- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dugaan Kecurangan yang dilakukan Oleh Salah satu SPBU Pertamina di Surabaya


TS
bj.hidayah
Dugaan Kecurangan yang dilakukan Oleh Salah satu SPBU Pertamina di Surabaya
Selamat pagi, sedikit saya mau bercerita tentang pengalaman mungkin keluhan saya dan teman saya terkait dugaan kecurangan yg dilakukan oleh salah satu SPBU Pertamina yg berlokasi di Jl. Ngagel Jaya Utara No.87, Baratajaya, Gubeng, Surabaya City, East Java 60284.
Jadi ceritanya kemarin malam tepatnya hari Sabtu, 16 Sept'17 antara pukul 18.00 wib - 19.00 wib teman saya melakukan pengisian BBM jenis pertalite di SPBU tsb senilai Rp 20.000,- selanjutnya teman saya melakukan perjalanan sekitar beberapa meter dan menyadari bahwa di spidometer nya ada kejanggalan yaitu jarum pada fuelmeter menunjukkan tetap pada posisinya yaitu berada di garis merah. Kemudian teman saya putar balik dan coba mengisi lagi BBM dg jenis yg sama pada SPBU yg sama akan tetapi di counter yg berbeda (sampingnya) (yg bertugas sepertinya adalah seorang trainee karena masih memakai seragam hitam-putih) senilai Rp 10.000,-. Setelah selesai melakukan pengisian tsb teman saya langsung mengecek spidometer motornya, dan ternyata jarum pada fuelmeternya merangkak naik diatas garis merah. Motor teman saya Yamaha Jupiter Z, biasanya dengan mengisi BBM jenis Pertalite full itu tidak sampai Rp 30.000,- jadi logikanya kalau memang pada pengisian pertama tadi dilakukan dg benar maka seharusnya BBM di tangki teman saya ini sudah tumpah. Dari situlah teman saya menduga dan merasa ada yg tidak beres pada pengisian pertamanya. Lalu teman saya memarkir motornya dan mendekati petugas pengisi BBM di counter tempat dia melakukan pengisian pertama. Kira2 percakapannya seperti ini:
T: teman saya
P: petugas SPBU
S: supervisor
T : "mas, mas masih inget saya baru saja melakukan pengisian BBM disini Rp 20.000,-?"
P : "wah, saya lupa tuh mas"
T : "nah jadi gini mas, saya mau tanya. Mas td bener melakukan pengisian? Soalnya td habis ngisi disini setelah saya jalan kok fuelmeternya g nambah, saya kira fuelmeter saya yg rusak. Saya puterbalik kesini lagi dan mengisi di counter samping itu Rp 10.000,- eh ternyata nambah, berrti spidometer saya g rusak kan ya. Mas, gini udahlah mas jujur saja."
(Kondisi SPBU saat itu lumayan rame, ada beberapa orang yg mengantre di counter tsb)
P : "ya gimana mas? Mas mau diganti ta?"
(Kalau memang petugas tsb merasa melakukan pengisian dg jujur, seharusnya tidak semudah itu menawarkan ganti rugi)
T : "loh emang boleh?"
P : "yaudah wes g papa, silahkan mas antre lagi di belakang"
(Kemudian teman saya antre dibelakang)
Setelah antreannya tinggal 2 atau 3 orang, petugas tsb berkata lagi.
P : "sek mas, gini aja mas ke supervisor saya dulu, nanti takutnya saya disalahkan kalau langsung begini"
(Kemudian teman saya menuju kantor supervisor SPBU tsb. Dan menceritakan semua kronologi kejadiannya.)
Teman saya, supervisor, dan petugas SPBU tsb bersama2 menuju counter/mesin tempat pengisian pertama dg gelas ukur yg dibawa supervisor.
S : "jadi mas nya tadi ngisi apa?"
T : "pertalite pak"
S : "ini coba sampean lihat ya, gelas ukur saya 1 liter. Ini saya pencet di tombol 1 liter"
Memang benar setelah 1 liter selang BBM tsb berhenti dan jumlah pada gelas ukurnya jg 1 liter.
S : "mas lihat kan ya? Ini masih saya pegang loh ini masih saya tarik loh selang alatnya belum saya lepas. Tapi tepat kan 1 liter, g lebih dan g kurang?"
Dari situ teman saya sudah pasrah, mau bagaimana lagi. Kemudian mereka bertiga sepakat untuk damai dan bersalaman walaupun teman saya masih merasa ada kejanggalan.
Keluhan ini saya buat agar bisa menjadi internal control bagi pihak manajemen pertamina. Entah apa yg petugas SPBU tersebut lakukan yg pasti BBM pertalite senilai Rp 20.000,- tsb tidak sepenuhnya masuk ke tangki teman saya. Memang nilainya tidak seberapa tapi bagi rakyat kecil apalagi anak perantauan seperti kami jumlah tersebut sangat material, ditambah sepeda motor adalah akomodasi sehari2 kami yg selalu membutuhkan bahan bakar.
Jika memang terbukti melakukan kecurangan, sudah berapa rupiah yg diraup mereka? Berapa rupiah kerugian konsumen?
Saya atau anda mungkin bisa tidak percaya jika ada video dugaan kecurangan di SPBU atau bahkan mungkin anda jg bisa tidak percaya dg tulisan saya ini terlebih saya juga tidak punya bukti tertulis/cetak (walaupun mungkin ada yg menilai/berprinsip Substance over form) dari keluhan saya. Akan tetapi mungkin ada akan bisa lebih percaya kalau anda sendiri yg mengalaminya.
Pesan saya untuk para konsumen, biasakanlah meminta struk/nota print setelah anda melakukan pengisian BBM dimanapun.
Untuk pihak Pertamina, Saya mohon segera tidak tegas SPBU yg mungkin berpotensi melakukan kecurangan (fraud). Agar tidak terjadil lagi hal yg tidak diinginkan seperti ini.
Jadi ceritanya kemarin malam tepatnya hari Sabtu, 16 Sept'17 antara pukul 18.00 wib - 19.00 wib teman saya melakukan pengisian BBM jenis pertalite di SPBU tsb senilai Rp 20.000,- selanjutnya teman saya melakukan perjalanan sekitar beberapa meter dan menyadari bahwa di spidometer nya ada kejanggalan yaitu jarum pada fuelmeter menunjukkan tetap pada posisinya yaitu berada di garis merah. Kemudian teman saya putar balik dan coba mengisi lagi BBM dg jenis yg sama pada SPBU yg sama akan tetapi di counter yg berbeda (sampingnya) (yg bertugas sepertinya adalah seorang trainee karena masih memakai seragam hitam-putih) senilai Rp 10.000,-. Setelah selesai melakukan pengisian tsb teman saya langsung mengecek spidometer motornya, dan ternyata jarum pada fuelmeternya merangkak naik diatas garis merah. Motor teman saya Yamaha Jupiter Z, biasanya dengan mengisi BBM jenis Pertalite full itu tidak sampai Rp 30.000,- jadi logikanya kalau memang pada pengisian pertama tadi dilakukan dg benar maka seharusnya BBM di tangki teman saya ini sudah tumpah. Dari situlah teman saya menduga dan merasa ada yg tidak beres pada pengisian pertamanya. Lalu teman saya memarkir motornya dan mendekati petugas pengisi BBM di counter tempat dia melakukan pengisian pertama. Kira2 percakapannya seperti ini:
T: teman saya
P: petugas SPBU
S: supervisor
T : "mas, mas masih inget saya baru saja melakukan pengisian BBM disini Rp 20.000,-?"
P : "wah, saya lupa tuh mas"
T : "nah jadi gini mas, saya mau tanya. Mas td bener melakukan pengisian? Soalnya td habis ngisi disini setelah saya jalan kok fuelmeternya g nambah, saya kira fuelmeter saya yg rusak. Saya puterbalik kesini lagi dan mengisi di counter samping itu Rp 10.000,- eh ternyata nambah, berrti spidometer saya g rusak kan ya. Mas, gini udahlah mas jujur saja."
(Kondisi SPBU saat itu lumayan rame, ada beberapa orang yg mengantre di counter tsb)
P : "ya gimana mas? Mas mau diganti ta?"
(Kalau memang petugas tsb merasa melakukan pengisian dg jujur, seharusnya tidak semudah itu menawarkan ganti rugi)
T : "loh emang boleh?"
P : "yaudah wes g papa, silahkan mas antre lagi di belakang"
(Kemudian teman saya antre dibelakang)
Setelah antreannya tinggal 2 atau 3 orang, petugas tsb berkata lagi.
P : "sek mas, gini aja mas ke supervisor saya dulu, nanti takutnya saya disalahkan kalau langsung begini"
(Kemudian teman saya menuju kantor supervisor SPBU tsb. Dan menceritakan semua kronologi kejadiannya.)
Teman saya, supervisor, dan petugas SPBU tsb bersama2 menuju counter/mesin tempat pengisian pertama dg gelas ukur yg dibawa supervisor.
S : "jadi mas nya tadi ngisi apa?"
T : "pertalite pak"
S : "ini coba sampean lihat ya, gelas ukur saya 1 liter. Ini saya pencet di tombol 1 liter"
Memang benar setelah 1 liter selang BBM tsb berhenti dan jumlah pada gelas ukurnya jg 1 liter.
S : "mas lihat kan ya? Ini masih saya pegang loh ini masih saya tarik loh selang alatnya belum saya lepas. Tapi tepat kan 1 liter, g lebih dan g kurang?"
Dari situ teman saya sudah pasrah, mau bagaimana lagi. Kemudian mereka bertiga sepakat untuk damai dan bersalaman walaupun teman saya masih merasa ada kejanggalan.
Keluhan ini saya buat agar bisa menjadi internal control bagi pihak manajemen pertamina. Entah apa yg petugas SPBU tersebut lakukan yg pasti BBM pertalite senilai Rp 20.000,- tsb tidak sepenuhnya masuk ke tangki teman saya. Memang nilainya tidak seberapa tapi bagi rakyat kecil apalagi anak perantauan seperti kami jumlah tersebut sangat material, ditambah sepeda motor adalah akomodasi sehari2 kami yg selalu membutuhkan bahan bakar.
Jika memang terbukti melakukan kecurangan, sudah berapa rupiah yg diraup mereka? Berapa rupiah kerugian konsumen?
Saya atau anda mungkin bisa tidak percaya jika ada video dugaan kecurangan di SPBU atau bahkan mungkin anda jg bisa tidak percaya dg tulisan saya ini terlebih saya juga tidak punya bukti tertulis/cetak (walaupun mungkin ada yg menilai/berprinsip Substance over form) dari keluhan saya. Akan tetapi mungkin ada akan bisa lebih percaya kalau anda sendiri yg mengalaminya.
Pesan saya untuk para konsumen, biasakanlah meminta struk/nota print setelah anda melakukan pengisian BBM dimanapun.
Untuk pihak Pertamina, Saya mohon segera tidak tegas SPBU yg mungkin berpotensi melakukan kecurangan (fraud). Agar tidak terjadil lagi hal yg tidak diinginkan seperti ini.
Diubah oleh bj.hidayah 17-09-2017 10:10
0
4.5K
40


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan