Sebelumnya ane minta izin untuk meminjam tagline rokok.

Pagi tadi di ruang obrolan, teman ane mengeluhkan tentang threadnya yang di copas oleh media lain. Teman ane seorang kaskuser dan mungkin akan komentar di thread ini. ane harap.

Dari sana ane melihat artikel yang memang benar-benar dicopas. Namun sayangnya, media yang mencopas itu tidak membubuhi sumber atau link menuju thread teman ane. Selain threadnya, ada beberapa thread HT yang memang ane sering melihat daftar HT, dicopas juga dan tanpa sumber maupun link ke thread di kaskus.

Apakah ane perlu menyebut medianya? Enggak usahlah, ya, nanti pasukan anak yimyam koar-koar di thread ini.

Selain kejadian tadi pagi, beberapa waktu silam ada dua thread yang HT dengan tema yang sama. Pasti kalian tahu tentang thread magic book. Maaf bukan jenis narkoba tapi buku kerokan, buku yang dikerok baru keluar gambar.

Masalah pun terjadi, TS yang membuat thread yang HT tersebut dengan pikirannya merasa dicurangi karena thread yang sama dengan threadnya menjadi HT selang beberapa hari. Namun yang jadi sorotan adalah sumber thread kedua yang dari media lain tidak mencantumkan sumber dan link. Walau ada beberapa bagian yang diedit, tapi TS yang membuat thread itu merasa threadnya sudah dicurangi.

Ane pun tergelitik rasanya untuk mencari apakah ada thread ane yang dicopas. Dan setelah ane selidiki, ternyata ada 2 thread ane yang dicopas. Thread yang dicopas adalah thread acara Toto kundan thread lokomotif yang terbuat dari kardus.

Siapa yang mencopas? Media fakta di instagram. Bagaimana dicopasnya? Mereka membuat foto dengan tanda air mereka dan beberapa kata informasi di dalam foto tersebut. Tau lah gimana info gambarkan.

Bukan hanya sampai disitu, seluruh isi dari thread ane dicopas pada deskripsinya. Sumbernya dicantumkan? Tentu saja tidak, mereka tidak mencantumkan sumber terhadap thread ane dan menggantinya dengan web yang antah brantah.

Thread ane yang dicopas itu semuanya hasil terjemahan, terjemahan improvisasi mungkin ane menyebutnya. Sulit membuatnya? Tentu saja sulit, karena sumber-sumber berita di Jepang hanya memberi informasi 5W+1H saja, tidak ada embel-embel lebih.

Maaf kalau kepanjangan, malah jadi curhat. Sekali lagi untuk kalian media-media atau individu yang mencopas, ane mohon sekali lagi untuk mencantumkan sumber-sumber dari artikel yang hendak dibuat. Ane malah lebih senang dengan kaskuser yang walau pun copas tok tapi mereka selalu menyantumkan sumber.

Dan sekali lagi. Menjadi pembuat konten bukanlah hal yang mudah, jadi bagi kalian pembuat konten yang kepepet ngg punya ide atau dari instansi media seperti televisi, ane mohon untuk lebih menghargai pembuat konten pertama. Ya, dengan sekedar memberi fee atau mencantumkan link karena mungkin view yang kalian anggap tak berarti mungkin saja sangat berharga bagi pembuat konten.