Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Sebagai negara yang multi suku, khazanah budaya di negeri inipun sangat beragam. Kita bisa melihat keberagaman kebudayaan itu dengan menyambangi perkampungan asli atau kampung adat di suatu daerah. Disana, kita akan merasakan secara langsung bagaimana kehidupan masyarakat yang masih menjaga nilai-nilai luhur budaya. Menariknya Indonesia, antar suku punya kebudayaan yang berbeda, bahkan di satu provinsi sekalipun. Inilah yang membuat mengeksplore lebih jauh Indonesia di Perkampungan adat tidak akan membosankan.

Seperti di 10 Kampung Adat Terpopuler yang masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2017 berikut. Budaya baik berupa benda maupun bukan, menjadi magnet yang akan membuat wisatawan terpikat. Apalagi di era media sosial sekarang, pengembangan Kampung Adat sebagai bagian dari atraksi wisata dapat sangat menunjang peningkatan jumlah kunjungan wisata.


1. Desa Ensaid Panjang (Rumah Betang) – Kab. Sintang
Kamu tertarik untuk melihat kehidupan masyarakat Suku Dayak Kalimantan? Satu tempat yang bisa kamu singgahi ialah Desa Ensaid Panjang, di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Jaraknya sekitar 27 km sebelah timur dari pusat kecamatan Kelam Permai, atau sekitar 58 km dari ibukota Kabupaten, dan atau sekitar 478 km dari ibukota Provinsi, Pontianak. Letak desa nya sendiri berada di kawasan hutan yang masih sangat alami sebagaimana kehidupan asli Suku Dayak.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Rumah Betang di Desa Ensaid Panjang. Foto : Anyo Flores via panoramio.com

Mencapai desa ini memang jauh dari Pontianak, butuh sekitar 9-10 jam untuk menuju Kota Sintang. Pontianak ke Sintang sendiri ada Bus dan Travel yang melayani rute tersebut. Selanjutnya dari Sintang dilanjutkan 1-2 jam untuk mencapai desa dengan jalan yang masih tidak begitu baik. Namun mengingat desa ini terus dikembangkan sebagai desa wisata, nampaknya tak lama kondisi aksesnya akan jauh lebih baik.

Di Desa Ensaid Panjang ini, objek yang menjadi perhatian ialah rumah adatnya. Rumah Betang khas Suku Dayak bisa ditemukan di desa berpenghuni sekitar 500 orang ini. Rumah Betang memang memiliki keunikan arsitektur yang patut dibanggakan. Rumah berbentuk panggung tersebut berbentuk memanjang karena diisi tidak hanya satu Kepala Keluarga tapi terdiri atas beberapa bahkan bisa puluhan. Seperti Rumah Betang di Desa Endsaid Panjang ini yang ditempati oleh 88 orang dari 22 keluarga.

Berukuran 118 x 17 meter, Rumah Betang satu ini memiliki tinggi 12 meter. Ya, ciri khas Rumah Betang tua ialah tingginya yang benar-benar tinggi. Hal ini kabarnya selain untuk menghindari serangan hewan buas, juga dulu untuk menghindari serangan musuh. Jadi saat malam hari, tangga untuk menuju rumahpun akan dilepas sehingga tidak ada musuh yang bisa naik.

Rumah Betang sendiri terdiri atas beberapa bagian. Bagian terdepan disebut ruai dimana diruang ini tidak ada sekat sehingga menjadi ruang berkumpul semua penghuni. Sedangkan ruang pribadi masing-masing keluarga berada di bagian kedua sampai keempat.

Jika kamu ingin benar-benar lebih dekat dengan kehidupan warga, kamu bisa menginap di desa ini. Pengurus adat tidak menetapkan tarif khusus bagi wisatawan yang ingin tinggal sehingga kalian bisa mengira-ngira sendiri sesuai keihklasan. Kamu juga bisa membeli buah tangan asli berupa kain tenun yang memang dibuat langsung oleh kaum wanita Dayak disana. Harganya mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah berdasar ukuran.


