Seperti jurus Dewa mabuk dalam ilmu bela diri, gak jarang "jawara-jawara" bisnis melakukan tindakan yang di mata awam tidak masuk akal. Pasang sen kiri, beloknya ke kanan..
Katanya mau jual sendal, malah ngasih sendal gratis ke semua orang selama 1 tahun..

Contoh :

1. Kenapa Putera Sampoerna menjual unit usahanya yang paling menguntungkan di saat nilai sahamnya sangat tinggi ke marlboro?

2. Kenapa PT.Jaya mengeluarkan program beli rumah uang kembali 100% setelah sekian tahun dulu?

3. Kenapa Elon Musk menggratiskan semua paten strategis teknologi mobil listrik padahal dia tengah membangun merek mobil listrik Tesla nya?


Dan banyak lagi..

ONE STEP AHEAD
Pengusaha punya kemampuan membaca peta bisnis, peta politik sebelom terjadi.. seperti bermain catur, mereka mampu mengantisipasi sekian langkah2 lawan dari sebelum terjadi.
Menempatkan bidak2 yang mungkin dikorbankan atau jadi penyerang adalah langkah yang strategis untuk gerakan jangka panjang

WINNING THE WAR, NOT JUST THE FIGHT
sering dengar kalimat "MERDEKA ATAU MATI"?
Se "poetic" apapun kalimat ini, pengusaha handal tidak memakai pepatah ini dalam gerakannya. Mereka mampu secara dinamis mengalir sesuai dengan perkembangan situasi.
Mereka tidak mengutamakan berapa omset hari ini, tapi seluas apa kontrol yang kita bisa kendalikan dalam 20 tahun (misalnya) kedepan.

LOOKING AT THE BIGGER PICTURE
Thinking outside the box, suatu slogan yang sekian populernya di masyarakat, hanya mewakili kecil dari kalimat di atas.
Pengusaha mampu melihat situasi secara makro.. melihat suatu presepsi dengan mata yang lebih besar.
Tidak terbatasnya pola fikir dengan dinding-dinding ilmu vertikal memberikan ruang gerakan yang lebih strategis.


So, dearest kaskus's entepreuners..

Are you ready to conquer the world?