- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dewi, Romantika Dan Detik-Detik Kematian Soekarno


TS
fadw.crtv
Dewi, Romantika Dan Detik-Detik Kematian Soekarno
Saat berjalan-jalan di Youtube, ane menemukan sebuah video wawancara dengan Dewi Soekarno, istri dari Bung Karno. Dari panjangnya wawancara yang berdurasi sekitar satu jam ini, ane ingin membahas kehidupannya semasa bersama Soekarno yang ane ringkas dari video wawancara tersebut.
Sekian gan, mudah-mudah bisa baca sampai tamat.
Referensi trit ini dan jika agan ingin menyasikan wawancara lengkapnya bisa di spoiler bawah ini.
CNN INSIGHT 2016
Part 1 of 2
Part 2 of 2
Quote:
Saat itu di Tokyo, sedang ada pesta teh sederhana. Dewi diundang oleh temannya. Saat pesta, Dewi memperkenalkan dirinya dihadapan para tamu yang datang. Soekarno yang hadir tentu jadi pusat perhatian, kemudian Dewi pun dikenalkan pada Soekarno oleh temannya. Selain berkenalan, Dewi pun sempat diajak untuk minum teh bersamanya.
Dewi sangat kagum terhadap Soekarno karena pengetahuannya tentang sejarah Jepang. Soekarno mengetahui tahun pasti perintah yang pernah dibuat Pangeran Shotoku Taishi, hal apa saja yang telah dilakukan Toyotomi Hideyoshi, beliau mengetahui Saigo Takamori, serta pahlawan pada era Meiji lainnya.
Menurut Dewi, dia tidak bisa menyimpulkan apakah ini cinta. Dia hanya mengagumi ciptaan Tuhan dan Soekarno sangat mengagumkan baginya.
Pertemuan mereka tidak hanya sampai di situ. Beberapa kali mereka sempat bertemu kembali sampai pada akhirnya Soekarno mengundang Dewi untuk datang ke Indonesia selama dua minggu.
Senja itu, di bukit Tampaksiring, Bali. Soekarno dan Dewi tengah duduk berdua saja. Matahari begitu besar dan perlahan tenggelam, deretan pohon kelapa kian lama kian menghitam dan gelap. Desir angin berhembus membawa dingin. Suasana sangat sunyi.
Di tengah sunyi itu, Soekarno berucap, “Jadilah inspirasi hidupku, jadilah pendamping hidupku, dan bahagiakanlah hidupku.”
Dalam benak Dewi, Tuhan pasti telah memilih saya untuk untuk hidup dengannya. Jika ini adalah takdir saya, saya akan mendedikasikan hidup saya untuknya.
Dan, dua minggu kedatangannya di Indonesia cukup untuk mengubah hidup Dewi.
Namun ada sebuah kekhawatiran Dewi saat itu, dia masih tinggal dengan ibu dan adik laki-lakinya di Jepang yang sangat membutuhkannya. Respon ibunya pun sangat sedih dan kecewa, karena Indonesia saat itu masih baru menjadi negara merdeka. Tapi keputusan telah dibuat oleh Dewi, dia harus siap untuk menanggung segala resikonya.
Pada tiga tahun pertama, Dewi tinggal di rumah pribadi dan belum tinggal di Istana Negara. Soekarno selalu datang menemui Dewi atau Dewi yang datang ke Istana untuk menemui Soekano. Hal ini terjadi hingga Dewi mendapatkan ruangan pribadi di Istana Negara.
Saat enam bulan pertama dia tinggal di Indonesia, Dewi tidak bisa menikmati masakan Indonesia. Selain warna dan aromanya yang berbeda, masakan Indonesia indentik dengan rasa pedas. Namun lucunya, setelah enam bulan tinggal di Indonesia, Dewi lebih menyukai masakan Indonesia daripada masakan Jepang. Saat di Paris pun, dia lebih merindukan masakan Indonesia ketimbang masakan Jepang.
Saat Dewi tinggal di Istana, dia tidak bertemu dengan Fatmawati. Fatmawati telah lama tidak tinggal di Istana Negara. Namun begitu, Dewi diperkenalkan dengan anak-anak Soekarno: Megawati, Rahmawati, Sukmawati, Guruh dan Guntur.
Dewi pun jarang melihat Hartini sampai hari kematian Soekarno. Soekarno pernah berkata, “Jangan terlalu memikirkan Ibu Hartini, itu akan membuatmu sedih.”
Suatu ketika saat Ibu Hartini mengunjungi Soekarno yang ditahan di Wisma Yaso, mereka berdua membaca bersama sebuah majalah Jepang yang dikirim langsung dari Jepang, dan di sana terdapat foto Dewi dengan Karina, putri hubungan Soekarno dan Dewi.