2. Desa Tanimbar Kei – Kab. Maluku Tenggara
Desa Tanimbar Kei berada di pulau bernama sama yang terletak di Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Desa ini memang terkenal berhasil menjaga kearifan budaya dan sejarah dalam kehidupan sosial mereka. Bahkan keyakinan beragama masyarakatnya juga berbeda-beda dengan mayoritas beragama Hindu, diikuti minoritas agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam, namun semua bisa hidup rukun.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
via pasiarkei.wordpress.com

Salah satu kearifan budaya yang ada di desa ini ialah sistem kepemimpinannya. Desa Tanimbar Kei dipimpin oleh dua raja yang masa kepemimpinannya diganti atau digilir setiap tiap tahun sekali. Gelar raja inipun dipegang oleh dua marga asli keturunan Tanimbar Kei yaitu Sarmaf dan Tabalubun. Peran raja sendiri ialah menyangkut penentuan dan pengaturan lahan garapan di darat dan laut.

Kearifan lainnya juga tampak dari pembagian ruang desa dimana terdiri atas tiga pembagian tempat tinggal yaitu Ohoratan atau Kampung Atas, Tahat atau Kampung bawah, dan Lokasi Dusun Mun. Khusus Kampung atas, lokasi ini sangat disucikan oleh umat Hindu karena memiliki peninggalan sejarah seperti tempat suci, arca, meriam peninggalan belanda, dan lainnya. Karena suci, maka warga dilarang melakukan kebisingan disana, sehingga secara umum yang tinggal disana hanya khusus warga beragama Hindu.


3. Desa Tenganan Pegringsingan – Kab. Karangasem
Mengeksplore Bali dengan cara berbeda bisa kamu lakukan dengan mengunjungi desa adat di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem satu ini. Desa Tenganan Pegringsingan merupakan salah satu dari desa Bali Aga, selain Trunyan dan Sembiran. Bali Aga artinya ialah desa yang masih mempertahankan pola hidup yang mengacu pada aturan tradisional yang diwariskan nenek moyang mereka.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
via dewey.petra.ac.id

Sejarah asal desa ini memang tidak tertulis secara resmi selain dari cerita rakyat yang banyak versi, namun begitu, kearifan budaya yang ada nampaknya sudah bisa mencerminkan betapa desa ini masuk dalam jajaran desa tertua di Bali. Beberapa sistem adat yang masih dipegang tegun masyarakat Desa Tenganan ialah seperti sistem pemerintahan desa, hak tanah, hak sumber daya alam, pendidikan, upacara adat, dan perkimpoian. Dalam hal keseharian, wisatawan dapat melihat langsung kehidupan warga desa yang kental dengan kegiatan gotong royong. Nuansa akrab menjadi hal lazim ditemui.

Namun ada waktu terbaik untuk mengunjungi desa ini yaitu saat ada upacara adat yang biasanya diadakan pada bulan Januari, Februari, Juni, Juli, dan Desember. Satu tradisi unik salah satunya ialah mageret pandan atau perang pandan. Tradisi ini merupakan ritual untuk pemuda desa dimana mereka akan saling menyayat tubuh terkhusus punggung menggunakan duri-duri dari daun pandang. Setelahnya, luka sayatan akan diobati dengan obat tradisional dari bahan umbi-umbian. Obat yang berfungsi seperi antiseptik inipun akan menimbulkan rasa perih hingga akhirnya luka mengering sendiri setelah beberapa hari.

Selain dengan kehidupan sosial, tentu yang paling bisa dirasakan atau tepatnya dilihat langsung ialah dari bangunan-bangunannya. Nuansa Bali di desa ini punya sentuhan yang berbeda dibanding tempat lain. Bangunan memiliki struktur bahan dari mulai batu sungai, batu merah, tanah, dan kayu dengan atap jerami. Tak hanya bangunan rumah warga, balai pertemuan dan pura juga dibangun dengan arsitektur yang mirip.

Namun sayangnya wisatawan tidak bisa menginap di Desa Tenganan. Izin untuk bisa bermalam disana harus melalui pemangku adat namun akan sangat susah didapat apalagi hanya sekedar kunjungan wisata.


4. Desa Wisata Setulang – Kab. Malinau
10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Foto : aan hartono via kompasiana.com

Lebih jauh, cobalah berwisata ke provinsi termuda, Kalimantan Utara. Di sana ada satu desa wisata yang patut menjadi pilihan yaitu bernama Desa Setulang di Kecamatan Malinau Selatan Hilir, Kabupaten Malinau.

Berkunjung ke Desa Setulang akan membawa kita masuk ke kehidupan Suku Kenyah, salah satu bagian dari suku Dayak Kalimantan. Di desa ini juga masih bisa dilihat rumah adat dayak. Menariknya rumah adat ini memiliki detil yang sangat unik dan nyentrik. Satu Rumah adat dengan ukuran terbesar dan terpanjang merupakan Balai adat dan menjadi pusat kegiatan seni. Saat saat tertentu, biasanya memang diadakan pagelaran seni untuk para wisatawan.

Selain bangunan rumah dan kebudayaan, bagian dari Desa Setulang yang sangat mereka banggakan ialah hutan alam nya yang masih asri. Hutan seluas 5.300 hektar itu menjadi bagian dari tanah adat yang dilindungi.


5. Kampung Adat Bena – Kab. Ngada
Tanah flores memang sangat menarik. Selain keindahan alam, flores juga punya kebudayaan yang khas nan menarik. Jika ingin melihat langsung khazanah budaya tersebut, kamu bisa singgah ke Kampung Bena, tepatnya di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada, NTT.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Via wisata.nttprov.go.id

Kampung Bena adalah perkampungan megalitikum. Ya, kampung ini memang sudah sangat tua berusia lebih dari 1.200 tahun, namun masyarakatnya sangat arif menjaga kebudayaan yang diwariskan nenek moyang. Masyarakatnya sangat menjaga alam sekitar bahkan tidak terlihat ekploitasi alam. Terbukti dengan dibiarkannya kontur tanah berbukit yang memang lokasi desa sendiri berada di kaki Gunung Inere. Rumah-rumah mereka yang jumlahya hanya 40 rumah, berbentuk saling melingkar di area berkontur dengan badan kampung berbentuk memanjang dari utara ke selatan. Ditengah-tengah kampung, terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut Bhaga dan Ngadhu.

Untuk menuju desa ini bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat dengan jalan yang sudah beraspal namun berkelok-kelok khas dataran tinggi. Jika dari Kupang, kalian bisa naik Travel tujuan Kota Bajawa. Sampai di Bajawa bisa langsung dilanjutkan dengan naik ojek menuju desa ini sekitar setengah jam perjalanan. Kegiatan wisata sendiri diizinkan dari pukul 8 pagi sampai 5 sore. Tidak ada tiket resmi untuk masuk memang, tapi kamu harus mengisi buku tami dan sebaiknya memberikan donasi seiklhasnya di kotak yang sudah disediakan.

Perlu diperhatikan juga bahwa tidak ada penginapan dan rumah makan di sekitar desa. Biasanya wisatawan yang terpaksa bermalam, akan menginap dan makan di Kota Bajawa. Apalagi untuk Muslim, untuk menjaga kehalalan, bisa membeli makan di Kota Bajawa saja karena ada beberapa rumah makan padang disana.


