Kaskus

Story

matiaskrista31Avatar border
TS
matiaskrista31
Beri Aku 21 Hari
Nb : Siapin tisu gan. Aku baca ini sambil terharu

Melati itu namaku. Aku seorang mahasiswa semester tiga. Aku telah jatuh hati dengan seorang pria, namanya adalah Riko. Aku ingat pertama kali dia memanggilku waktu ospek, "Mela" sapanya waktu itu. Aku sempat geram dengan panggilan itu karena aku sudah peringatkan dia berkali - kali panggil saja "Mel". Namun berawal dari panggilan itu ternyata dia menaruh hati padaku dan akupun terjatuh juga padanya.

Hubungan kami telah berlangsung sejak semester pertama. Bagiku dia membuatku mengerti apa definisi kenyamanan dan kebahagiaan karena dia itu orangnya sabar dan baik hati. Dikala aku ingin mengatakan "lebih baik aku dulu ngga kuliah disini" dia selalu menasehatiku dengan bijak, bahwa hidup itu disyukuri jangan di pisuhi (re:mengeluh).

Sudah jelas kan betapa dia baik dan sabar? Masih kurang buktinya? Ini aku kasih cerita lagi. Waktu itu aku berjanji untuk menemaninya ke toko buku namun tiba - tiba aku diminta temanku untuk menemani ke sebuah konser, aku lupa akan janji itu dan aku baru mengingatnya ketika aku pulang. 20 missed call dan 5 Line cukup membuatku mengingat semuanya. Aku pun kemudian kerumahnya dan aku meminta maaf karena aku lupa. "Tidak apa apa yang penting kamu pulang dengan keadaan baik - baik saja itu cukup" katanya. Aku ingat betul betapa aku mengucap syukur saat itu.

Sampai pada suatu hari
"Mela, boleh aku ngomong sesuatu?"
"Mau ngomong apa Koh?"
"Aku tau ini berat namun aku minta kita udahan aja ya"
"Haha kamu jangan becanda seperti waktu lalu deh Koh"
"Kali ini aku serius Mel, maaf Mel tapi aku minta dengan sangat"
"Atas dasar apa kamu meminta putus? Ada wanita lain? Atau kau bosan denganku? Oh aku tau, maafkan aku jika aku sering lupa atau egois kepadamu. Namun beri aku kesempatan agar aku memperbaiki semuanya."
"Maaf Mel aku sudah memikirkan ini dengan matang. Terima kasih untuk semuanya see u soon."
"Apa tidak ada kesempatan? Kau tetap terbaik bagiku dan tak ada pria sepertimu"
"Kau akan secepatnya menemukan penggantiku aku yakin antara kau menemukan dan ditemukan"
"Baiklah thanks for all Koh"

Aku ingat malam itu. Aku terbangun dengan mata yang sembab tak beraturan. Hari itupun aku memutuskan untuk membolos kuliah dan meluapkan semua ke sedihanku. Aku membaca sebuah artikel dimana untuk membuat suatu kebiasaan manusia memerlukan 21 hari minimal supaya dapat menjalankan kebiasaan tersebut. Sejak itu aku bertekad untuk melupakan Riko.

"Riko beri aku 21 hari untuk melupakanmu aku tau ini sulit tapi aku akan mencobanya jangan coba hubungi aku" kataku

Riko tidak membalasnya dan itu merupakan titik juang awalku.

Hari pertama dimana aku masih menjalaninya dengan berat. Aku berusaha tidak melewati tempat - tempat tongkrongannya sampai aku tidak menanyakan Riko kepada teman - temannya.

Hari kedua akupun menjalaninya dan alhasil aku seperti narasumber karena teman - temanku menanyakan hubunganku dengan Riko. Soalnya fyi aku tukang update sama Riko namun kenapa aku tidak update lagi dengannya.

Hari ketiga hingga hari ke lima pun aku sudah mulai terbiasa. Hingga pada hari itu aku memutuskan pergi berbelanja ke minimarket dan melihat Riko dengan seorang wanita aku hampir tak menyangka. Mereka bergandengan tangan dengan senyuman wanita itu seakan - akan surga bagi Riko. Aku tak bisa menahan tangis dan akupun pulang kerumah.

Hari ke enam aku terbangun dengan mata sembab dan mata panda. Mungkin mata ini aku menjadi sponsor selama 21 hari ini. Namun pikiranku buyar setelah aku mendapat sebuah pesan dari seorang pria. Dia menyapaku dan kita berkenalan. Aku masih malas menanggapi orang baru seperti dia. Namun dia tetap chat denganku dan dia tetap membalasnya dengan antusias.

