Komunis itu Masa Lalu, Jangan Fobia “Hantu” Komunisme
TS
sitorusborus
Komunis itu Masa Lalu, Jangan Fobia “Hantu” Komunisme
Quote:
Luka bangsa dikorek kembali, yang akan sembuh lara kembali. Bagaimana bisa sembuh, setiap tahun luka itu digaruk karena gatal. September adalah bulan penggarukan koreng.
Berdebat bukan pada hakikat ideologi, tapi pada darah dan air mata. Berdebat bukan pada gagasan, tapi meluapkan diorama-diorama siksa, jerit tangis, dan teriakan, “Darah itu merah, Jenderal!”.
Di semua bangsa, dalam alur sejarahnya, selama jejak bangsa itu menegara, terjadi banyak hal. Antar anak bangsa pernah ada tikai, kelahi, atau tengkar. Indonesia pernah mengalami polarisasi ideologi. Turunannya ke aksi fisik. Konon, September ini, 52 tahun lampau, tikai dan bantai terjadi massif. Karena palu arit merajalela.
Usai aksi, ada reaksi. Usai jarah, bukan menyerah. Lawan sesama anak bangsa, balas menjarah. Habis tuntas kemanusiaan. Atas nama ideologi bertarung bebas. Negara kemana? Entahlah. Saat itu mungkin sembunyi di balik bendera. Atau ada di semuanya, sembari biarkan anak bangsa saling bantai.
Kini, limapuluh dua tahun berselang. Apakah luka bangsa sudah sembuh? Apakah ada rekonsiliasi? Apakah telah memaafkan dan berdiri jabat tangan? Sebagai anak manusia dan anak semua bangsa, butuh mengarifi masa lalu.Tidak perlu mereproduksi alat kekerasan yang baru. Mari kita tanamkan semangat nasionalisme untuk persatuan dan kesatuan NKRI.