6. Kampung Terapung Suku Bajo – Kab. Wakatobi
Hal yang menjadi incaran wisatawan ke Wakatobi tentunya ialah alam bawah lautnya. Tapi sekarang cobalah untuk juga melihat kehidupan tradisional asli Suku Bajo di sepanjang pesisir pantau Kepualaun Wakatobi, seperti di Pulau Kaledupa, dan Pulau Wangi-wangi.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
via http://korem143.kodam-wirabuana.mil.id

Perkampungan Suku Bajp ini memang unik karena rumah-rumahnya dibangun diatas laut sehingga nampak terapung. Tentu ini tidak terlepas dari mata pencaharian warga dimana sejak nenek moyang merekapun adalah nelayan yang kehidupannya tak bisa jauh dari laut. Mereka menjadikan laut bak daratan dimana tidak hanya rumah, tetapi jalan penghubung seperti jembatan kayu juga dibuat. Persis seperti sebuah perkampungan darat biasa.

Kampung Suku Bajo di Desa Sama Bahari, Kecamatan Kaledupa misalnya. Disana hiudp sekitar 400 kepala keluarga. Perkampungannya bahkan terpisah dari daratan hingga sekitar 2 km. Dengan luas mencapai 25 hektar, mereka membangun rumah dan jalan dari kayu. Untuk beraktivitas selain dengan melalui jalan atau jembatan kayu, mereka juga biasa menggunakan sampan. Bagaimana dengan listrik? Karena jauh dari darat, mereka menggunakan genset sebagai sumber aliran listriknya. Itupun hanya untuk malam hari.


7. Desa Wisata Kakilangit Mangunan Dlingo – Kab. Bantul
10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Via http://jogja.tribunnews.com

Desa wisata satu ini tengah populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Desa Mangunan Dlingo di Kabupaten Bantul ini memiliki beberapa objek menarik untuk wiasata diantaranya yaitu Watu Lawang, Seribu Batu, Bukit Panguk Kadiwung, Kebun Buah Mangunan, Hutan Pinus, dan Kampung Limasan. Setiap objek punya ciri khasnya sendiri sehingga tidak akan membosankan. Tentunya kampung adatnyalah yamg masuk dalam kategori ini. Di kampung adat ini terdiri atas rumah-rumah tradisional dengan aktivitas kebudayaan warga seperti bermain gamelan.

Kalau kamu mau menginap di desa ini pun bisa lantaran sudah disediakan 20 kamar di beberapa rumah tradisional. Ada juga penginapan komunal berupa satu rumah yang bisa dihuni untuk 40 orang.

Secara khusus memang Desa Mangunan kini dikonsep menjadi desa wisata sehingga hasilnya pun memang sesuai untuk kegiatan wisata. Banyak wisatawan yang sengaja datang karena tertarik oleh tenarnya lokasi desa wisata kaki langit ini di media sosial. Bahkan baru-baru ini, Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama juga dikabarkan berkunjung ke sana, loh dalam lawatan liburannya ke Yogyakarta.


8. Kete Kesu – Kab. Tana Toraja
Tana Toraja memang sudah sangat terkenal sebagai destinasi wisata budaya. Satu desa wisata yang begitu kental dengan kehidupan tradisionalnya itu ialah Kete Kesu yang berada sekitar 5 km di bagian tenggara Rantepao, ibukota Kabupaten Toraja Utara.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Foto : yunanithebest Via flickr.com

Hal menarik dari Kete Kesu tentunya ialah rumah adat Tana Toraja yaitu Rumah Tongkonan. Bentuk arsitekturnya yang unik dan khas menjadikan barisan rumah yang ada sangat menarik perhatian dan cocok untuk diabadikan dalam kamera. Di salah satu rumah tersebut, terdapat museum yang berisi koleksi benda adat kuno Toraja, mulai dari senjata, keramik, kain dari Tiongkok, ukiran, patung, dan termasuk bendera merah putih yang kabarnya merupakan bendera pertama yang dikibarkan di Toraja.

Desa Kete Kesu merupakan kawasan cagar budaya karena selain benda fisik peninggalan budaya, kehidupan warganya juga masih sangat kental dengan nilai-nilai tradisional warisan nenek moyang. Contohnya juga ialah upacara adat seperti ritual pemakaman, upacara memasuki rumah baru, dan ritual lain.

Kamu yang datang juga bisa mengunjungi kuburan adat di sana. Kuburan tersebut ialah berupa peti-peti jasad yang tergantung di tebing. Uniknya, peti-peti itu memiliki beragam bentuk seperti perahu, atau ukiran hewan yang menghiasi dindingnya. Namun sekarang masyarakat Toraja tidak lagi menggantung peti di tebing melainkan dimasukkan ke dalam gua.

Bagi wisaratawan, biaya masuk ke Desa Kete Kesu ialah sebesar Rp 10 ribu saja. Selain menikmati suasana khas tradisional, kamu juga jangan sampai melewatkan membeli buah tangan. Disana ada sederet toko souvenir yang dibuka oleh warga desa.


9. Perkampungan Budaya Betawi – Kota Jakarta Selatan
10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Salah satu rumah adat betawi di Setu Babakan Via Tribunnews.com/Valdy Arief

Suka tidak suka, mau tidak mau, perkembangan zaman membuat nilai-nilai budaya dan termasuk bukti fisik peninggalan budaya terusir bahkan dari rumahnya sendiri. Karenanya perlindungan akan perkampungan adat menjadi mutlak dilakukan. Nah, untuk kamu yang di Jakarta, sebelum jauh mengeksplore ke pelosok negeri, ada baiknya juga mengenali dulu kebudayaan asli Betawi seperti yang ada di Kawasan Pusat Perkempungan Budaya Betawi, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, atau biasa dikenal dengan kawasan Setu Babakan.

Menyambangi perkampungan ini memang seolah membawa wisatawan ke lorong waktu. Hiruk pikuk kemodernan Jakarta seperti tak tampak disini. Nuansa asri dengan rumah-rumah adat menjadi pemandangan umum yang bisa dilihat disetiap sudut. Tak hanya itu, kuliner khas Betawi dan jajanan masa lalu juga bisa ditemui di Kampung Cagar budaya tersebut. Jangan lewatkan pula menyaksikan pagelaran seni yang biasa dilakukan setiap hari Minggu siang.


10. Saribu Rumah Gadang – Koto Baru Sungai Pagu
Menyambangi Sumatera Barat tentu akan menemukan banyak bangunan berarsitektur khas Rumah Gadang. Tapi untuk menemukan perkampungan asli tradisional Minangkabau, kamu bisa mendatangi Nagari Koto Baru, Kabupaten Solok Selatan, sekitar 150 km dari Kota Padang.

10 KAMPUNG ADAT TERPOPULER DI INDONESIA
Via minangtourism.com

Memasuki kawasan kampung, pengunjung sudah akan disambut dengan ratusan rumah adat Minang alias Rumah Gadang di sepanjang jalan kampung. Arsitekturnya yang khas dengan atap bak tanduk kerbau itu membuat pemandangannya sangat cantik. Nuansa klasik juga nampak karena penggunaan kayu untuk bangunannya yang kini sudah terlihat kesan tuanya.

Menariknya lagi, Nagari Koto Baru ini dihuni oleh beragam suku seperti Melayu, Bariang, Durian, Kampai, Tigo Lareh, Panai, Koto Kaciak, dan Sikumbang. Setiap suku tersebut memiliki rumah gadang kaum nya sendiri. Namun meskipun beragam, nyatanya mereka tetap menjaga toleransi yang sudah diajarkan sejak dulu.

Bagi wisatawan yang mau menginap, disana juga sudah disediakan homestay yang dikelola oleh masyarakat. Tentunya homestay nya tak lain tak bukan ialah rumah gadang itu sendiri.

SUMBER
0
7.8K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan