Takut Ditilang, Dua Peserta Demo Borobudur Nabrak Polisi
TS
bowobutoijo
Takut Ditilang, Dua Peserta Demo Borobudur Nabrak Polisi
Spoiler for :
Boyolali - Polres Boyolali mengamankan dua orang remaja yang hendak mengikuti aksi Bela Rohingya di Kabupaten Magelang. Kedua remaja berumur belasan tahun itu menabrak petugas Polres Boyolali yang melakukan razia di depan Mapolsek Selo.
Kedua orang itu mengaku takut kena tilang atau razia saat petugas mencegatnya. Akibatnya seorang anggota polisi tertabrak dan luka memar.
Kedua remaja tersebut berinisial MSY (19) dan RFD (16), keduanya warga Dukuh Tambas, Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Kedua masing-masing berstatus mahasiswa dan pelajar SMA.
Petugas yang ditabrak yakni Paur Subbag Humas Polres Boyolali, Ipda Widarto. Akibat ditabrak, Widarto mengalami luka di lutut sebelah kanan dan punggung, kaki memar serta ulu hati nyeri. Smartphonenya juga jatuh dan pecah. Oleh petugas lainnya, Widarto kemudian dibawa ke Puskesmas Selo untuk perawatan medis.
"Saya nggak apa-apa," kata Widarto ditanya tentang kondisinya.
Sedangkan kedua remaja yang berboncengan mengendarai motor matic AD 6025 AJF itu langsung dibawa masuk ke Mapolsek Selo dan selanjutnya dibawa menuju Mapolres Boyolali untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dari tas yang dibawa dua remaja itu didapati sejumlah buku pelajaran dan baju seragam. Kemudian dari bagasi dibawah jok motor ditemukan plat nomor AD 6025 AJD dan sepatu serta satu bendera hitam bertuliskan huruf Arab, 'la ilaha illallah'.
Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi mengatakan, razia yang di depan Mapolsek Selo di jalur Boyolali-Magelang, adalah untuk penyekatan terhadap simpatisan yang akan mengikuti aksi bela Rohingya ke Magelang.
"Saat kegiatan, ada dua orang yang mencoba menerobos dan menabrak petugas yang melakukan kegiatan penyekatan," jelas Aries Andhi di Mapolres Boyolali, Jumat (8/9/2017) sore.
Sepeda motor yang digunakan untuk menabrak polisi Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
Kedua orang itu berhasil diamankan petugas. "Saat diperiksa, ditemukan barang-barang yang semestinya tidak dibawa, seperti bendera (hitam) yang tidak ada kaitannya dengan aksi bela Rohingya," ungkapnya.
Kedua orang tersebut, saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Sat Reskrim Polres Boyolali. "Sekarang keduanya sedang kami dalami, kita mintai keterangan, apa motifnya," imbuh Aries.
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tidak melakukan penahanan kepada keduanya. MSY dan RFD akan dikembalikan kepada orang tuanya.
"Namun kita akan panggil orang tua anak tersebut, nanti kita kembalikan. Kita ingatkan kalau ada razia jangan menerobos dan menabrak petugas, karena kami diberi kewenangan oleh UU (melakukan razia)," tandasnya.
Menurutnya, penyekatan yang dilaksanakan di Selo tersebut untuk memastikan bahwa masyarakat yang akan hadir dalam aksi bela Rohingya di Magelang, itu aman.
"Aman dalam perjalanan dan di dalam kegiatannya. Kemudian juga nyaman, baik nyaman di perjalanan dan di dalam kegiatan juga. Penyekatan dilakukan untuk memastikan yang berangkat ke sana itu klir. Tidak membawa barang-barang yang berbahaya, tidak membawa alat peraga yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegiatan keagamaan tersebut," pungkasnya.
Sementara itu MSY mengakui akan mengikuti aksi bela Rohingya di Magelang. "Saya cuma dua orang, bersama satu teman saya," kata MSY di Mapolres Boyolali.
Dia mengaku tidak sengaja menabrak. Saat mengendarai sepeda motor dari arah Boyolali, ia mengaku sudah berjalan kencang dan melihat ada TNI/Polri di jalan.
"Saya kira cegatan. Saya takut ditilang, takut dimarahi lagi karena kemarin baru saja kena tilang. Saya sudah melaju kenceng, saya rem dan belokan ke kanan, ada petugas, saya menabrak," jelasnya.
Mengenai bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid itu, MSY mengaku itu bendera dari TPA yang digunakan sebagai atribut untuk karnaval anak-anak TPA. "Tidak ada maksud apa-apa dari bendera," katanya. (bgs/bgs)
Beginilah faktanya. Kebanyakan peserta aksi demo (nasbungers) cuma ikut karena ingin eksis ikut-ikutan tren yang sedang booming sekarang. Dan seperti halnya sifat dasar nasbung yang kompulsif mindless, polisi aja ditabrak karena ketakutan.
Yang begini kok mau ke Myanmar ngelawan militer rezim sana.