Dalam usahanya mencari emas, Hernan Cortes mendengar desas-desus bahwa ada kota yang kaya raya bersembunyi di hutan Honduras. Kota itu disebut White City oleh beberapa orang dan Kota Dewa Monyet oleh orang lain, dan dijanjikan untuk memiliki keberuntungan yang luar biasa.

Cortes tak pernah menemukan itu, tetapi legenda terus hidup. Charles Lindbergh mengklaim bahwa ia melihatnya terbang di atas negeri ini dan yang lainnya menyebarkan desas-desus bahwa mereka menemukannya, tapi karena alasan apa pun, tak bisa mengatakan di mana letaknya, dan kota ini tak lebih dari sekadar legenda.

Arkeolog mungkin benar-benar menemukannya. Sebuah kelompok mengikuti jalan yang digambarkan oleh salah satu orang yang mengaku telah menemukan tempat itu, dan mengejutkan mereka, mereka benar-benar menemukan sebuah kota di mana ia mengatakannya. Mereka menemukan sebuah piramida di hutan hujan, dibangun oleh budaya yang telah lenyap 1.000 tahun lalu. Di dalam, ada tumpukan patung batu dan arsitektur mengesankan yang menurut standar akan dianggap sebagai tanda kekayaan dan kekuatan yang luar biasa.

Beberapa orang meragukan ini benar-benar kota yang ditulis Cortes, tapi jika tak ada yang lain, ini merupakan bukti adanya kota peradaban yang hilang dari orang yang menjalani seluruh kehidupan mereka di hutan, terpisah dari kehidupan, dan yang keberadaannya sudah terlupakan sekarang.

Sekira 1.300 tahun lalu, orang kuno menyebut bangunan Tairona sebuah kota yang luar biasa di sepanjang pegunungan Sierra Nevada de Santa Marta. Tempat itu diletakkan di puncak perbukitan oleh tuhan mereka, yang ingin mereka tinggal dekat dengan bintang-bintang.

Orang-orang itu tinggal di sana selama 700 sampai 800 tahun, sampai para conquistador Spanyol tiba. Tairona tak pernah bertemu mereka, tapi penyakit yang dibawa orang Spanyol itu menyebar ke Tairona dan menghapusnya.

Orang-orang terakhir di kota itu meninggal, kota dibiarkan tandus, dan seluruh peradaban dilupakan selama ratusan tahun. Kota ini tak ditemukan hingga 1970-an, ketika sekelompok bandit yang berjalan melewati hutan "menodainya" secara kebetulan.

Mereka menemukan kota kuno dan penuh dengan perhiasan emas dan patung batu giok. Mereka mengantongi apa yang bisa mereka temukan dan menjualnya di pasar gelap, di mana mereka sampai pada perhatian para arkeolog. Tak lama kemudian, kota yang dikenal sebagai Kota yang Hilang itu ditemukan, setelah hampir 500 tahun bersembunyi di dalam hutan.

Heracleion muncul hampir di setiap mitos Yunani. Ia merupakan kota tempat Heracles mengambil langkah pertamanya ke Afrika. Selain itu, ini merupakan tempat di mana Paris of Troy dan istrinya Helen bersembunyi dari Menelaus sebelum perang Troya. Dan, para arkeolog tak tahu di mana itu.

Ada alasan mengapa para arkeolog belum bisa menemukan salah satu pelabuhan terpenting Mesir yakni di bawah air. Sekira 2.000 tahun yang lalu, Heracleion kemungkinan terkena gempa bumi atau tsunami, dan kemudian tenggelam.

Penyelam berenang di lepas pantai Mesir di awal 2000-an. Mereka menemukan sebuah batuan aneh di bawah air, dan ketika mereka mengangkatkan, mereka menyadari bahwa itu merupakan sebuah statuta kuno. Mereka masuk kembali untuk melihat apa yang ada di sana. Mereka segera menemukan patung-patung, permata dan bahkann reruntuhan kuil Mesir yang tenggelam.

Sebagian besar kota masih utuh. Penyelam bisa menemukan stele besar yang dipasang sebagai pemberitahuan kepada pengunjung, memperingatkan dalam hieroglif, tentang undang-undang pajak Mesir. Mereka menemukan patung-patung dewa Mesir kuno, masih dalam bentuk aslinya, dengan ikan berenang di sekitar mereka. Ia merupakan kota yang hilang, yang ditarik ke dalam air.

Pada 1073 M, seorang pendeta Jerman bernama Adam dari Bremen berbicara dengan raja Denmark Sven Estridsson. Viking, Estridsson mengatakan kepadanya, telah berlayar menyebrangi Samudra Atlantik dan menemukan tanah yang jauh, di mana segala sesuatu tumbuh tanpa batas. Ini disebut "Vinland".

Dia bukan satu-satunya yang bercerita seperti itu. Orang-orang Viking telah menyebarkannya mengatakan bahwa mereka telah bertengkar dengan penduduk asli yang tinggal di sana, yang mereka namakan Skraelingar.

Skraelingar, kata mereka berpakaian putih dan tinggal di gua dan lubang. Ketika menyerang, mereka membawa tiang panjang dan berisi, berteriak-teriak keras.

Vinland dianggap sebagai mitos Viking selama beradab-abad, bahkan setelah Spanyol mencapai Amerika. Butuh waktu hingga 1960-an sampai diketahui mereka mengatakan yang sebenarnya. Kemudian, di L’Anse aux Meadows, para arkeolog menemukan sisa-sisa pemukiman Viking yang dibuat oleh abad ke-11, Vinland yang mereka ceritakan begitu banyak.