Kaskus

Entertainment

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Ini Lho Gan, Sisi Lain Medsos yang Bisa Beri Informasi, Bisnis, Hiburan dan Ancaman
Ini Lho Gan, Sisi Lain Medsos yang Bisa Beri Informasi, Bisnis, Hiburan dan Ancaman

Ini Lho Gan, Sisi Lain Medsos yang Bisa Beri Informasi, Bisnis, Hiburan dan Ancaman

Kehidupan jaman modern saat ini tidak lepas dari hadirnya beragam media sosial, atau biasa disingkat dengan medsos. Berawal pada 1978, merupakan tonggak terbentuknya sosial media dengan penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan kita untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertama kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971.

Sejak masa itu, medsos berkembang dengan sangat cepat mengikuti permintaan para user hingga menyuguhkan fitur-fitur canggih yang memanjakan penggunanya seperti yang kita saksikan saat ini.

Lantas, apa sebenarnya manfaat dari medsos ini? Benarkah klaim sepihak dari segilintir orang yang menyatakan bahwa lebih banyak mudharat dari medsos ketimbang manfaatnya? Mari kita bahas bersama-sama.

Spoiler for medsos yang menyatukan manusia seolah tanpa jarak:


1. MEDSOS SEBAGAI WAHANA INFORMASI
Dewasa ini, masing-masing providerberlomba-lomba menyajikan fitur dalam konten medsosnya sesuai dengan harapan dan keinginan pengguna. Jika ditelisik, kita akan terkagum-kagum dengan pola pikir pembuat program ini sehingga bisa terlihat sedemikian sempurna. Dengan medsos, ada banyak pilihan informasi yang bisa kita dapatkan semudah menggerakkan jemari.

Apa kita ingin melihat perkembangan dunia luar tanpa harus menginjakkan kaki disana? Cobalah buka medsos favorit gansis. Informasi yang ingin anda temui akan mudah didapatkan. Rasanya tidak perlu repot menyiapkan modal besar sekedar ingin melihat pegunungan Himalaya. Atau indahnya pantai Sanur di Bali. Cukup gerakkan jari anda pada layar smartphone, agan semua akan dibawa seolah-olah mengunjungi daerah indah nan eksotis tersebut. Namun, jangan lupa, siapkan quota gede jika ingin surfing tiada henti. Karena tanpa quota, layaknya kita menunggang kendaraan bermotor tanpa bahan bakar.

Bosan dengan tempat-tempat yang ingin kita kunjungi? Coba alihkan sejenak dengan melakukan reuni bersama teman-teman sekolah dahulu. Entah itu kawan SD, SMP, SMA, teman kampus atau mencoba stalking sang mantan yang nun jauh dimato? Kita akan dengan mudah menemukan dimana mereka berada. Namun, syarat dan ketentuan berlaku. Jika ingin bertemu dengan rekan-rekan bahkan mantan, pastikan dan berdoalah mereka mengunduh aplikasi medsos yang sama. Atau berharap mereka tidak menguncinya dengan menggunakan fitur privacy.

2. MEDIA SOSIAL SEBAGAI LAHAN BISNIS
Berkembang pesatnya medsos, melahirkan pola pikir para pebisnis dari yang tradisional ke yang lebih modern. Ketika medsos belum booming seperti sekarang, setiap orang yang berniat membuka bisnis jual beli, seakan-akan diribetkan dengan hal yang memerlukan modal besar. Seperti misalnya, menyediakan lahan dengan ukuran tertentu. Namun, seiring menjamurnya medsos dalam kurun waktu yang cukup spektakuler, para pedagang bisa memanfaatkan alat ini sebagai ajang promo. Pastinya agan dan sista kerap menemukan iklan, baik iklan yang di buat oleh individu, atau di jalankan oleh sistem yang telah terprogram. Bukankah KASKUS kita yang tercinta juga menjadi bagian dari hal tersebut?

3. MEDSOS SEBAGAI SARANA MENCARI HIBURAN
Sudah merupakan sifat alamiah bila manusia cenderung menyukai hiburan. Berbagai alasan logis kerap dipaparkan demi sebuah hiburan. Entah karena telah merasa penat dengan rutinitas, carut marutnya masalah pribadi hingga menganggap bahwa hiburan merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang wajib dilakukan selain kebutuhan primer.
Medsos, yang hadir dengan variasi menu sekarang ini, cukup ampuh memenuhi hasrat manusia akan hiburan. Tidak hanya sekedar tertawa gokil melihat sebuah status yang ditulis oleh kawan dengan kekonyolannya, maka melalui medsos kita juga menemukan hiburan seperti menonton film yang kebetulan di sharing oleh komunitas di medsos. Atau ingin tertawa dengan membaca cerita humor? Gansis akan dengan sangat mudah menemukannya.

Bukankah sebuah hiburan dan pencerahan dari medsos membuat kita menyadari bahwa masuk surga cukup klik "like" sambil nulis komen?

4. MEDSOS SEBAGAI BENTUK ANCAMAN
Pengguna medsos terdiri dari berbagai macam golongan. Entitas ini, meski didominasi kaum remaja, namun orang-orang tua pun tak mau ketinggalan menggunakan medsos. Terlepas dari alasan apapun, mereka ingin juga dianggap manusia kekinian. Atau enggan disebut sebagai orang gaptek.
Selain sebagai sarana mencari informasi, pendukung dalam menjalankan bisnis, perilaku pengguna medsos juga terbukti bisa memberikan ancaman terhadap suatu tatanan masyarakat yang mungkin saja sudah tertata sedemikian baik.

Mari kita bahas kasus terkait ancaman dari medsos yang bersumber dari berita teraktual.
Masih hangat dalam benak saat pengguna medsos, sebut saja namanya "don fredo", remaja yang masih berstatus pelajar yang tercyduk gara-gara melakukan posting tidak pada tempatnya.

Bermula dari ketidaksukaan terhadap pemerintah, maka ditantanglah segenap orang penting dinegeri ini. Diksi kalimat tak pantas dikonsumsi khalayak, terutama anak dibawah umur, mengiringi dalam tiap postingannya. Tentu saja, kritik itu sah dan diatur dalam Undang-undang. Namun, alangkah baiknya, karena tiap manusia dianugerahi akal, pikiran dan rasa, seharusnya mempertimbangkan segala konsekuensi yang bakal timbul akibat perbuatan yang dilakukan. Jika tak ingin dicubit, ada baiknya belajar bersabar dan tidak mulai mencubit. Hukum kausalitas, meski tak berbalas dalam tempo sesingkat-singkatnya,tapi yakinlah akan kembali kepada diri kita. Dan pastinya, kita akan menuai apa yang kita semai.

Belum lagi selesai gaungnya, publik digemparkan pula oleh kasus "saracen". Komplotan yang bertugas menyebar berita kadang tak sesuai dengan fakta ini, sukses membuat dikotomi lagi. Padahal, pertentangan sudah dimulai sejak pilpres tahun 2014. Kembali beberapa tersangka tercyduk dan mesti berurusan dengan aparat.

Baiklah, jika pada kasus pertama pelakunya adalah seorang remaja, yang berdasarkan analisa pakar psikolog, bernama Vera Itabiliana, bahwa ada kecendrungan ketidak stabilan antara rasio dan emosi, mungkin saja ada "sedikit" pemakluman. Biasalah, nakalnya anak muda. Kira-kira begitu anggapan orang. Akan tetapi bagaiman berita hoax datangnya dari orang "terpelajar" sekaligus "intelek"? Apakah ada sebuah pemakluman?

Bahkan saat negara jiran sedang dilanda kerusuhan, dimana banyak orang mencoba mem framing nya dengan atribut keagamaan? Jelas, ini akan jadi preseden buruk. Bahkan sangat buruk sekali. Orang awam akan merasa tidak memiliki beban moral saat melakukan hal yang sama. Kok bisa? Iya dong. Mereka akan dengan gamblangnya men counter orang-orang yang berada dalam koridor oposisi. Mungkin alasannya akan begini : "Wajar dong gue ikutan nyebar hoax. Yang orang penting dan smart aja nyebarin tanpa tabayyun". Nah kan...

Bagi masyarakat awam, istilah cover both side mungkin tidaklah familiar. Dan mungkin tidak dianggap penting seperti halnya jerawat yang tumbuh satu dimuka. Kecuali bagi kaum perempuan. Jerawat bagi mereka adalah masalah besar. Namun, masuk akal kah sekelas "dia", yang namanya tak boleh disebut, tidak memahami istilah penting dalam jurnalistik tersebut? Tentu saja beliau paham. Tapi mengapa tidak mengindahkan? Coba kita tanya pada rumput yang bergoyang.

Ajaibnya, meski sudah banyak yang harus berurusan dengan hukum gara-gara medsos, tampaknya tidak dijadikan sebagai pelajaran. Apa mungkin mereka tidak melihat atau membaca berita? Apa iya sisa quota yang mereka punya khusus memposting content sampah tak berguna?

Cobalah melakukan cross check pada tiap postingan yang tersebar, atau jika kita sebagai pembuat postingan. Agar kita tidak terjebak dalam pusaran seperti orang-orang yang gemar membuat berita palsu. Atau jangan-jangan dari situlah mereka mencari makan?

Dunia maya pada dasarnya nyaris sama seperti dunia nyata. Meski terlihat seolah tak bertepi, namun ada batasan yang suatu saat akan membawa kita pada sebuah muara. Bila kakek nenek jaman dulu memberi nasehat bahwa "mulutmu adalah harimau mu", sekarang ini sudah ada pergeseran mahzab. Jarimu adalah sumber malapetaka mu.

Medsos hanya sebuah tools. Ibarat sebuah silet, dia hanya tajam jika sudah digerakkan. Namun jika dibiarkan diam pasif, silet tidak bisa melakukan apapun. Kita bisa menggunakan silet untuk mencukur kumis bagi kaum lelaki, atau merapikan rambut ketiak buat para ladies. Bisa pula dipakai merobek jok tempat duduk sepeda motor milik mantan pas lagi diparkiran. Atau membantu menyayat kantung saku paling belakang untuk mencopet dompet.

Gunakan medsos secara bijak. Apalagi dibaca oleh orang banyak. Jika kita bisa memilah content apa yang di share, pastikan kita sudah melakukan validasi data dari berbagai sumber.
Jika kita mampu melakukannya, niscaya akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari mudharatnya....

Dan ingat, perangkat yang kita gunakan dijuluki smartphone. Kita akan jadi orang pandir jika yang smart hanya phone nya. Lalu, tipe macam apakah kita?


©Skydavee...


sumber: pemikiran sendiri
referensi
Diubah oleh skydavee 16-09-2017 06:03
0
5.9K
93
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan