Quote:
Senapan SS2-V4 dikembangkan di era tahun 2006, atas dasar keinginan menciptakan senapan serbu yang lebih teliti dan lebih ringan. Sedangkan senjata yang digunakan ketika AASAM 2015, TNI menggunakan varian SS2-V4 Heavy Barrel. SS2 merupakan senapan turunan(tempo.co)
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro mengatakan Pindad menunggu realisasi pesanan senjata dari Polri. Pada Juli 2017, Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyampaikan hendak membeli 5 ribu pucuk senjata untuk kebutuhan Polri pada Pindad. "Soundingnya sudah," kata Bayu, Senin, 25 September 2017.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membenarkan bahwa institusinya memesan 5.000 pucuk senjata dari PT Pindad untuk kebutuhan Polri. Namun, tidak semua kebutuhan senjata Polri dibeli dari Pindad. "Pindad hanya sanggup lima ribu pucuk (senjata)," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Pembelian senjata bagian dari pengadaan 15 ribu pucuk senjata polisi. "Yang 10 ribu pucuk harus dicari dari luar (negeri)." Anggarannya yang sudah disetujui dalam APBN Perubahan. "Ya betul. Itu dari APBNP."
Ia menjelaskan bahwa senjata yang dibeli oleh Polri bukan merupakan senjata serbu tetapi merupakan senjata yang dapat melumpuhkan yang digunakan untuk keperluan penegakan hukum. "Spesifikasi teknis bukan senjata serbu tapi untuk melumpuhkan."
Bayu mengatakan spesifikasi senjata TNI berbeda dengan senjata untuk institusi-institusi lain. “Kami punya spesifikasi yang khusus untuk TNI," kata dia.
Pembelian senjata Polri, ujar Setyo, tidak ada kaitannya dengan pembelian 500 pucuk senjata yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN). "Itu beda lagi, jangan dikaitkan dengan yang 5.000 (senjata) untuk polisi."
AHMAD FIKRI | ANTARA
Read more at
https://nasional.tempo.co/read/10197...z4ZhHCJsPho.99
hmmm 15rb senjata total dari dalam dan luar negeri..
