komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
RUTE BARU AA, KL – BHUBANESWAR! APA YANG MENARIK DI SANA?
Maskapai Air Asia via Kuala Lumpur kembali membuka rute baru yaitu ke Kota Bhubaneswar. Apa kamu tahu dimana kota ini? Bhubaneswar itu berada di INDIA. Ya, namanya memang tidak setenar kota Agra, Jaipur, atau New Delhi jadi wajar jika masih banyak yang belum tahu dengan kota ini.

Penerbangan KL-Bhubaneswar dalam seminggunya ada 4 kali. Menariknya beberapa tanggal bisa dikatakan sangat murah, mungkin karena masih masa promosi. Penerbangan sendiri memakan waktu sekitar 4 jam dengan perbedaan waktu antara KL dan Bhubaneswar ialah 2,5 jam.


1. Dimana Bhubaneswar?
Dalam peta India, kota ini berada di sisi Timur, jauh sekitar 1.680 km dari ibukota New Delhi atau butuh lebih dari sehari semalam dengan berkerata atau kendaraan lain. Kota ini sendiri merupakan ibukota dari negara bagian Odisha.


Letak Bhubaneswar di daratan India

Bhubaneswar termasuk kota tua karena disana banyak peninggalan candi Hindu abad 8 sampai 12. Bahkan jika ditarik rangkaian sejarahnya dengan bukti situs yang ada, maka cikal bakal kota ini sudah ada sejak abad ke-1 Sebelum Masehi.

Meskipun sebagai sebuah kota kuno, namun pengembangan kota modernya sendiri baru mulai di rancang sejak 1946 oleh arsitek Jerman bernama Otto Konigsberger. Peresmian kota Modern Bhubaneswar akhirnya terjadi pada dua tahun setelahnya yaitu tahun 1948. Kota dirancang dengan perhitungan jalan yang lebar dan pembuatan taman-taman kota. Namun perkembangan kota ternyata terbilang jauh lebih cepat, jika di tahun 1951 tercatat hanya sekitar 16 ribu penduduk, maka pada tahun 1991 penduduknya sudah menacapai 411 ribu dan sensus terakhir di 2011 mencatat sudah lebih dari 837 ribu penduduk tinggal di pusat kota yang memiliki luas 422 km persegi tersebut.


2. Cara Ke dan Dari Bhubaneswar
Sebagaimana judul dari artikel ini, cara ke Bhubaneswar salah satunya bisa menggunakan pesawat Air Asia. Sejauh ini ada 4 kali penerbangan seminggu yaitu Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu, dari Kuala Lumpur International Airport 2. Maskapai ini menjadi satu-satunya yang melayani penerbangan langsung ini di kawasan ASEAN sehingga jadi pilihan yang paling efektif dan murah untuk orang Indonesia. Eits, tapi penerbangan pertamanya baru dilakukan pada 26 April 2017 mendatang, jadi sampai hari ini masih dibuka pembelian tiketnya saja untuk penerbangan pertama tersebut hingga bulan Oktober.


Biju Patnaik Airport via patratravels.com

Bandara Kota Bhubaneswar sendiri bernama Biju Patnaik International Airport yang berada hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Dari bandara yang cukup modern ini menuju kota, kalian bisa menggunakan moda transportasi taksi.

Selanjutnya jika kamu mau pergi dari Bhubaneswar ke kota lain di India, maka pilihan transportasi selain yang paling nyaman selain pesawat ialah dengan menggunakan kereta. Kereta memang menjadi moda angkutan massal paling populer di India mengingat bahwa daratan India sangatlah luas. Kereta tujuan New Delhi misalnya kalian bisa memilih beberapa kereta seperti Rajdhani Express yang berangkat jam 9:30 pagi dan jadwal tiba di New Delhi pada esok harinya di jam 10:40. Ada juga kereta lain seperti Nandankanan, Kalinga Utkal, Duranto, Puri, dan Purushottam Express yang berangkat dari jam 6 pagi, 12 siang, dan 23 malam. Tarifnya sendiri sekitar INR 700 untuk Sleeper Class, INR 1.800an untuk kelas tiga AC, sampai yang IND 5.700an untuk kelas 1 AC.


3. Welcome To Bhubaneswar, City Of Temples
Kota berusia 2.000 tahun ini sangat wajar memiliki peninggalan sejarah yang kaya. Tercatat ada ratusan kuil atau candi di kota ini dan sekitarnya. Kuil-kuil besar hingga kecil, kuil-kuil baru, kuil-kuil peninggalan kuno Kalinga, hingga bahkan kuil-kuil yang belum diketahui kapan awal berdirinya banyak di Bhubaneswar ini. Itulah kenapa kota ini dijuluki sebagai City of Temples.

Seperti yang sudah diungkap diawal, penduduk kota ini mencapai lebih dari 800 ribu jiwa. Jumlah ini terbilang tidak ramai untuk ukuran kota-kota India, sehingga jika kalian sudah pernah ke kota utama lain di India, maka ketika ke Bhubaneswar akan merasakan nuansa yang lebih tenang. Jalanan kotanya juga tidak begitu padat dan didukung oleh tata kota yang terbilang cukup tertata rapih.

Menariknya warga Bhubaneswar menggunakan bahasa Oriya sebagai bahasa harian. Aksara yang mereka gunakan juga berbeda dengan aksara Hindi. Jika di kota besar lain di India cukup banyak yang paham bahasa Inggris, maka di Bhubaneswar tidak begitu, banyak orang yang tidak mengerti bahasa Inggris sehingga bagi wisatawan cukup memerlukan trik-trik khusus.


4. Lingaraj Temple, Ikon Wisata Bhubaneswar
Satu lokasi yang terbilang sangat wajib dikunjungi ketika ke Bhubaneswar ialah Candi atau Kuil Lingaraj yang berada di kawasan Kota Tua. Candi ini adalah ikon kota yang paling tersohor dan dibanggakan warganya. Dibangun di abad ke 11 M oleh Raja Jajati Keshari dari Dinasti Somavamsi, Candi Lingaraj menjadi komplek candi terluas di Bhubaneswar.


Lingaraj Temple dengan Candi Tertingginya via wikimedia.org

Lingaraj atau Lingaraja berasal dari kata Raja Lingam yang merepresentasikan atau simbol dari Dewa Siwa. Keunikan dari candi ini ialah arsitekturnya yang unik. Gaya arsitektur ini dipercaya ialah dari era Kerajaan Kalinga yang memang menjadi kerajaan besar di kawasan tengah dari Timur India. Selain itu perancangan komplek ini meliputi empat komponen utama yaitu Vimana alias tempat suci, jagamohana yaitu aula majelis, natamandira atau aula festival, dan Bhoga Mandapa alias aula persembahan.

Menara utama candi yang memiliki tinggi 55 meter memiliki bentuk lonjong keatas yang membuatnya menarik pandangan. Di komplek candi ini sendiri terdapat 50 candi lain yang ditutupi oleh dinding-dinding. Karena cukup luas dan banyak candi dengan detil-detilnya yang bisa dieksplore, kamu sebaiknya meluangkan waktu setidaknya 2 jam untuk berkeliling.

Candi ini sendiri buka setiap hari dari jam 6 pagi hingga 9 malam tanpa biaya tiket masuk. Candi juga tetap buka saat ada perayaan khusus seperti Shivratri di bulan Februari, Ashokastami di bulan April, dan Chandan Yatra di Bulan Mei. Mengunjungi candi saat ada acara khusus seperti ini juga bisa menjadi keuntungan lebih bagi wisatawan meskipun juga harus rela beramai-ramai.


5. Rajarani Temple

Rajarani Temple via mycitylinks.in

Tak Jauh dari Lingaraj, tepatnya di Jalan Tankapani ada juga Candi Rajarani. Diperkirakan juga dibangun disekitar abad ke 11 sampai 12, Candi Rajarani memiliki bentuk yang mirip dengan Lingaraj yaitu melengkung di bagian atasnya, hanya saja tidak setinggi di Lingaraj.

Terdapat dua bangunan candi di sini yaitu Jagamohana dan vimana. Jagamohana ialah candi yang lebih pendek dengan bentuk piramida di atapnya. Sedangkan Vimana ialah menara atau yang candi tertinggi seperti yang sudah diungkap sebelumnya yaitu melengkung di bagian atas dengan tinggi 18 meter.

Selain bangunan kuil atau candinya itu sendiri, daya tarik dari Rajarani bagi pecinta sejarah ialah ukiran yang menghiasi setiap dindingnya. Motif-motif dekoratif yang detil menjadi pelengkap kesan kuno candi ini termasuk ukiran yang erotis antara sepasang manusia yang membuat candi ini juga dikenal sebagai ‘Love Temple’ oleh penduduk lokal.

Komplek Candi Rajarani dibuka setiap hari dari matahari terbit hingga ternggelam. Biaya masuknya cukup terjangkau yaitu sebesar INR 200 untuk wisatawan mancanegara dan hanya INR 15 untuk warga lokal.


6. Mukteswar Temple

Mukteswar Temple via orissaguide.com

Masih dengan gaya arsitektur yang serupa, bergerak ke Jalan Kedar Gouri, Old Town, ada Candi Mukteswar. Merupakan candi Hindu di abad ke 10, Mukteswar didedikasikan kepada Dewa Siwa. Pembagian ruang berupa Viman atau menara dan Jagmohana atau aula pertemuan menjadi bagian dari candi ini sebagaimana ciri arsitektur Kalinga di candi-candi lainnya.

Terdiri dari beberapa bangunan yang memiliki dimensi vertikal menjadikan pemandangan di komplek candi sangat menarik untuk difoto. Nuansa kuno sangat erat karena sebagaimana umumnya candi, Mukteswar juga dibangun dengan susunan bata. Ukiran-ukiran dan patung menjadi bagian pengisi dinding candi sehingga membuatnya lebih menarik. Daya tarik lainnya ialah keberadaan kolam yang sering dijadikan tempat pensucian bagi umat Hindu setempat.

Tidak ada biaya tiket bagi pengunjung yang ingin memasuki komplek candi, dimana candi bisa dikunjungi setiap harinya dari pukul 6:30 pagi hingga 7:30 petang.


7. Goa Udayagiri dan Khandagiri

Goa dibagian Udayagiri via easytoursofindia.com

Meninggalkan sejenak candi atau kuil, kali ini kita menuju objek wisata goa. Bukan sepenuhnya goa alam, Udayagiri dan Khandagiri adalah perpaduan goa alam dan goa buatan. Menurut sejarah, awal peruntukan dibangunnya goa ini ialah untuk tempat tinggal dan bertapa para biarawan Jain selama pemerintahan Raja Kharavela. Mereka memilih sejumlah goa di dua bukit yang berdekatan yaitu Udayagiri dengan 18 goa dan Khandagiri dengan 15 goa.

Dari puluhan goa-goa itu, untuk Bukit Udayagiri maka Goa ke 10 yaitu Ganeshagumpha dan goa ke 14 yaitu Hathigumpha menjadi dua yang paling banyak menarik perhatian. Hal ini karena disana terdapat banyak relief dan patung yang menghiasinya. Ada juga goa pertama yaitu Rani ka Naur yang juga memiliki ukiran yang rumit dengan dekorasi patung yang beragam

Sedangkan untuk Bukit Khandagiri, ada goa ke tiga yaitu Ananta dimana terdapat ukiran beberapa tokoh, ukiran gajah, dan angsa dan lainnya. Tiga goa dibagian Khandagiri ini bahkan belum diketahui namanya.

Kawasan wisata goa sejarah ini dibuka setiap hari dari sejak matahari terbit sampai tenggelam dengan tarif masuk untuk turis mancanegara ialah sebesar INR 500 dan hanya INR 15 untuk pengunjung Lokal dan dari negara-negara seperti Thailand, Myanmar, Srilanka, Bhutan, Bangladesh, dan Nepal.


8. Ananta Vasudev Temple

Ananta Vasudev Temple via nuaodisha.com

Kembali dengan candi-candi kuno, berikutnya ialah candi untuk Dewa Wisnu yang berada di Gouri Nagar, Old Town. Candi bernama Ananta Vasudev ini dibangun pada abad ke 13 oleh Raja Chandrika. Selain Patung Dewa Wisnu, di candi ini juga terdapat patung persembahan untuk Dewa Krisna, Baladewa, dan Subrada. Dewa Krisna digambarkan memagang gada, chakra, dan lotus. Baladewa nampak berdiri di bawah tujuh ular, sedangkan Subadra memegang pot dan bunga teratai di kedua tangannya.

Secara umum, bentuk arsitektur candi sama persis dengan candi lain yang sudah kita bahas sebelumnya sehingga bisa dikatakan menyambangi satu diantaranya akan menggambarkan kesemua candi kuno lain yang ada.


9. Rameshwar Temple

Rameshwar Temple via heritageodisha.com

Candi Rameshwar berada di kawasan IRC Village, Blok N6, Jayadev Vihar. Candi kuno ini dipercaya sudah dibangun pada abad ke 9 Masehi. Memiliki bentuk serupa dengan candi lain di era Kalinga, Rameshwar terlihat mencolok diantara rerimbunan pepohonan yang mengelilinginya. Komplek candi ini juga dibuka setiap hari dari pagi sampai petang tanpa biaya atau tarif tiket khusus untuk pengunjung.


10. Megheswar Temple

Megheswar Temple via happytrips.com

Megheswar Temple adalah candi Hindu yang dibangun pada abad ke 12 atas instruksi Swapnesvara, kakak ipar dari Raja Ganga saat itu, Rajaraja. Candi yang beralamat di Jalan Tankapani ini diperuntukan bagi Dewa Shiwa. Secara umum candi ini juga dibangun dengan bata yang bagian atapnya nampak berundak seperti piramida. Relief di bagian luar maupun dalam candi menjadi hal yang selalu menarik perhatian pecinta sejarah dan budaya. Memang candi ini tidak besar dan luas tetapi karena merupakan peninggalan kuno menjadikannya cukup menarik perhatian.


11. Ram Mandir

Ram Mandir via wikipedia.org

Selain Lingaraj dan Rajarani, Ram Mandir merupakan kuil atau candi yang juga paling terkenal di Bhubaneswar. Meskipun bukan kuil kuno, tetapi bentuknya yang juga mengadopsi arsitektur Kalinga dengan sentuhan warna merah dan kuning menjadikan kuil ini sangat menarik mata bahkan dari kejauhan. Apalagi tidak hanya satu menara, melainkan terdapat beberapa menara dengan bentuk khasnya yang mengisi komplek kuil ini sehingga membuatnya nampak tak biasa

Beralamatkan di Jalan Janpath, Pengunjung wisata bisa masuk ke komplek kuil sejak jam 6 pagi hingga 9 malam tanpa dipungut biaya tiket. Luangkan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam jika kalian ingin puas menikmati setiap bagian kuil ini. Memang tidak banyak hal yang bisa diekspose melainkan dari keindahan bangunan kuil itu sendiri.


12. Dhauli Hill

Shanti Stupa di Dhauli Hill via kalingabuddha.com

Bergerak sedikit keluar dari wilayah Bhubaneswar tepatnya di seberang Sungai Daya atau sekitar 8 km arah Selatan dari Kota Bhubaneswar. Di daerah bernama Dhauli terdapat sebuah bukit bernama sama yang memiliki nilai sejarah penting. Di Bukit inilah kabarnya terjadi Perang Kalinga tahun 265 SM. Disana juga terdapat prasasti yang dipercaya sebagai peningggalan Ashoka.

Sekarang di atas bukit ini dibangun sebuah stupa yang dinamai Vishwa Shanti Stupa. Dibangun tahun 1972 atas kerjasama dengan Jepang, bangunan ini dikenal juga sebagai Pagoda Perdamaian. Memiliki bentuk kubah di bagian atasnya dengan kelopal bunga teratai sebagai mahkota, bagian atasnya juga dihiasi dengan lima buah chattris atau patung. Kelimanya mewakili lima aspek penting dalam ajaran Buddha. Dengan dominasi warna putih dan terdiri atas beberapa puluh anak tangga untuk mencapai bangunannya, Shanti Stupa nampak sangat menarik mata. Karena berada di atas perbukitan, pengunjung juga bisa melihat pemandangan alam yang luas dari kawasan ini.


13. Menikmati Hidangan Lokal
Selain banyaknya tempat bersejarah, Bhubaneswar juga memiliki daya tarik wisata kuliner. Hidangan lokal India umumnya memang selalu menarik dengan penggunaan rempahnya yang kaya dan kuat, termasuk Bhubaneswar yang juga tak kalah menggodanya. Beras menjadi makanan pokok karena menjadi komoditas pertanian utamanya. Penduduknya juga gemar mengolah daging-dagingan seperti domba, ayam, dan termasuk makanan laut.


Maccha Ghanta via holidify.com

Maccha Ghanta adalah salah satunya. Bukan Teh Hijau atau Maccha seperti yang kita tau, nama ini ditujukan untuk makanan dari olah ikan yang dicampur garam masala, bawang, tepung, kentang, dan rampah lainnya. Ada juga olahan Kepiting yang dimasak dengan kentang, bawang, jahe, dan rempah-rempah lain. Chuda, Khichdi, Chungdi Malai, Murg Saagwala, Chhena Jalebi, Rasmalai, Dalma, dan masih banyak deretan cita rasa khas lainnya yang bisa kamu coba.

SUMBER
0
13.6K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan