Peristiwa G30S PKI masih menjadi tanda tanya pada sebagian masyarakat. Peristiswa kelam yang menjadi cacatan buruk sejarah nasional indonesia itu mengubah peta politik nasional kala itu. Presiden Soekarno, yang sejak awal tahun 60-an, begitu 'kompromi' dengan Partai Komunis Indonesia ( PKI ), turut terkena imbasnya. Ia harus turun pada medio 1967, dan digantikan oleh Soeharto. Peristiwa G30 S PKI benar-benar mengubah wajah Indonesia menjadi negara anti komunis dan paham komunismen. Dikutip dari kompas.com ( 12/03/2016 ), pada tanggal 12 maret 1966 dengan mengatasnamakan Presiden Soekarno, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1/3/1966, perihal pembubaran Partai Komunis Inodonesia ( PKI ). Sejak itulah genderang perang ditabuh untuk memberangus seluruh aktifitas yang berbau PKI atau Komunis, hingga mengakibatkan ribuan nyawa melayang.



Dalam film pengkhianatan G30S PKI karya Arifin C. Noer, yang wajib ditonton setiap tanggal 30 September tiap tahunnya, yang merupakan kebijakan orde baru, salah satu kelompok atau gerakan yang dituding ikut bertanggung jawab terlibat dalam aksi G30S PKI ini adalah resimen Tjakrabirawa. Bukan tanpa sebab, salah satu anggotanya Sersan Mayor Boengkoes dan Letkol Untung yang menjabat komandan batalyon Tjakrabirawa, terlibat dalam pemberontakan yang memakan korban 7 Jenderal Angkatan Darat, 2 perwira menengah angkatan darat dan 1 orang perwira polisi. Digambarkan dalam film tersebut, sebagian pasukan Tjakrabirawa dibawah kendali Letkol Untung, ikut menyiksa para Jenderal yang bernasib naas berakhir di sumur lubang buaya.



Tapi tahukah anda, dibalik dugaan keterlibatan sebagian anggota resimen Tjakrabirawa dalam pemberontakan G30S PKI, pasukan ini ternyata menjadi cikal bakal pasukan pengamanan presiden ( paspampres ) seperti yang kita kenal saat ini. Dikutip dari sindonews.com ( 02/11/2015 ) resimen Tjakrabirawa turut berperan aktif sebagai garda pasukan inti pengamanan diri presiden Soekarno sebelum akhirnya dibubarkan oleh Presiden Soeharto pada 1967.

Dibentuk untuk melindungi Presiden Soekarno atas usulan Jenderal nasution dari berbagai ancaman pembunuhan

Resimen Tjakrabiwara adalah pasukan yang dibentuk secara khusus oleh Presiden Soekarno berdasarkan usulan Menkohankam/KASAB (Kepala Staf Angkatan Bersenjata) sekarang dikenal dengan sebutan Panglima TNI Jenderal AH. Nasution. Resimen itu terdiri atas kesatuan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan Kepolisian. Anggotanya dipilih secara selektif dari berbagai kesatuan yang memiliki kemampuan diatas rata-rata pasukan militer biasa.

Seperti dilansir sindonews.com ( 02/11/2015 ), Resimen ini dibentuk setelah rangkaian peristiwa percobaan pembunuhan yang mengancam Presiden Soekarno. Diantara rangkaian peristiwa ancaman pembunuhan itu, adalah peristiwa granat cikini pada 30 November 1957, peristiwa pelemparan granat di Makassar 7 Januari 1962, dan upaya penembakan saat Soekarno melaksanakan sholat idul adha di Masjid Baiturrahim pada 14 mei 1962.

Bisa disebut juga inilah paspampres zaman orde lama yang selalu mengawal Presiden kemanapun pergi.

Setiap Presiden memang harus dikawal karena bisa saja lawan politik membunuh presiden dengan cara yang tak kita duga.



referensi :

https://nasional.sindonews.com/read/1057799/19/kesaksian-pasukan-tjakrabirawa-seputar-penculikan-dewan-jenderal-1446291427

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/10/02/mu1hkb-maulwi-saelan-bung-karno-terkejut-dengar-penculikan-jenderal

http://www.boombastis.com/resimen-cakrabirawa/74096