- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Psikolog: Perceraian karena Ketidakperawanan Jarang Ditemui


TS
gembrenx
Psikolog: Perceraian karena Ketidakperawanan Jarang Ditemui

Quote:
Jakarta, Menghadapi banyak kasus perceraian belakangan ini, Hakim Binsar dalam bukunya "Pandangan Kritis Seorang Hakim" mengusulkan ide tes keperawanan dan keperjakaan sebelum pernikahan.
Menurut pandangan psikolog, hal tersebut dianggap tak sesuai, karena hal semacam itu jarang ditemui dan kebanyakan kasus perceraian lebih banyak disebabkan perselingkuhan.
Secara umum, psikolog Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, mengatakan bahwa kasus perselingkuhan dan ketidakharmonisan menjadi alasan utama perceraian, daripada masalah kesucian salah satu pasangan dalam pernikahan.
"Dari pengalaman saya dan hasil penelitian di Indonesia, tingkat perceraian tinggi karena perselingkuhan dan ketidakharmonisan. Hasil ini sama seperti yang ditemukan juga di Amerika dan Eropa. Alasan nomor dua adalah ekonomi. Kalau karena ketidakperawan saya belum pernah menangani kasus atau melihat hasil penelitiannya," katanya saat dihubungi detikHealth, Senin (11/9/2017).
Jika memang ada pernikahan yang harus berhenti di tengah jalan akibat salah satu pasangan diketahui sudah tidak perawan atau perjaka, Rosdiana mengatakan, maka proses perkenalan sebelum memutuskan menikah harus dipertanyakan.
"Jadi pertanyaannya, kualitas pacaran atau perkenalan sebelum pasangan menikah itu gimana? Status keperawanan yang tidak diketahui itu apakah karena masing-masing belum terbuka atau ada ketakutan ditinggal pasangan. Kurangnya pengenalan ini yang bisa jadi masalah," imbuhnya.
Sementara itu, jika memang status keperawanan atau keperjakaan itu baru baru ditemukan setelah pernikahan, Rosdiana lebih setuju dengan pilihan untuk mempertahankan pernikahan daripada memutuskannya.
"Pernikahan memang lebih baik dipertahankan, karena kita tahu enggak ada orang yang bisa hidup bahagia selamanya," saran Rosdiana.
"Bagaimana pun setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Kalau misalnya tetap mempertahankan menikah dengan laki-laki yang tidak perjaka karena banyak melakukan hubungan dengan perempuan, ya siap-siap saja dengan kemungkinan tertular penyakit, dan sebagainya," pungkasnya.
Sumber
Menurut pandangan psikolog, hal tersebut dianggap tak sesuai, karena hal semacam itu jarang ditemui dan kebanyakan kasus perceraian lebih banyak disebabkan perselingkuhan.
Secara umum, psikolog Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, mengatakan bahwa kasus perselingkuhan dan ketidakharmonisan menjadi alasan utama perceraian, daripada masalah kesucian salah satu pasangan dalam pernikahan.
"Dari pengalaman saya dan hasil penelitian di Indonesia, tingkat perceraian tinggi karena perselingkuhan dan ketidakharmonisan. Hasil ini sama seperti yang ditemukan juga di Amerika dan Eropa. Alasan nomor dua adalah ekonomi. Kalau karena ketidakperawan saya belum pernah menangani kasus atau melihat hasil penelitiannya," katanya saat dihubungi detikHealth, Senin (11/9/2017).
Jika memang ada pernikahan yang harus berhenti di tengah jalan akibat salah satu pasangan diketahui sudah tidak perawan atau perjaka, Rosdiana mengatakan, maka proses perkenalan sebelum memutuskan menikah harus dipertanyakan.
"Jadi pertanyaannya, kualitas pacaran atau perkenalan sebelum pasangan menikah itu gimana? Status keperawanan yang tidak diketahui itu apakah karena masing-masing belum terbuka atau ada ketakutan ditinggal pasangan. Kurangnya pengenalan ini yang bisa jadi masalah," imbuhnya.
Sementara itu, jika memang status keperawanan atau keperjakaan itu baru baru ditemukan setelah pernikahan, Rosdiana lebih setuju dengan pilihan untuk mempertahankan pernikahan daripada memutuskannya.
"Pernikahan memang lebih baik dipertahankan, karena kita tahu enggak ada orang yang bisa hidup bahagia selamanya," saran Rosdiana.
"Bagaimana pun setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Kalau misalnya tetap mempertahankan menikah dengan laki-laki yang tidak perjaka karena banyak melakukan hubungan dengan perempuan, ya siap-siap saja dengan kemungkinan tertular penyakit, dan sebagainya," pungkasnya.
Sumber
Hmm sungguh topik yang sensitip.

0
20K
Kutip
140
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan