Jajaran Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya kembali mengungkap adanya kasus pornografi yang dilakukan secara online yang disebarkan melalui media sosial Twitter. Alhasil, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka.

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Adi Deriyan, pengungkapan setelah polisi mendapat informasi adanya akun Twitter @VGKSale yang menawarkan gambar “Child Porn Video” atau gambar pornografi secara online.

“Berdasarkan info yang kami rangkum, petugas kemudian berkoordiniasi dengan Satgas Monitoring Nataya untuk memblokir penyebaran informasi,” kata di Adi di Polda Metro Jaya, Minggu (17/9/2017).

Setelah diselidiki, ia menjelaskan, ketiga pelaku, yakni YUL (19), HER (30), dan IK (30) menyebarkan konten video dan foto adegan seksual laki-laki dewasa dengan anak laki-laki melalui akun @VGKSale, @febrifebri745 dan @freeVGK69, serta media sosial Telegram.

“Pelanggan yang tertarik bisa lakukan transaksi lewat transfer via ATM maupun pulsa. Untuk 30-50 gambar atau video itu harganya Rp 100.000,” ujar Adi.

Setelah pembeli tersebut mengirim bukti transfer, para pelaku akan mengundang mereka ke media sosial Telegram. Sehingga, pihak-pihak yang membeli bisa melihat foto dan video adegan seks anak lewat Telegram tersebut secara gratis.

Menurut Adi, para pelaku juga berafiliasi dengan jaringan gay anak internasional yang melibatkan 45 negara. Para pedofil dari seluruh dunia ini, berhubungan melalui grup WhatsApp atau grup lain untuk pendistribusian Video Gay Kids (VGK) tersebut.

“Masing-masing pelaku punya followers lebih dari 1000. Satu info mengenai VGL akan ikut diketahui 1000 orang tersebut,” papar Adi.

Dari tangan pelaku, polisi pun menemukan sebanyak 750 ribu gambar dan video gay kids. Gambar tersebut akan dijadikan barang bukti dalam kasus ini.

“Ke depan kami akan terus berupaya mengembangkan kasus ini dengan join bersama FBI dan stake holder terkait. Agar putra-putri kita terhindar dari pedofil ini,” ungkapnya.

http://kriminalitas.com/polisi-ungka...i-rp-100-ribu/