Jakarta - Pemerintah berupaya memberikan insentif pajak berupa tax allowance kepada industri penunjang pesawat R80. Insentif ini dilakukan untuk mempercepat dimulainya pembuatan prototype pesawat R80 yang digarap oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI).

Pemberian insentif pajak tersebut diberikan jika nilai investasi melebihi US$ 100 juta. Pembuatan prototype R80 diperkirakan mencapai Rp 200 miliar, sedangkan untuk keseluruhan biaya pengembangan usaha mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20 triliun.

"Insentif fiskal berupa tax allowance bisa diberikan kepada industri-industri penunjang, apabila investasinya diatas US$ 100 juta," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Trasportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan kepada detikFinance, Jakarta, Senin (25/9/2017).

Putu menambahkan, pesawat R80 merupakan proyek swasta. Sehingga produksinya sangat bergantung pada kecepatan RAI selaku produsen.

"Proyek R80 merupakan inisiatif swasta sehingga cepat atau lambatnya tergantung PT RAI," kata Putu.

RAI tengah mencari pendanaan untuk membuat pesawat R80 yang sudah masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satu cara yang dilakukan RAI untuk mencari pendanaan dengan melakukan kampanye di website kitabisa.com. Melalui website https://kitabisa.com/pesawatr80,RAI melakukan penggalangan dana (crowdfunding/patungan publik) mulai dari Rp 100.000, imbalannya foto donatur akan ditampilkan di badan Pesawat R80.

Selain melakukan penggalangan dana lewat website, RAI juga gencar mempromosikan pembuatan pesawat R80 kepada investor strategis. Sehingga pembuatan pesawat R80 bisa dilakukan lebih cepat.

"Paralel kita terus cari, sedang dalam penjajakan semuanya," tutur Corporate Secretary RAI Rahayu S. Arifin saat dikonfirmasi. (ara/ang)

https://finance.detik.com/industri/d...rintah-lakukan