Hari ke tujuh. "Pagi Mel, semangat ya!" Itu pesan yang aku terima, aku berfikir mungkin ini akan menjadi awal bagiku untuk menjalin hubungan lagi. Oh iya aku akan mengenalkannya pada kalian, namanya Shanju. Dia ternyata adalah orang yang pernah aku taksir saat ospek. Namun dia berasal dari fakultas lain. Kami pernah berpapasan pada saat upacara hari pertama ospek.

Hari ke 8 hingga hari ke 15 padahal hari baru bagiku. Aku merasa nyaman dengannya. Setiap pagi dia selalu menyapaku dan mengantarkanku ke kampus. Aku ingat ketika Riko melakukan hal yang sama padaku bahkan Shanju merupakan orang yang sama sabar dan baiknua dengan Riko. Aku hanya berharap Shanju akan membuatku melupakan Riko.

Hari ke 16. Untuk kedua kalinya aku melihat Riko dengan wanita yang sama. Aku pun hanya bisa mengumpat dan mencurahkan semuanya pada Shanju. Shanju mengatakan bahwa Aku harus positif thinking terhadap Riko. Bisa saja itu saudaranya. Aku juga ingat rambut Riko yang semula gondrong sekarang sudah rapi aku tambah yakin kalo wanita itu yang menuyuruh memotong rambutnya. Riko memang baik tapi kalo urusan penampilan dia jarang menurut denganku tapi jika sampai penampilannya berubah berarti Riko sangat mencintainya.

Hari ke 17 hingga 20 aku semakin yakin dan mantap dengan Shanju terlebih melihat Riko yang aku sudah anggap sebagai "buaya darat". Aku menunggu Shanju menyatakan cinta dan aku berharap secepatnya agar dihari ke 21 aku sudah bisa menunjukan ke Riko bahwa aku berhasil.

Hari ke 20 aku ingat betul. Itu hari minggu selepas aku pergi ke Gereja aku mendapat sebuah pesan dari Shanju bahwa dia akan menjemputku. Aku senang sekali karena aku yakin bahwa dia akan menyatakan cinta terlebih aku dekat dengan teman baik dari Shanju bahwa Shanju bercerita akan secepatnya menyatakan cinta. Namun hal diluar dugaan terjadi. Shanju membawaku ke rumah sakit. Dia mengatakan padaku bahwa dia meminta maaf sebesar - besarnya. Aku bingung tak tau apa maksutnya. Aku masuk ke sebuah kamar dimana disitu ada Riko yang terbaring lemah dengan banyak alat yang menempel dibadannya. Aku hanya bida diam. Riko menjelaskan semua padaku.

"Maaf Mela aku akan menjelaskan semuanya. Aku sakit kanker otak dan sudah atadium akhir. Aku tak tau aku harus berkata apa kepadamu. Aku tak bisa melihatmu terluka akan kepergianku yang tinggal menghitung hari" kata Riko

"Kenapa kau tidak mengatakannya? Aku pikir wanita ini adalah pacar baru kamu" kataku dengan sedikit menitihkan air mata.

"Ini adalah perawatku. Maaf sebelumnya aku pernah mengatakan kepadamu bahwa kamu akan menemukan pengganti yang tepat dan Shanju adalah orangnya. Aku tau kau sempat menaruh hati padanya. Aku ikhlas dengan semua ini. Aku memang menyuruh Shanju untuk menjagamu. Aku berpesan untuk menjagamu karena aku percaya ketika aku tiada kamu membutuhkan pria yang setangguh Shanju" kata Riko

"Aku tau kau melihatku sering bertemu dengan perawatku di sebuah minimarket. Aku hanya takut satu apakah kau melihat bekas luka infus ditanganku" lanjut riko

"Aku seharusnya membawamu di hari ke 22 atau setelah Riko meninggal. Itu pesan Riko dulu. Namun akan sangat menyesalnya aku apabila kamu tidak tau yang sebenarnya aku tidak ingin nasibmu seperti aku" kata Shanju

"Sadarkah kamu? Aku selalu memfotomu ketika kita bertemu namun itu aku berikan kepada Riko. Aku tau Riko begitu sayang padamu" kata Shanju seraya memberi sebuah album foto.

"Aku meminta maaf Mela. See u soon" kata terakhir Riko

Aku ingat sekali ketika Riko menutup matanya dan tidak pernah terbangun kembali. Aku hanya bisa menangis kenapa aku tidak mencari tau dan aku hanya bisa menyimpulkan sendiri. Satu hari lagi aku bisa melupakanmu namun takdir membuat satu hari ini akan menjadi awal untuk aku mencintaimu dan mengenangmu untuk selama - lamanya. Terimakasih Riko.

Melati
Diubah oleh matiaskrista31 21-09-2017 06:18
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan