Indonesia Bisa Menjadi Negara Dominan, Ini Syaratnya
Oleh Ajeng Talitha Terbit 19 Sep 2017 at 10:49pm

Tandaseru.id




JAKARTA (!) – Kapolri Jenderal (Pol) H. Muhammad Tito Karnavian menilai Indonesia berpotensi besar menjadi negara dominan atau major state di dunia karena sudah memiliki modal utama.

Hal itu disampaikan Kapolri saat menjadi pembicara Dialog Nasional HUT ke-51 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Jakarta Convention Center Senayan, Selasa (19/9).

Dalam dialog yang mengangkat tema Mewujudkan Keadilan Menyatu dalam Kebhinnekaan itu, Kapolri membahas tentang bagaimana cara Indonesia menjadi negara yang dominan.

Menurut Kapolri, Indonesia memiliki kesempatan besar menjadi negara super power sebab memenuhi kriteria sebagai modal utama negara dominan, yaitu memiliki populasi yang besar, kekayaan alam melimpah, dan wilayah yang luas.

Sebagai gambaran, Tito mengutip data Price Waterhouse Coopers (PWC) yang memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat ke-5 di dunia pada 2030 dan peringkat ke-4 pada 2050.

“Dari seluruh dunia, Indonesia berada di bawah China dan India. Ini mengisyaratkan bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara dominan setara dengan China,” ujar Tito.

Syarat Negara Dominan

Namun, Kapolri menambahkan, untuk menjadi negara dominan tidak cukup mengandalkan tiga kriteria tersebut. Dua syarat lain harus dipenuhi, yakni harus menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen serta menjaga stabilitas politik dan keamanan negara.

Berkaitan dengan keamanan negara, Kapolri menceritakan penilaian Presiden Afghanistan terhadap keamanan Indonesia saat berkunjung beberapa waktu lalu.

Tamu negara itu mengatakan negaranya yang merdeka sejak 1917 dan berpenduduk 90 persen lebih muslim, masih saja dalam keadaan ketakutan akan perang saudara antar-sesama muslim.

Sedangkan, Indonesia dengan beragam suku, ras dan agama bisa menjadi negara yang aman. Hal ini menggambarkan betapa beruntungnya Indonesia yang dikaruniai beragam suku, ras dan agama tetapi tetap harmonis dalam kebhinekaan.

Oleh karena itu, Kapolri berpesan seluruh elemen bangsa agar terus menjaga kerukunan, jangan sampai terjadi keributan. Apalagi keributan yang bersifat rancangan orang luar agar Indonesia tidak pernah bisa menjadi negara dominan.

“Kalau kita sibuk cakar-cakaran di dalam, bisa-bisa kita tertinggal dengan negara lain.” tambah Tito.

Pada akhir pembahasannya, Kapolri mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa Indonesia, agar berpikiran ke depan guna menghadapi tantangan global yang semakin berat, serta senantiasa membagi aura positif agar suasana bangsa tetap dingin dan tenteram.⁠⁠⁠⁠

Acara itu dihadiri para presidium KAHMI, antara lain Mahfud MD dan Viva Yoga Mauladi, serta pengurus dan anggota organisasi itu dari seluruh Indonesia.