Kaskus

News

fajarnews17Avatar border
TS
fajarnews17
Kehadiran Kembali Militer AS di Asia Tenggara
Kehadiran Kembali Militer AS di Asia Tenggara

NUSANTARANEWS.CO – Serangan baru-baru ini terhadap polisi di Myanmar oleh Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dan pertempuran Marawi di Filipina yang melibatkan pasukan ISIS, telah menggambarkan bahwa gerakan militan bersenjata telah mulai menyebar ke Asia Tenggara, dan ini baru awalnya. Menariknya, fenomena kekerasan bersenjata tersebut terjadi pada saat melemahnya Pax Americana belakangan ini. Seperti diketahui, AS dalam beberapa dekade telah mempertahankan kehadiran militernya di kawasan Asia Tenggara.

Bahkan secara terbuka, AS mensponsori terbentuknya pakta pertahanan Asia Tenggara bernama SEATO – didirikan pada tahun 1954 di Manila, Filipina – yang diinisiasi oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) John Foster Dulles. Delapan anggota SEATO: AS, Prancis, Inggris Raya, Australia, Selandia Baru, Filipina, Thailand, dan Pakistan.

Mencermati Runtuhnya Pax Americana

Dalam “Pentagon Papers” yang dikeluarkan pada tahun 1969, terungkap bahwa kehadiran militer AS secara permanen di Asia Tenggara adalah sebagai upaya untuk membendung pengaruh komunisme, khususnya pengaruh komunisme Cina di Asia Tenggara. Perang Vietnam hanyalah salah satu bagian dari strategi yang lebih besar guna mengendalikan komunisme Cina.

Meski AS pada akhirnya kalah dalam Perang Vietnam, namun upaya menjadikan Vietnam sebagai kekuatan proxy guna melawan Beijing tampaknya akan tetap berlanjut. Hal itu dapat dilihat dari rencana kunjungan kapal Induk AS ke Vietnam pada tahun depan. Kunjungan tersebut akan menjadi momentum baru bagi AS, sejak berakhirnya Perang Vietnam pada 1975 – sekaligus menandai babak baru kehadiran militer AS di Asia Selatan.

Di Balik Rencana Kunjungan Kapal Induk AS ke Vietnam

Bahkan baru-baru ini, sebuah kelompok pemikir kebijakan Amerika, Proyek untuk New American Century (PNAC) dalam makalah berjudul “Membangun Kembali Pertahanan Amerika” (PDF) tanpa malu-malu menyatakan niatnya untuk membangun kembali kehadiran militer AS secara permanen di Asia Tenggara. Dalam laporan tersebut juga menyatakan secara eksplisit bahwa: … sekarang adalah saatnya untuk meningkatkan kehadiran pasukan Amerika di Asia Tenggara.

Seperti diketahui, sejak penarikan militer dari Filipina pada tahun 1992, AS tidak memiliki lagi pangkalan militer permanen di Asia Tenggara. Kekuatan AS di Asia Timur Laut juga tidak dapat dioperasikan secara efektif dan cepat ke Asia Tenggara. Dengan kata lain, hiruk-pikuk di kawasan Asia Pasifik belakangan ini tidak terlepas dari kelalaian AS dalam satu dekade terakhir.

Sebagai catatan, pada tahun 2000, AS telah menjalankan sejumlah pemerintahan proxy di Asia Tenggara termasuk Aung San Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi di Myanmar, Thaksin Shinawatra di Thailand, dan Anwar Ibrahim di Malaysia. Namun, Anwar Ibrahim masuk penjara dan Thaksin Shinawatra melarikan diri dari Thailand untuk menghindari hukuman penjara. https://nusantaranews.co/momentum-ke...asia-tenggara/

0
2.5K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan