TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap satu orang lain yang diduga terseret kasus sindikasi ujaran kebencian Saracen Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengatakan, sosok yang ditangkap adalah perempuan bernama Asma Dewi. Ia diduga melakukan tindak ujaran kebencian SARA dan penghinaan. "Polisi sudah menyita barang bukti yakni dua unit divice dan postingan SARA" kata Setyo Wasisto di PTIK, Senin 11 september 2017.

Menurut Setyo, Asma Dewi ditangkap tim dari Direktorat Cyber Crime Bareskrim Polri di Komplek Angkatan Polisi Republik Indonesia (AKRI), Jakarta Selatan. Setyo menuturkan, kakak Asma Dewi adalah anggota kepolisian. Namun Setyo menolak menyebutkan nama dan alamatnya.

Sesuai data KTP, Asma Dewi tercatat warga Ciledug Jakarta Selatan, pekerjaan ibu rumah tangga. "Namun yang bersangkutan tinggal di Sulawesi Utara" ujarnya.

Jejak Asma Dewi terendus polisi setelah tim penyidik menemukan Asma Dewi pernah mentransfer uang senilai Rp 75 juta kepada NS. NS adalah anggota inti Saracen. "Lalu, NS bayar ke D, dalam mutasi disebut untuk bayar Saracen. Kemudian D transfer ke R sebagai bendahara Saracen," kata dia.



https://nasional.tempo.co/read/news/...i-rumah-polisi

Guna pembuktian lebih lanjut, Direktorat Cyber Crima Bareskrim Polri bekerjasama dengan PPATK.
Setyo sendiri masih mendalami uang Rp 75 juta tersebut digunakan untuk apa, karena Asma Dewi yang mengunggah sendiri posting sara di akun Facebook miliknya.

Namun, belum diketahui apakah Dewi merupakan anggota aktif Saracen atau hanya pihak yang memesan jasa tersebut. Dalam perpindahan rekening, tertulis uang itu untuk membayar Saracen
.