Pada saat ibu Hartini tahu, Soekarno pun meminta maaf karena telah menyembunyikan hubungannya dengan Dewi dan telah berbohong. “Dewi adalah istriku, dia melahirkan seorang anak di Jepang. Perlakukanlah ia seperti adimu. Jadilah saudara yang baik.”
Saat hari-hari menjelang kematian Soekarno, Dewi datang ke Wisma Yaso, namun Soekarno sudah tidak ada dikamarnya. Dewi melihat tempat tidur Soekarno yang sangat kotor dan Spreinya tidak pernah di cuci. Dia juga melihat dua buah keranjang untuk menangkap tikus di ruang ganti. Selain itu, pisau cukur yang ada di kamar mandi sudah terlihat berkarat.
Di koridor Dewi melihat alat-alat medis yang sepertinya tidak pernah dipakai. Akhirnya Dewi berbicara dengan pelayan. Pelayan itu berkata, “Ibu, saat Bapak masuk rumah sakit beliau masih tampak sehat. Saat Bapak ditandu, Bapak berusaha untuk berdiri sambil berteriak ‘Aku tidak mau dibawa ke rumah sakit, aku masih ingin menunggu Dewi di sini’.”
Menurut Dewi, Soekarno tidak benar-benar sakit saat dibawa ke rumah sakit. Lalu, ketika Dewi datang ke rumah sakit, Soekarno tengah tertidur dengan mulut terbuka dan mendengkur selama beberapa jam. Dan ini sangat janggal menurutnya.
Dewi pun bertanya kepada Dokter yang merupakan temannya. Menurut dokter, Soekarno terlalu banyak diberikan pil tidur. Dewi pun melihat detik-detik terakhir kematian Soekarno, dia melihat bagaimana menderitanya Soekarno saat itu.
Dewi menangis, dirinya ingin menemui kelima dokter yang merawat Soekarno, tapi dirinya tidak diizinkan untuk bertemu. Dewi pun memaksa dan tiga dari lima dokter pun datang menemuinya. Dewi bertanya bagaimana kondisi sebernarnya, tetapi salah satu dokter menjawab, “Mohon maaf Ibu, saya tidak bisa mengatakan apapun.”
Dewi merasa dirinya dihalang-halangi oleh pemerintah saat mengetahui dirinya akan bertemu dengan Soekarno. Dewi merasa mereka tidak mau Dewi untuk bertemu dengan Soekarno saat dirinya masih mampu berbicara dengan berbagai alasan, dan mereka harus melakukan sesuatu sebelum Dewi bertemu dengan Soekarno.
Jika saja Karina tidak lahir, Dewi rela untuk menyusul Soekarno. Karena di saat terakhir Soekarno, beliau berpesan kepada Dewi untuk menemaninya kelak di tempat yang sama, di makam yang sama.
Dewi sangat kagum terhadap Soekarno karena pengetahuannya tentang sejarah Jepang. Soekarno mengetahui tahun pasti perintah yang pernah dibuat Pangeran Shotoku Taishi, hal apa saja yang telah dilakukan Toyotomi Hideyoshi, beliau mengetahui Saigo Takamori, serta pahlawan pada era Meiji lainnya.
Menurut Dewi, dia tidak bisa menyimpulkan apakah ini cinta. Dia hanya mengagumi ciptaan Tuhan dan Soekarno sangat mengagumkan baginya.
Pertemuan mereka tidak hanya sampai di situ. Beberapa kali mereka sempat bertemu kembali sampai pada akhirnya Soekarno mengundang Dewi untuk datang ke Indonesia selama dua minggu.
Senja itu, di bukit Tampaksiring, Bali. Soekarno dan Dewi tengah duduk berdua saja. Matahari begitu besar dan perlahan tenggelam, deretan pohon kelapa kian lama kian menghitam dan gelap. Desir angin berhembus membawa dingin. Suasana sangat sunyi.
Di tengah sunyi itu, Soekarno berucap, “Jadilah inspirasi hidupku, jadilah pendamping hidupku, dan bahagiakanlah hidupku.”
Dalam benak Dewi, Tuhan pasti telah memilih saya untuk untuk hidup dengannya. Jika ini adalah takdir saya, saya akan mendedikasikan hidup saya untuknya.
Dan, dua minggu kedatangannya di Indonesia cukup untuk mengubah hidup Dewi.
Namun ada sebuah kekhawatiran Dewi saat itu, dia masih tinggal dengan ibu dan adik laki-lakinya di Jepang yang sangat membutuhkannya. Respon ibunya pun sangat sedih dan kecewa, karena Indonesia saat itu masih baru menjadi negara merdeka. Tapi keputusan telah dibuat oleh Dewi, dia harus siap untuk menanggung segala resikonya.
Pada tiga tahun pertama, Dewi tinggal di rumah pribadi dan belum tinggal di Istana Negara. Soekarno selalu datang menemui Dewi atau Dewi yang datang ke Istana untuk menemui Soekano. Hal ini terjadi hingga Dewi mendapatkan ruangan pribadi di Istana Negara.
Saat enam bulan pertama dia tinggal di Indonesia, Dewi tidak bisa menikmati masakan Indonesia. Selain warna dan aromanya yang berbeda, masakan Indonesia indentik dengan rasa pedas. Namun lucunya, setelah enam bulan tinggal di Indonesia, Dewi lebih menyukai masakan Indonesia daripada masakan Jepang. Saat di Paris pun, dia lebih merindukan masakan Indonesia ketimbang masakan Jepang.
Saat Dewi tinggal di Istana, dia tidak bertemu dengan Fatmawati. Fatmawati telah lama tidak tinggal di Istana Negara. Namun begitu, Dewi diperkenalkan dengan anak-anak Soekarno: Megawati, Rahmawati, Sukmawati, Guruh dan Guntur.
Dewi pun jarang melihat Hartini sampai hari kematian Soekarno. Soekarno pernah berkata, “Jangan terlalu memikirkan Ibu Hartini, itu akan membuatmu sedih.”
Suatu ketika saat Ibu Hartini mengunjungi Soekarno yang ditahan di Wisma Yaso, mereka berdua membaca bersama sebuah majalah Jepang yang dikirim langsung dari Jepang, dan di sana terdapat foto Dewi dengan Karina, putri hubungan Soekarno dan Dewi.
Pada saat ibu Hartini tahu, Soekarno pun meminta maaf karena telah menyembunyikan hubungannya dengan Dewi dan telah berbohong. “Dewi adalah istriku, dia melahirkan seorang anak di Jepang. Perlakukanlah ia seperti adimu. Jadilah saudara yang baik.”
Saat hari-hari menjelang kematian Soekarno, Dewi datang ke Wisma Yaso, namun Soekarno sudah tidak ada dikamarnya. Dewi melihat tempat tidur Soekarno yang sangat kotor dan Spreinya tidak pernah di cuci. Dia juga melihat dua buah keranjang untuk menangkap tikus di ruang ganti. Selain itu, pisau cukur yang ada di kamar mandi sudah terlihat berkarat.
Di koridor Dewi melihat alat-alat medis yang sepertinya tidak pernah dipakai. Akhirnya Dewi berbicara dengan pelayan. Pelayan itu berkata, “Ibu, saat Bapak masuk rumah sakit beliau masih tampak sehat. Saat Bapak ditandu, Bapak berusaha untuk berdiri sambil berteriak ‘Aku tidak mau dibawa ke rumah sakit, aku masih ingin menunggu Dewi di sini’.”
Menurut Dewi, Soekarno tidak benar-benar sakit saat dibawa ke rumah sakit. Lalu, ketika Dewi datang ke rumah sakit, Soekarno tengah tertidur dengan mulut terbuka dan mendengkur selama beberapa jam. Dan ini sangat janggal menurutnya.
Dewi pun bertanya kepada Dokter yang merupakan temannya. Menurut dokter, Soekarno terlalu banyak diberikan pil tidur. Dewi pun melihat detik-detik terakhir kematian Soekarno, dia melihat bagaimana menderitanya Soekarno saat itu.
Dewi menangis, dirinya ingin menemui kelima dokter yang merawat Soekarno, tapi dirinya tidak diizinkan untuk bertemu. Dewi pun memaksa dan tiga dari lima dokter pun datang menemuinya. Dewi bertanya bagaimana kondisi sebernarnya, tetapi salah satu dokter menjawab, “Mohon maaf Ibu, saya tidak bisa mengatakan apapun.”
Dewi merasa dirinya dihalang-halangi oleh pemerintah saat mengetahui dirinya akan bertemu dengan Soekarno. Dewi merasa mereka tidak mau Dewi untuk bertemu dengan Soekarno saat dirinya masih mampu berbicara dengan berbagai alasan, dan mereka harus melakukan sesuatu sebelum Dewi bertemu dengan Soekarno.
Jika saja Karina tidak lahir, Dewi rela untuk menyusul Soekarno. Karena di saat terakhir Soekarno, beliau berpesan kepada Dewi untuk menemaninya kelak di tempat yang sama, di makam yang sama.
Sekian gan, mudah-mudah bisa baca sampai tamat.

Referensi trit ini dan jika agan ingin menyasikan wawancara lengkapnya bisa di spoiler bawah ini.
Spoiler for :
CNN INSIGHT 2016
Part 1 of 2

Part 2 of 2

Quote:
Kalau agan senang dengan trit ini, tolong untuk Share, Rate 5, dan Komennya gan.
Syukur-syukur agan udah iso bisa nimpuk cendol.
Syukur-syukur agan udah iso bisa nimpuk cendol.

21/9/2017
Diubah oleh fadw.crtv 21-09-2017 20:36


tien212700 memberi reputasi
1
47.9K
Kutip
195
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan