Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, dikabarkan menjadi korban penamparan ketua DPRD setempat, Teguh Raharjo Eko Purwoto.
Direktur RSUD Lebong, Selviana, Minggu (17/9/2017), mengatakan, peristiwa penamparan itu terjadi dua hari lalu. Namun, Selviana tidak menyebutkan nama dokter yang ditampar.
"Kasus penamparan yang dilakukan Ketua DPRD Lebong (itu menimpa) terhadap salah seorang dokter. Itu salah paham saja," kata Selviana.
Masih menurut Selviana, kasus itu telah dilaporkan ke Polres Lebong. "Itu ada salah paham. Namun, perkara ini sudah dilaporkan korban ke Polres Lebong," kata dia.
Kabar tentang seorang dokter ditampar ketua DPRD setempat cukup santer di masyarakat Kabupaten Lebong.
Dari keterangan yang diperoleh, penemparan itu bermula saat Ketua DPRD Lebong itu membesuk rekannya di rumah RSUD Lebong.
Belum diketahui apa yang memicu peristiwa itu.
Pihak Reskrim Polres Lebong tidak menjawab telepon dan pesan singkat yang dikirimkan Kompas.com untuk menanyakan kasus itu.
Ketua DPRD Lebong, Teguh Raharjo Eko Purwoto, juga tak menjawab telepon dan pesan singkat yang dikirim untuk mengonfirmasi kabar itu. (Kompas.com)
http://www.tribunnews.com/regional/2...di-rumah-sakit
sumber akun gosip
Quote:
Kamis, 14 Sept 2017 sekitar pukul 22.00 di IGD RSUD Lebong
dr. Ide bersama dr. Yenny, dr. Sigit dan beberapa perawat IGD sedang menangani seorang pasien anak, tiba-tiba datang seorang laki-laki langsung bersalaman dengan keluarga pasien tsb, mereka sempat berbicara dg bahasa lebong, tiba-tiba bapak itu lansung bertanya kepada kami,"ada gak dokter yang menangani pasien ini?"
kemudian dr. Sigit menjawab, "ada pak, saya dokternya (sambil menunjuk dirinya), ini dokternya juga (nunjuk dr. Yenny) dan itu juga dokternya yg lagi periksa pak (nunjuk dr. Ide)"
Lalu dr. ide langsung nyambung perkataan dr. Sigit, dr. ide bilang "iya pak, kami bertiga dokternya, bukan hanya bertiga dokternya pak, ada 1 orang lgi dokternya, tpi lagi keluar, jadi ada 4 orang dokternya pak"
Bapak itu pun menjawab dgn nada tinggi, "bapak kenapa tersinggung gitu?bsaya kan cuma nanya ada dokter yg menangani pasien ini atau tidak (sambil melihat ke arah dr. ide)", lalu dr. ide menjawab "saya gak ada tersinggung pak (sambil senyum), kan bapak tanya ada dokter yg menangani pasien ini kan, dan kami pun jawab ada pak", lalu bapak itu berkata lagi dg nada tinggi, "ya bapak nampak tersinggung, jangan bapak kira saya kesini utk sidak"
Lalu bapak itu pergi ke belakang ke ruang rawat inap, setelah itu dr. Yenny langsung tanya ke dr. Sigit, "bang, bapak itu siapa ya?", "bapak itu ketua DPRD" jawab dr. Sigit. Trus dr. yenny blg "ooo"
tidak berapa lama bapak itu datang lagi bersama 2 orang temannya, lalu bapak itu nunjuk dr. Ide dan berkata, "kamu, ikut saya", lalu dr. Ide ikutilah bapak itu kan, dibawanya dr. ide ke lorong RS yg gak ada lampunya, ada kursi yg sudah berhadapan di lorong itu, duduk lah dr. ide karena disuruh duduk kan oleh bapak itu, bapak itu pun duduk juga di depan dr. Ide, tiba-tiba bapak itu menepuk paha kiri dr. Ide lumayan kuat dgn tangan kanannya, lalu nunjuk muka dr. ide sambil berkata "kamu tau gak siapa saya?" lalu ide menjawab "maaf pak saya tidak tau siapa bapak", tiba2 bapak itu nampar pipi kiri dr. ide dgn tangan kanannya sambil berkata "saya ketua DPR" (sekitar pukul 22.48 WIB).
dr. Ide kaget ditampar, tiba2 dari ujung lorong teriak dr. Yenny, "Pak, jangan main tangan ya". Bapak itu pun kaget juga pas dengar dr. Yenny ngomong, lalu dr. Yenny hampiri kami dan berkata, "kenapa bapak main tampar aja?". Trus bapak itu jawab smbil nunjuk dr. ide buk, "bapak ini yg mudah kali tersinggung", lalu dr. Yenny jawab "kalau mnurut bapak, dokter ide mudah tersinggung, brarti bapak lebih mudah lg tersinggung krna bapak lngsung main tngan". Trus dr ide jg bilang, "kalaupun saya mudah tersinggung, tpi kenapa bapak harus tampar saya pak".
Karena suasana yg ribut, sehingga perawat, bidan dan keluarga pasien mendatangi kami. Pada saat itu dr. yenny jg minta hp dr. Ide mau menghubungi dktr pembimbing iship, yg saat itu pertama kali dihubungi dr. Yenny adalah dr. Anggi , dr. Yenny minta dr. Anggi utk datang ke RS. Kmudian dr. Anggi blg ke dr. Yenny utk menghubungi direktur RS, komite medik dan dua pembimbing kami yg lain yaitu dr. Siska dan dr. Ester, tpi pada saat itu yg berhasil dihubungi hanya dr. Anggi dan dr. Bangun Sp.B selaku ketua komite medik. selagi dr. Yenny berusaha telpon beberapa dokter tersebut, bapak itu sempat berkata lgi, "bu, saya tidak menampar bapak itu, saya hanya seperti ini bu (sambil memperagakan gerakan mendorong sedikit pipi dr. Ide)".
Kemudian dr. Yenny menjawab, "saya lihat sendiri pak dan saya dengar sendiri suara tamparan bapak". kemudian dr. ide dan dr. Yenny berjalan menuju IGD lalu ke tempat pasien yg didatangi awalnya oleh bapak itu, lalu dr. ide bertanya ke keluarga pasien dan disaksikan semua orang yg ada pada saat itu termasuk bapak tsb, drz ide tanya "nek, pak, buk, tadi saat bapak itu disini, ada nggak keluar kata kata saya yg tidak sopan?" Lalu kluarga pasien menjawab "tidak ada dok".
Lalu bapak itu pergi tanpa ada berbicara lgi, bahkan tidak ada meminta maaf kepada kami. Setelah mereka pergi barulah dr. Anggi sampai di RS, lalu menceritakan kronologinya ke dr. Anggi, lalu malam itu jg kami bersama sama prgi ke kantor polisi utk melapor kasus ini.
Tertampar
