1. Merasa Putus Asa

Orang-orang yang melakukan demo biasanya karena demo adalah alternatif terakhir yang mereka lakukan untuk mendapatkan apa yang mereka perjuangkan. Setelah sebelumnya melakukan upaya upaya lobi dan pendekatan personal namun belum tercapai kesepakatan yang mereka inginkan. Ngobrol sudah, musyawarah juga sudah, namun masih mentok. Maka Demo adalah upaya terkahir yang bisa mereka lakukan.
Namun ketika demo dilakukan dan tetap tidak ada tanggapan pihak terkait, hal inilah yang memicu emosi mereka. Emosi yang memuncak maka akan mengakibatkan mereka melakukan tindakan anarkis agar tujuan mereka tercapai.

2. Faktor Cuaca dan Pengaruh Fisik

Cuaca dan kondisi lokasi demo juga berpengaruh terhadap tindakan yang akhirnya mereka ambil untuk menyelesaika demo mereka. Demo biasanya dilakukan di ruang terbuka yang kondisinya bisa jadi sangat panas dan sarat dengan polusi.
Lelah dengan cuaca panas, capek seharian demo teriak teriak, lapar dan dehidrasi pun sudah mulai dirasakan. Ditambah dengan tidak ada tanggapan atas apa yang mereka suarakan adalah kombinasi yang sangat cepat memicu adanya luapan emosi yang memancing kerusuhan.

3. Provokasi Pihak Luar

Dalam aksi unjuk rasa seringkali ada pihak pihak yang ingin memanfaatkan suasana untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka adalah provokator yang punya agenda tersendiri, apa pun hasil demo ini nantinya. Bisa jadi mereka adalah lawan politik ataupun lawan bisnis dar pihak yang di demo.
Makin rusuh demo ini,maka mereka akan semakin diuntungkan. Karena itulah mereka menyusup dan seolah olah mendukung para pendemo. Namun sebenarnya mereka sedang menunggu saat yang tepat untuk membuat demo menjadi rusuh

4. Karena Menyalahi Aturan Demonstrasi

Dalam melakukan aksi demonstrasi diatur dalam undang undang bahwa mereka harus menyampaikan ijin demo ke pihak keamanan sebelum memulai aksinya. Dalam hal ini pihak kepolisian yang akan menentukan apakah demo diijinkan atau tidak. Pun jika dijinkan,akan ditentukan batas waktu sampai kapan demo bisa dilakukan.
Jika demo dilakukan tanpa ijin dan atau dilakukan melebihi batas waktu yang di tentukan, biasanya pihak kepolisian akan melakukan tindakan untuk membubarkan aksi demo tersebut. Disinilah potensi rusuh saat demo bisa timbul saat pihak pendemo nekat melanjutkan aksinya. Polisi bisa saja membubarkan paksa para demonstran dan kerusuhan terjadi saat mereka melawan pihak kepolisian

5. AKSI DAMAI

Unjuk rasa damai, adakah?
Meskipun seringkali demo berakhir rusuh dengan beberapa sebab diatas, namun banyak juga yang berakhir dengan damai. Seperti pengalaman TS saat mengikuti Aksi Damai 212, tanggal 2 Desember 2016 di Monas Jakarta.

Aksi Damai 212 adalah pengalaman tak terlupakan yang pernah TS alami dalam hidup. Banyak hal hal yang bisa jadi sumber inspirasi kebaikan yang bisa ane ambil dari Aksi Damai tersebut.

Sudah banyak diceritakan dan diberitakan oleh media bagaimana kondisi dan situasi aksi damai tersebut. Tentang pengalaman TS, nanti aja ane ceritakan jika ada yang minta